Part 6

35 2 0
                                    

Happy Reading
Jangan lupa klik tanda⭐

Sesampainya di rumah, Rachel langsung menuju ruang makan. Seperti pesan mamanya, mamanya sudah menyiapkan makanan untuknya.

Ia segera memakan makananya. Setelah itu ia langsung menuju ke kamarnya, untuk membersihkan diri.

Setelah mandi, ia langsung menuju meja belajarnya untuk mengerjakan PR dari sekolah.

Saat ia mengambil ingin mengambil buku di tas nya. Ia baru menyadari jika gantungan kunci nya hilang.

"Loh, kok gantungan kunci nya ilang sih? Perasaan tadi masih ada" ucap Rachel bingung.

"Apa tadi jatoh ya?" Ucap Rachel kepada dirinya sendiri.

"Tapi masa ilang sih, kan sayang banget. Itu gantungan kunci udah dari gue pas kecil" ucap Rachel.

Sungguh Rachel merasa, ia sangat sedih karena gantungan kuncinya hilang. Ia tak tahu kenapa mengapa rasanya begitu sedih. Padahal hanya gantungan kunci.
Tak mau ambil pusing, Rachel langsung mengerjakan PR nya saja.

***

Malam ini Alkana, masih larut dalan pikirannya. Ia mencoba menghubungkan semua kejadian tadi yang membuatnya bingung. Namun hasilnya nihil. Walaupun ia sudah berpikir keras.

"Hey broooo" teriak Tristan yang tiba tiba saja memasuki kamarnya.

Namun Alkana, tak menyadari kehadiran sahabat nya. Padahal teriakan Tristan cukup kencang.

"Woy ngelamun aja lo" ucap Leon.

"Eh, sejak kapan lo pada di sini" tanya Alkana.

"Sejak tahun lalu, ya barusan lah. Pake nanya, emang lo ga liat kita dateng apa?" Ucap Tristan.

"Enggak" jawab Alkana.

"Makannya jangan kebanyakan ngelamun, kesambet ntar lo" ucap Tristan.

"Tau lo lagian ngelamunin apa sih" ucap Leon.

"Engga gapapa. Udah ah lo pada ngapain ke sini" ucap Alkana.

"Ya main ke rumah lo lah, orang kita udah bilang di chat" ucap Leon.

"Ooh"

Setelah itu Leon dan Tristan langsung bermain PS milik Alkana. Jika bermain ke rumah Alkana, mereka berdua memang selalu memainkan PS milik Alkana.

Sedangkan Bara tidak tertarik untuk itu. Ia lebih memilih memainkan ponselnya saja.

Keadaan Alkana sekarang? Masih saja melamun memikirkan kejadian tadi.

Bara yang melihat ada yang tidak beres dengan sahabat nya pun. Ia langsung menghampiri Alkana.

"Kenapa lo? Dari tadi ngelamun terus" tanya Bara. Namun Alkana masih saja tak kunjung menjawab. Bara pun segera melambaikan tangan nya di depan wajah Alkana.

"Hah? Kenapa?" Tanya Alkana yang baru saja tersadar.

"Lo kenapa? Dari tadi ngelamun terus" ucap Bara.

"Enggak napa napa tuh" ucap Alkana berbohong.

"Gue kenal lo dari kecil. Lo kenapa? Cerita aja" ucap Bara.

Alkana yang bingung pun memilih menceritakannya kepada Bara. Karena pikirnya akan mengurangi bebanya.

"Aneh kan? Gue aja bingung" ucap Alkana seusai ia menceritakannya kepada Bara.

"Lo tahu nama cewe yang tadi lo tolongin?" Tanya Bara.

"Ga tau, di seragam dia gaada namanya" ucap Alkana.

"Coba aja lo tanya ke Rahel lagi, kalo Rahel bener bener ga tau, kemungkinan mereka orang yang berbeda" ucap Bara.

"Tapi bisa jadi juga tau kalo mereka sengaja ngebohongin gue. Ya gak sih?" Tanya Alkana.

"Tapi apa tujuan mereka ngebohongin lo? Ga mungkin lah" ucap Bara.

"Iya juga ya. Udah lah gue ga peduliin" ucap Alkana.

"Tapi gue bakal tetep nanya Rahel. Karena jujur penasaran juga sih" lanjut Alkana.

"Iya dah serah lo" ucap Bara.

"Woi lo berdua nge gosipin orang ya. Hayo ngaku" tuduh Tristan.

"Apaan sih ngaco lo" ucap Bara.

"Lah terus ngapain?" ucap Leon.

"Udah lah bacot, sono lo pada main aja" ucap Alkana.

"Iya ini mau main. Tapi kita haus Al" ucap Tristan.

"Kalo haus minum" ucap Bara.

"Udah udah gue ambilin dulu di bawah. Lo pada lanjut main aja" ucap Alkana lalu pergi menuju lantai bawah untuk mengambilkan sahabatnya minuman.

Tristan dan Leon pun segera melanjutkan permainan mereka.

Sedangkan Bara masih menunggu Alkana. Namun matanya tak sengaja menangkap sebuah benda yang tak asing.

"Gantungan ini masih ada sama dia ternyata?" Tanya Bara dalam hati.

"Nih minuman nya ambil aja" ucap Alkana yang tiba tiba datang.

"Weiss thank you bro"

"Tuh Bar kalo lo mau minuman ambil aja" ucap Alkana.

"Iya nanti aja. Ternyata nih gantungan masih ada sama lo? Belum lo kasih juga ke dia ya?" Tanya Bara sambil menunjukan gantungan kunci yang ia pegang.

"Hah? Ini gantungan punya cewe tadi yang gue tolongin. Gue mau balikin tapi ga sempet. Gimana bisa lo ngomong gitu?" Tanya Alkana bingung.

"Udah lupain aja lo kan belum sepenuhnya inget" ucap Bara.

"Maksud lo?" ucap Alkana.

"Jadi sebelum lo kecelakaan lo pernah bilang sama gue. Kalo lo mau kasih gantungan ini buat sahabat cewe lo" ucap Bara.

"Sahabat cewe? Gue punya sahabat? Siapa? Sekarang dia dimana?" Tanya  Alkana yang sudah kebingungan. Dan mendadak kepala nya sedikit sakit.

Suara dering ponsel Bara berbunyi.

"Bentar gue angkat telfon dulu" ucap Bara.

"Halo"

"Halo Bara, kamu dimana?"

"Di rumah Alkana ma"

"Cepetan pulang, kamu jagain Aldo di rumah. Mama sama tante Siska mau pergi keluar bentar"

"Iya ma, aku pulang"

Tut

"Sorry gue di suruh jagain Aldo, gue balik dulu ya" ucap Bara.

Aldo adalah adik sepupu Bara, yang masih berusia 7 tahun.

"Iya gapapa" ucap Alkana.

***

Hai
Semoga kalian suka sama ceritannya ya
Jangan lupa Vote dan Comment nya ya♥️

Still You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang