Happy reading ❤
Rafi sedang duduk di ruang keluarga seorang diri,menonton televisi yang saat ini sedang menampilkan kartun doraenon.
Matanya menadang televisi namun pikiran nya melayang kemana mana.
Jam menunjukan pukul 10 pagi
" ayo bang,rafa mana udah rapih belum?" Tanya sang bunda yang sudah memakai pakaian serba hitam serta selendang yang menutupi kepala nya
Rafi menoleh menatap bunda nya
"Ngak tau bun" ucap rafiEntah mengapa suasana rumah ini terasa dingin semenjak princess mereka pergi
Rafi yang humoris entah pergi kemana,kini hanya rafi yang pendiam dan murung yang tertinggal
Seakan jiwa nya ikut pergi bersama kepergian liliana
Semenjak itu semua nya telah berubah,rumah yang begitu hangat kini terasa begitu dingin.
Tiba tiba suara langkah kaki dari tangga membuat kedua manusia berbeda kelamin itu menoleh.
Afgan,Elang,Rafa dan Doni turun beraamaan mereka kompak mengenakan kemeja berwarna hitam.
"Ayo,nanti keburu siang panas" ucap menta mengintruksi mereka semua
Mereka berjalan menuju garasi afgan mulai memasuki mobil nya di ikuti elang Rafa dan Rafi
Sedang kan Meta dan Doni menaiki mobil mereka sendiri
Mereka menjalan kan mobil nya dengan kecepatan sedang
Weekend cukup ramai membuat mereka membutuh kan waktu tiga puluh menit untuk sampai pada TPU.
mereka memarkir kan mobil lalu langsung berjalan menuju makam dua orang princess kesaayangan mereka.
Berjongkok di depan dua gundukan gadis kesayangan mereka.
Kini doni mengangkat tangan nya memimpin doa untuk kedua putri yang sudah tak lagi se-alam dengan nya
Setelah menyelesai kan doa sura doni menyapa kelima orang di sana
"Hay,putri putri ayah" ucap doni
Mata nya memandang sendu,kedua nisan yang kini saling bergantian ia usap.
" halo princess-princess nya bunda " ucap meta dengan mata yang mulai berkaca kaca di sertai dengan suara yang bergetar.
Di sana Afgan,Elang,Rafa,dan Rafi tahu bahwa kedua orang tua mereka masih di liputi kesedihan atas perginya putri mereka.
Terutama sejak perginya gadis kecil yang mereka sia sia kan keberadaan nya.Liliana siapa lagi gadis mungil yang memiliki suara lembut dan kebaikan hati yang tiada tanding.
Jika mengingat bagaimana prilaku mereka sebelum gadis itu meninggal kan dunia ini membuat mereka merasakan penyesalan yang sangat dalam.
Penyesalan menghantui mereka,apalagi pada tangan tangan yang pernah melayang pada gadis kecil itu
Doni dan Afgan begitu merasa menyesal dengan apa yang telah mereka lakukan
Setelah tiga tahun berlalu,Doni dan Afgan lebih sibuk mengerjakan pekerjaan mereka di kantor,dengan pulang larut malam setidak nya itu bisa mengalih kan rasa menyesal,rasa sedih,dan rasa marah menjadi satu.
Meta merasakan rumah nya semakin dingin, tak ada satupun anak lelaki nya yang menunjukan kedekatan mereka dengan seorang gadis.
Tak ada gadis yang bisa menghancur kan benteng benteng yang mereka bangun
Hidup mereka kini terasa monoton,Rafa dan Rafi hanya sesekali datang ke rumah, karna mereka kini sedamg kuliah di JOGJA, melanjut kan pendidikan mereka dengan serius.
Elang sudah berhasil membuat perusahaan nya sendiri,yang lebih fokus pada bidang otomotif.
Keluarga mereka semakin kaya,dan semakin dingin secara bersamaan.
Mereka membuktikan bukan kekayaan yang membuat mereka bahagia,tapi kebahagian lah yang membuat mereka bahagia.
Jika bahagia bisa di beli oleh uang mereka pasti sudah membeli nya.
Mereka juga membuktikan bahwa bahagia itu tak bisa di beli.
Hidup memang membutuh kan uang,tapi uang tak bisa membeli segala nya.
Jika uang bisa membeli kehidupan sudah sejak lama mereka menghidup kan kembali liliana
Jika uang bisa membeli kebahagiaan,maka sudah sejak lama mereka bahagia,karna mereka bergelimang harta.
Namun tidak! Tidak semua bisa si beli dengan uang.
Sampai beberapa part kedepan memang membahas penyesalan mereka,tapi nanti bakal ada kejutan nya loh!.
Mungkin ngak sesuai sama permintaan kalian,karna aku bakal bikin ahir cerita ini membekas,seperti cerita Liliana.
Nantikan selalu ceritaku ❤

KAMU SEDANG MEMBACA
Hilang
Teen Fiction[ bebepara part di private,folow akun aku! ] ( squel dari liliana ) Dia yang kehilangan sinar nya Seperti Romeo yang kehilangan Julietnya Seperti Raja yang kehilangan Ratunya Seperti Alpha yang kehilangan lunanya Dia begitu dingin setelah kehilan...