Epilog

1.1K 101 13
                                    

Epilog

***

Dalam hidup ini kita tak bisa selalu mendapatkan akhir yang sempurna, jadi bersyukurlah atas apa yang kamu miliki saat ini. Perbaiki kesalahan di masa lalu dan belajarlah untuk hidup sekarang.

--------

Elina melangkah memasuki lobi pada hari Senin setelah liburan panjang akhir tahun sekaligus akhir semester kemarin. Good bye 2020, selamat datang 2021. Dia kini sudah terbiasa dengan hantu yang menatapnya. Tak lagi histeris dan ketakutan seperti saat pertama kali.

Ia berjalan dengan riang di sepanjang koridor. Senyum manis terlukis di wajahnya. Sesekali gadis berseragam putih abu-abu yang terbalut jas biru tua itu menyapa beberapa hantu yang tampak ramah. Terutama Feri yang sedang bermain sendirian di taman yang baru saja dia lewati.

"Pagi, Nek," sapa Elina pada nenek tua yang selalu berdiri di dekat tangga.

Nenek itu mengangguk, memberikan senyumnya pada Elina. Raut wajahnya tampak keriput dan berucap dengan lemah, "Pagi juga. Kamu semangat sekali, ya."

"Tentu dong. Semester baru adalah awal yang baru, jadi harus semangat buat mengawali hal-hal yang akan segera datang." Elina mengedipkan satu matanya kemudian berpamitan untuk naik menuju kelasnya.

Sepatu Converse hitam putihnya menapaki lantai, menimbulkan bunyi berdecit yang membuat telinga ngilu. Rambut panjangnya berkibar saat sedang berlari menaiki tangga penuh semangat.

Tangannya bergerak membuka kenop pintu kelas yang masih tertutup

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tangannya bergerak membuka kenop pintu kelas yang masih tertutup. Kali ini berbeda. Pemandangan pertama yang menyambut indra penglihatannya adalah ruangan bernuansa hijau tosca yang masih sepi. Meja, kursi, dan lainnya tetap rapi seperti sebelum mereka diliburkan.

Dia adalah orang pertama yang berhasil sampai di kelas pagi ini. Kalau saat kenaikan dulu sudah ada Lia dan Joe, maka kini dia sendirian. Elina mendekati hantu berpakaian hitam yang berdiri di dekat pintu. Kini tubuhnya terlihat baik-baik saja tak seperti sebelumnya yang menyeramkan.

"Pagi," sapanya riang. Setelah mengobrol sebentar dengannya Elina menaruh tas ke atas meja. Mengeluarkan headset dan memasangkannya di telinga. Mendengarkan lagu merupakan salah satu kegiatan favoritnya. Selain karena dia bisa mengabaikan hantu, dengan mendengarkan lagu Elina bisa membunuh waktu yang terasa sangat lambat dan membosankan.

"Pagi, El," sapa Lia yang baru memasuki kelas. Dia langsung menuju kursinya dan mengeluarkan laptop putihnya seperti biasa. Terkadang Elina heran, bagaimana bisa Lia yang selalu menonton film mendapatkan peringkat pertama di kelas.

"Pagi!" Joe berteriak saat datang. Bergerak memutar tubuhnya seperti penari balet kemudian dengan setengah melompat menuju kursinya untuk meletakkan tasnya. Setelahnya dia pergi ke dekat jendela untuk mengambil foto.

Wings ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang