7. Banana Cafe
***
Jam berapa kamu baca part ini???
--------
–Terkadang rasa tertarik bisa muncul dari hal sederhana. Sesederhana melihat dia tersenyum, misalnya.–
---
Bel pulang berbunyi. Kelas yang awalnya suntuk langsung semangat. Elina segera mengemasi alat tulisnya saat miss Victoria guru biologi, mengakhiri pelajarannya dan keluar. Teman kelasnya yang lain juga sudah banyak yang berhamburan keluar setelah miss Victoria mengakhiri kelas.
Elina sudah tidak sabar untuk pulang, merebahkan dirinya di kasur empuk miliknya dan menceritakan kesehariannya pada Milo, kucing abu-abu kesayangannya.
"Elina! Lo dicari kakak kelas, tuh!" Dita yang berada di ambang pintu berteriak dengan keras.
Elina yang lagi memasukkan bukunya ke dalam tas dan Ellina cewek cuek menoleh, dan dengan kompak bertanya, "Elina siapa?"
Nama mereka berdua sama. Hanya berbeda huruf L saja, tapi kalau diucapkan akan terdengar sama. Keduanya sama-sama tak ada yang mau mengganti nama panggilan.
"Elina PMR katanya," balas Dita berteriak.
Ellina tak terlalu peduli, langsung keluar begitu saja saat tau kalau bukan dia yang dicari. Sementara Elina memasukkan bukunya asal-asalan ke dalam tas. Lalu bergegas keluar setelah memakai tasnya. "Gue duluan ya, gengs!"
Saat berada di depan pintu Elina melihat Mirza yang tengah bersandar di pilar depan kelas dengan tangan yang dimasukkan ke dalam saku. Dia terlihat keren. Apalagi wajah kalemnya itu yang selalu tersenyum ramah pada siapa saja.
Elina berjalan mendekat. "Kenapa, kak?"Mirza menoleh lalu berdiri tegak dan tersenyum tipis. "Yuk, pulang bareng gue. Sekalian mastiin lo pulang dengan selamat karena gue udah bikin lo sakit gini."
Elina mengulum bibirnya, menahan senyum yang hampir merekah.
"Woah! Elina diapelin sama kakak kelas!" Suara cempreng Joe membuat Elina terkejut. Otomatis satu kelas akan segera tahu karena cewek itu bermulut ember.
Elina melotot pada Joe yang dibalas dengan cengiran dan raut tak bersalah darinya. Belum sempat Elina mengucapkan kalimat protes, Jihan datang langsung menarik Joe pergi. Mereka dekat karena bertetanggaan.
Elina kembali menatap Mirza. Tersenyum tipis, mengabaikan kejadian barusan. "Ayo, Kak. Jangan kelamaan disini, aku mau cepet pulang biar bisa tidur nyenyak."
Mirza terkekeh pelan lalu segera berjalan ke parkiran. Bagaimana bisa dia terlihat keren jika seperti itu? Elina mengikutinya di belakang dengan menundukkan kepala malu dan tersenyum tipis.
"El?" Mirza menoleh, memanggil Elina pelan. Elina jadi mendongak, menatap kakak kelasnya itu bingung.
"Gue lagi suntuk, nih, di rumah. Mampir Banana Cafe, mau?"
***
Jangan lupa sarapan ya guys, jaga kesehatan juga penting,,,,,, tetep #dirumahaja baca Wings heheh (*∩ω∩)
KAMU SEDANG MEMBACA
Wings ✓
Teen Fiction❝Aku suka sama Kakak!❞ Elina takut hantu. Tapi gara-gara pelajaran olahraga dia jadi bisa ngelihat mereka. Masalahnya Elina suka sama kakak kelas. Dan gara-gara kemampuannya itu dia jadi tahu fakta tentang kakak kelas yang disukainya. Ig : @quiriezt...