24. Ketemu

707 90 19
                                    

24. Ketemu



***



Mobil merah menyala berhenti tepat di depan Elina yang masih berdiri di depan lobi menunggu seseorang. Kaca mobil terbuka, menampakkan Daniel dengan rautnya yang serius.

Elina segera melangkah dan masuk ke dalam mobil. Kali ini tak ada Arisha di dalam. Mungkinkah dia berada di mobil yang sama dengan Mirza? Mirza jelas tak akan berada di sini karena mobil ini hanya muat untuk dua orang saja.

Daniel menyetir dengan agak cepat namun masih santai. Tak terlalu ngebut dan tak terlalu lambat.

Bersama Daniel, Elina merasa berbeda. Dia tak perlu memusingkan rambutnya yang terkena angin karena kap mobil tak dibuka. Dia juga masih merasa canggung dengan pemuda bergigi kelinci di sampingnya yang tengah fokus menyetir karena kejadian saat istirahat tadi siang.

Mobil berhenti tepat di depan sebuah rumah yang besar. Elina bahkan harus menahan diri agar tak menatap takjub bangunan megah di depannya dengan mulut terbuka.

Dia melangkah saja mengikuti Daniel dengan tatapan yang masih melihat ke sekeliling

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dia melangkah saja mengikuti Daniel dengan tatapan yang masih melihat ke sekeliling. Rumah ini bergaya klasik, seperti rumah minimalis kebanyakan namun ini lebih besar. Tak ada banyak barang yang tersimpan. Hanya sebuah pigura besar berisi lukisan sebuah keluarga yang tengah berpiknik di bawah pohon rindang. Terlihat hangat.

"Lo mau ikut masuk?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lo mau ikut masuk?"

Elina menoleh bingung pada Daniel.

"Gue mau mandi dulu, lo mau ikutan?" Daniel memperjelasnya.
Elina menggeleng pelan. Meski dalam hatinya terus merutuk karena terlalu memperhatikan sekitar sampai tak mengetahui kalau Daniel akan berhenti di depan kamarnya.

"Tunggu di bawah aja, di tempat pigura besar tadi."

Pintu tertutup. Tak memberikan akses sedikitpun pada Elina untuk mengintip ke dalam. Menghembuskan napas pelan, ia berjalan menuruni anak tangga menuju tempat yang Daniel maksud.

Menunggu di sebuah ruangan dengan lukisan besar yang terpajang di atas perapian dengan ditemani biskuit dan susu hangat. Itu yang dilakukan Elina sekarang. Matanya terus berkeliling melihat-lihat ke setiap sudut.

Wings ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang