bgn:9( teman teman )

4K 392 67
                                    

Happy reading ❤












Vano masih membeku di tempat nya.

Ana? Batin nya

Dia mentap punggung mungil yang kian semakin menjauh

Kesadaran nya langsung kembali

ANA!! batin nya berteriak

Ia langsung berlari mengejar Liliana yang kini sudah jauh di depan nya.

Kaki mungil Liliana membawa mereka ke taman belakang

Liliana menghentikan larinya,menatap tembok di depan nya dengan putus asa.

Ia menoleh dan vano semakin dekat dengan nya

Saat ia ingin berlari memasuki sebuah rungan namun tangan nya  keburu di tarik

Hingga tubuh nya menabrak dada bidang seseorang.

Harum nya masih sama,dekapan nya masih sama terasa hangat dan menenang kan.

"Ana?ana?ana?" Gunam Vano sambil memeluk erat Liliana

"Tuhan,jika ini mimpi tolong jangan bangun kan aku"gunam Vano yang masih terdengar jelas oleh Liliana

Nafas Vano memburu pelukan nya  sangat erat,menyalur kan rindu,yang lama terpemdam.

Menyalurkan persaan bersalah dan segala penyesala yang ia rasakan selama tiga tahun ini.

Tubuh nya pun bergetar,seakan menahan tangis yang akan keluar.

Liliana mersakan nya,rasa hangat memenuhi dada nya,membuktikan bahwa dirinya bahagia akan pelukann hangat yang ia rindukan  ini.

Lilianaa tak bisa membohongi bahwa dirinya juga merindukan Lelaki yang sedang memeluk nya saat ini.

Liliana merasakan pundak nya basah,Vano menagis.

Tanpa bisa ditahan Liliana pun ikut menagis

Perasan kedua nya bercampur aduk,membuaat mereka tak bisa menjelas kan apa yang mereka rasakan.

Perlahan tangan Liliana  terangkat membalas pelukan Vano, tangis nya kian mengkuat bahkan tangan nya, kini sudah mencengkaram baju Vano.

Seakan menyalur kan semua kekecewaan,kesedihan,kemarahan,dan kerindun yang tercampur aduk menjadi satu.

Vano yang mendengar Liliana menangis  pun langsung menegakan badan nya,menyandar kan kepala Liliana pada dada nya.

Membiar kann perempuan itu menangis dengan nyaman.

Membiar kan perempuan itu menyalur  kan apa di rasakan oleh nya.

Tangan nya tak berhenti mengusap surai Liliana

Semua terasa begitu nyata untuk Vano, dan sebenar nya ia masih bingung ini  nyata, atau hanya Mimpi saja.

Setelah beberapa menit, tangis Liliana mereda.

Ia mendongkak menatap Vano begitu pun Vano. Yang kembali menatap wajah gadisnya.

"Ini nyata" tanya Vano agak terbata

Liliana memberikan senyum tipis nya,senyum nya menular pada Vano

"Aw" pekik Vano karna Liliana mencubit pinggang nya

" nyata" setelah mengucap kan itu Vano langsung memeluk Liliana

Mengecup puncak kepala gadis  nya itu berkali kali

Setelah puas berpelukann kedua nya memilih duduk di bangku taman

Liliana pun sudah tak memperdulikan jika ia tertinggal di kelas

Kini hanya rasa rindu,yang ingin ia salurkan pada lelaki yang sangat di cintai nya ini.

"Ana? Bagaimana kamu ada di sini" tanya vano

"Bukan kah-" Vano tak bisa menlanjutkan kata kata nya.

Vano melihat Liliana malah tersenyum menatap nya

"Selama ini-"

Liliana menjelas kan semua nya,dari ia yang koma,hingga pengobatan yang ia jalani,dan ahir nya ia sembuh satu tahun terahir ini

Tak lupa menjelas kan bahwa yang merawat dan menyembunyikan nya selama ini adalah dokter Tian

Diam diam Vano mengepal kan tangan nya,ia emosi dan sangat marah pada Dokter Tian

Mengapa ia harus menyembunyikan Liliana.

Setelah menjelas kan semua nya secara detail Liliana menyandar kan bahu nya pada Vano

"Jangan marah pada dokter Tian,karna mau bagaimana pun dia yang menyelamat kan aku dan merawat aku selama tiga tahun ini"ucap Liliana

Vano mengusap surai Liliana tanpa membalas perkataan dari gadis itu

" aku rindu" Ucap Liliana pelan

Namun Vano masih bisa mendengarnya,Vano tersenyum, ia pun sangat merindukan gadis nya ini.


Hingga tiba tiba 
















" di cariin ternyata ada di sini" celetuk seseorang

Saat Vano dan Liliana menoleh di belakang mereka sudah ada Dira, Iqbal Steven ,Nisa,Varel Mita dan Jastin serta Dinda.

Mereka membalakan matanya,kecuali Dira tentu saja

Mereka semua menatap Liliana dengan pandangan tak percaya dan terkejut bahkan di sertai tatapan takut

Mereka mengira bahwa itu adalah arwah dari Liliana.

" anjirrr itu siapa?" Teriak Steven

"Jangan bilang cuman gue yang bisa ngeliat diaaaaa" sambung nya sambil menunjuk ke arah Liliana.

















Vote dan komen jangan lupa!
Folow akun author!

Hilang Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang