4. Pengganggu

1.8K 241 127
                                    

4. Pengganggu

***

Jam berapa kalian baca bab ini???

Jangan lupa sarapan ya, karena baca juga butuh tenaga heheh:3


--------

Elina berakhir makan bersama Mirza. Tanpa ada Chantika, tanpa ada temannya Mirza tadi. Hanya berdua. Beruntung tadi Mirza yang memesan, jadi Elina tak perlu merasa khawatir karena banyaknya hantu di sana.

"Oh iya, gue belum tau nama lo." Suara Mirza memecahkan keheningan di meja yang hanya diisi dua orang itu.

Elina mendongak. "Aku Elina," jawabnya kalem.

Mirza mengangguk-anggukkan kepalanya, tangannya bergerak mengambil mie dan menyuapkannya ke mulut. Elina hanya bisa meliriknya sedikit, takut ketahuan.

"Lo kelas berapa?"

"Sebelas Mipa empat."

"Kalo gue dua belas ips 1," sahut Mirza tanpa menatap Elina.

"Ah..." Elina bingung ingin merespons bagaimana, padahal di pertemuan sebelumnya Mirza sudah mengatakannya. Suasananya terlalu canggung untuknya. Sampai matanya tak sengaja menatap sesuatu di belakang Mirza, matanya membelalak.

"El? Lo kenapa?" Mirza menatap Elina yang pucat, matanya mengikuti arah pandang cewek di depannya itu. Tak ada siapapun di belakangnya kecuali siswa lain yang sibuk dengan makanan. Mirza kembali menghadap Elina, menggerak-gerakkan tangannya di depan wajah.

Elina mengerjap. "Ah, iya, kak?" tanyanya linglung.

"Lo kenapa? Gue tanya dari tadi malah gak nyahut."

"Ah, itu, gak apa-apa kok." Elina terpaksa berbohong. Tak ada yang percaya padanya kalau dia bisa melihat sesuatu yang lain selain anak kelasnya. Bahkan keluarganya semalam menganggapnya aneh karena itu.

Elina menyunggingkan senyum tipis. "Aku gak apa-apa," ulangnya kemudian menyendok sesuap nasi. Menghindari tatapan Mirza.

"Emangnya ada apaan, sih?" tanya Mirza. Dia sangat ingin tahu apa yang sedang dilihat Elina tadi. Sayangnya Elina menggeleng, tak mau memberi tahu. Menghembuskan napas panjang, Mirza melanjutkan makannya dengan agak kecewa.

"WOI!"

Elina terlonjak kaget, begitu pula dengan Mirza di depannya. Seorang perempuan manis sedang menatap Elina garang.

"Gue cariin dari tadi taunya asik berduaan disini, gak asik banget lo main tinggal gitu aja." Chantika mengomel, kedua tangannya berada di pinggang dengan bibir mengerucut kesal.

Elina jadi berdiri, balas menatap Chantika tajam. "Siapa tadi yang main tinggalin gue gitu aja? Lo langsung pergi tadi, gue jadi bingung mau ngapain," balasnya kesal.

Mirza masih diam di kursinya. Menatap dua perempuan yang sedang adu mulut di depannya.

Chantika terkekeh, melangkah mendekat dan mencubit pipi Elina gemas. "Sekarang kan gue udah disini, jadi ayo balik ke kelas."

Elina menatap Mirza, meringis pelan. Dia lupa kalau masih ada Mirza, harusnya kan tadi dia gak usah balas teriak. Kalau begini, jadi hilang citra kalemnya di depan cowok idamannya.

"Maaf, kak, aku balik dulu. Makasih buat makan siangnya." Elina tersenyum manis sebelum pergi dengan Chantika.

Mirza yang masih di kursi menatapnya bingung. "Ini gue ditinggal?" gumamnya pelan.





***

Wings ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang