Happy reading ❤
Setelah menyapa,dan menyampaikan betapa rindunya mereka Meta dan Doni pamit kembali.
Mereka meninggal kan ke empat putra mereka yang masih betah menatapi,makam Liliana dan Laluna.
"Hai de,lo inget gue kan,gua Elang,abang ketiga lo yang paling ganteng " ucap elang di serai kekehan pelan
Bukan nya terlihat senang dengan kekehan itu malah membuat nya terlihat menyedih kan
"Gue udah bangun perusahaan sendiri,coba aja kalian masi di sini ,kalian boleh deh minta jajan sama gue" ucap elang
"Gua ngak bakalan pelit kaya bang Afgan ko"ucap nya
Afgan meririk nya sekilas.
"Gue sayang kalian berdua semoga kalian tenang dan bahagia di sana ya" ucap Elang yang tak bisa menyembunyikan suara bergetar nya
Lalu ia berdiri meninggal kan makam kedua daik nya itu, memilih untuk menunggu di sebuaybsaung yang ada di pemakaman itu.
Rafi mengusap nisan kedua adik nya
"Gua rafi,abang kalian yang paling bobrok,ye kan,kan gue suka bikin kalian ketawa,gua seneng pernah menjadi salah satu alasan kalian untuk tertawa terutama untuk lo li."ucap Rafi
"Tapi,tawa yang di ciptain gue ngak sebanyak air mata yang udah keluar dari mata indah lo karna gue" sambung nya nada nya, kini di setiap kata yang di keluar kan mulut nya terselip akan penyesalan penyesalan yang hinggap di dada nya.
"Maafin gue yang belum bisa jadi abang yang baik buat kalian,semoga kita bisa ketemu lagi di alam yang berbeda di sana" ucap rafi
"Siapa tau kan , gue masuk neraka karna sering buat ade gua nangis gitu." Sambung nya dengan kekehan pelan
Tapi tangan nya mengusap matanya
Lalu ia berdiri menatap makam kedua adik nya lalu menghembuskan nafas pelan
Menghalau ratusan air mata yang siap turun dari mata nya.
Ia berjalan keluar pemakaman duduk di sebuah saung di pemakaman itu bersama Elang.
Kini rafa menatap kedua nisan di hadapan nya
" abang sayang kalian" ucap nya lalu pergi menyusul Elang dan Rafi
Banyak kalimat yang ingin di ucap kan nya,banyak kata yang ingin ia ungkap kan pada liliana,banyak rindu yang ingin ia sampaikan,banyak penyesalan yang ingin ia ungkap kan.
Namun semua itu hanya bisa tersimpan dalam diri nya sendiri
Ia tak bisa seperti Elang dan Rafi yang bisa langsung mengungkap kan perasaan nya.
Memang pada dasar nya ia tak pandai dalam berucap atau pun berkata kata
Kini tersisan Afgan yang masih mengelus nisan Liliana
"Mungkin kamu bosen denger setiap abang ke sini abang selalu minta maaf" ucap Afgan
"Maaf karta telah menjadi abang yang buruk untuk adik dan gadis sebaik kamu" ucap Afgan
"Kamu tau lili?seberapa banyak pun abang mengucap kan maaf,tapi rasa nya itu tak pernah cukup untuk mengobati seluruh luka atas ucapan dan atas tamparan yang pernah abang lakukan ke kamu." sambung nya
" abang menyesal,setelah tiga tahun kamu pergi,kini rumah begitu dingin setelah kehilangan princess nya" ucap Afgan
" abang rindu kamu boleh? Kini rasa rindu muncul tanpa ada pertemuan"
"Abang rindu wangi vanila dari kamu,abang rindu berbicara dengan kamu"
"Seandai nya sebelum kamu pergi hubungan kita masih baik baik saja tanpa ada kesalahan,mungkin abang ngak akan semenyesal ini"
" abang sayang kalian."
"Jaga adik kamu ya laluna,karna kami di sini hanya menyakitinya,kini kamu yang ada di dunia yang sama dengan nya , yang seharus nya menjaga nya"ucap afgan
Lalu ia bangkit berjalaan menuju mobil nya di ikuti oleh ke tiga adik nya
Kini mereka telah menyampaikan rasa yang mereka simpan masing masing
Masih ada hari hari selanjut nya untuk mengungkap kann apa yang mereka rasakan,untuk hari ini mungkin cukup.
Selamat jalan liliana. Semoga kau selalu di berkahi kebahagia an di alaam sana.
Sabar tinggal beberapa part lagi ada kejutan koooo!!!!
Vote dan komen nya jangan lupa!
Folow akun ku juga!
KAMU SEDANG MEMBACA
Hilang
Novela Juvenil[ bebepara part di private,folow akun aku! ] ( squel dari liliana ) Dia yang kehilangan sinar nya Seperti Romeo yang kehilangan Julietnya Seperti Raja yang kehilangan Ratunya Seperti Alpha yang kehilangan lunanya Dia begitu dingin setelah kehilan...