11. Jujur
***
Jujur dong, kalian baca cerita ini jam berapa :p
--------
Elina terperanjat kaget. Menelan ludah gugup, ia mendongakkan kepala. Salah kata sedikit rahasianya akan terbongkar.
Elina mencoba memasang ekspresi bingung meski terlihat aneh. "Maksud kakak apa?"
"Lo bisa ngeliat hantu, kan?" Mirza mengulangi pertanyaannya.
Lalu Elina tertawa dengan keras yang terdengar kaku. "Jelas enggak lah, Kak. Aku aja takut sama hantu, jadi mana mungkin aku bisa ngeliat mereka. Serem, ih."
Mirza masih memandang Elina lekat. "Jujur aja, El."
Well, dia siapa? Pertanyaan itu seketika terlintas dalam benak Elina. Kenapa juga dia harus jujur padanya tentang kemampuan langka yang dia milik? Ingin rasanya Elina tertawa dalam hati karena baru mengakui kalau kemampuan yang baru ia miliki beberapa hari lalu merupakan spesial.
Elina memasang senyum tipis andalannya lalu menggeleng.
Mirza bersandar pada pilar di sisinya. "Tadi gue ngeliat lo ngomong sendiri pas di kelas padahal kelas lo sepi. Terus, lo ngomong sama siapa?"
Elina langsung mengumpat dalam hati. Nilai bahasa Indonesia miliknya jelek, jika mengarang bebas pasti Mirza akan tahu.
"Eum … aku lagi latihan akting, siapa tau bisa jadi lawan main kak Mirza nanti kalo kakak mau jadi aktor."
Mirza mengangkat satu alisnya, agak mencondongkan tubuhnya. Menatap Elina curiga. "Lo gak pinter bohong."
Bahu Elina melemas. Rasanya dia ingin segera menghilang dari sini. Ia butuh pintu kemana saja milik Doraemon sekarang!
"Oke. Aku emang bisa ngeliat hantu. Jadi udah, kan?" Elina menatap Mirza di depannya dengan serius. Dalam jarak sedekat ini, Elina bisa mencium aroma mint kakak kelasnya. Ia menggelengkan kepalanya pelan, mencoba kembali fokus.
Mirza membelalakkan matanya. Tubuhnya jadi kaku. "Jadi, lo bisa ngeliat hantu?" tanyanya tak percaya.
Elina hanya mengangguk. Bibirnya terkatup rapat apalagi saat matanya menangkap sosok itu kembali berdiri di belakang Mirza. Mendadak keringat dingin membasahi punggungnya.
"Astaga Elina! Jadi lo bisa ngeliat hantu?!" Mirza berteriak heboh.
Elina tersadar dari lamunan, ia langsung panik. Bagaimana jika siswa lain mendengarnya. Tanpa pikir panjang Elina berjinjit, segera membekap mulut Mirza agar ia diam.
"Ssttt … Kak diem jangan keras-keras," bisik Elina memeringatkan.
Mirza mengangguk cepat. Tangannya menunjuk mulutnya yang tengah dibekap Elina.
Elina yang tersadar segera melepaskan bekapan tangannya. Astaga itu tadi sangat memalukan!
"So–sorry Kak, refleks."
Mirza tersenyum. "Gak apa, kok. Santai aja, gue bukan adik gue yang gila kebersihan," ia melihat jam tangannya sekilas lalu kembali menatap Elina, "bentar lagi bel masuk. Lo balik sendiri, ya?"
"Kak Mirza, tunggu!"
Mirza membalikkan badannya, menatap Elina dengan alis berkerut.
"Kakak abis dari mana? Ada yang ngikutin soalnya," bisik Elina pelan sambil menunjuk sosok yang terus mengikuti di belakang Mirza.
***
Iya tau gambarnya aneh T_T
Puyeng tau bikinnya hiks :( gaada referensi gitu jadinya ya gitu deh aneh:(
MANA YANG COWOK MIRIP MOONBIN HAD3H (つㅅ・')・゜ceweknya bahkan gaada mirip samsek
Yaudahlah itu aja (っω;。)
Quiriezt
KAMU SEDANG MEMBACA
Wings ✓
Teen Fiction❝Aku suka sama Kakak!❞ Elina takut hantu. Tapi gara-gara pelajaran olahraga dia jadi bisa ngelihat mereka. Masalahnya Elina suka sama kakak kelas. Dan gara-gara kemampuannya itu dia jadi tahu fakta tentang kakak kelas yang disukainya. Ig : @quiriezt...