Jangan lupa Vote dan komen
Happy Reading :)
Keesokan harinya saat istirahat berlangsung hampir semua murid langsung keluar dari kelas menuju kantin, namun ada juga yang tetap berada di dalam kelas.
Rahel, Serra, Aurora, dan Caramella sudah langsung menuju ke kantin sejak bell istirahat berbunyi, kini di dalam kelas tersebut hanya ada Rachel seorang diri.
Ia memang hanya ingin menetap di dalam kelas selama istirahat, karena memang sampai saat ini Rachel belum memiliki teman seorang teman yang cukup dekat dengannya. Ya walaupun Rahel dan teman temannya selalu menawari Rachel untuk ikut makan bersama, namun Rachel selalu menolaknya. Karena menurutnya ia pasti akan dijadikan bahan pembicaraan murid murid di sekolahnya. Jadi Rachel pun memilih jalan yang aman saja yaitu menetap di dalam kelas.
BRAK
Pintu kelas terbuka dengan kencang, Rachel yang sedang memakan bekal nya pun merasa kaget.
"Kalian kalo masuk pelan pelan, kalo pintunya rusak gimana" tegur Rachel yang masih kaget.
"Heh cupu, gausa sok nasehatin deh. Kita mau masuk gimana pun suka suka kita. Bukan urusan lo" ucap Rere.
"Iya dari pada ngurusin orang mending lo renungin deh apa kesalahan lo" ucap Velly.
"Emang kenapa ya?" Tanya Rachel.
"Dih, pura pura lupa lo? Inget inget lagi deh kesalahan lo apa gausa pura pura lupa" ucap Velly.
"Seriusan emang nya aku salah apa?" Tanya Rachel lagi.
"Oke mending langsung kasih tau aja ga sih Vel, lama banget abisnya greget gue" ucap Rere.
"Oke, gue kan udah bilang kemaren, gausah lapor lapor guru kalo kita cabut piket. Udah inget belom?" Ucap Velly dengan nada sedikit tinggi.
"Ooh itu, aku ga lapor guru kok" ucap Rachel, yang mulai mengerti arah pembicaraannya.
"Heh ngaku aja lo. Gausah ngeles. Lo laporin kita kan?" Ucap Rere kesal.
"Gara gara lo, kita dapet hukuman tadi. Puas lo. Jadi orang kok cepu banget, udah dibilang jangan dikasih tau malah kasih tau " ucap Velly sinis.
"Tapi aku beneran ga lapor guru, seriusan deh. Dan untuk kalian yang kena hukum ya itu karena kalian ga piket makanya dapet hukuman" ucap Rachel polos. Ia sudah mulai mengerti situasi ini, maka dari itu ia mulai tau harus bertindak apa.
"Heh lo udah ngelapor ke guru masih ngeles juga, tinggal ngaku apa susahnya sih? Kalo emang lo ga lapor kenapa guru bisa tau hah? Pasti lo lah yang lapor, orang lo doang yang tau kita cabut. Ngaku aja apa susahnya sih" ucap Velly yang sudah terpancing emosi.
"Ooh itu aku ga lapor ke guru tapi kemarin pas kalian pulang Jo dateng. Terus dia nanya ke aku kalian dimana. Yaudah aku jawab aja kalian udah pulang" ucap Rachel dengan tampang polosnya.
"ARGHH Lo bener bener ya jadi orang, lo kan bisa cari alesan lain, jangan bego bego lah buat mikir alesan. Lo bener bener ya!" Ucap Velly sambil menunjuk nunjuk pada Rachel.
"Tau ih, lo kan bisa nyari alesan kita ada urusan keluarga lah atau ada urusan mendadak lah. Gausah bilang kita cabut juga kali. Kan jadi dihukum kita" ucap Rere kesal.
"Ya abisnya kalian bilangnya mau cabut yaudah aku kasih tau Jo apa adanya yang kalian bilang" ucap Rachel.
"LO BENER BENER YA!!! NYEBELIN BANGET ASLI UDAH BIKIN ORANG KENA HUKUM MASIH BERANI NGEJAWAB PULA" teriak Velly, yang kemudian mendorong Rachel.
Ceklek
"Aduh"
"Rachelll, lo gapapa? Duh Vel lo kenapa sih kok dorong dorong Rachel?" Ucap Rahel yang baru saja datang bersama Caramella. Kemudian mereka pun membantu Rachel untuk berdiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Still You
Teen Fiction"Kenapa mata orang ini terasa gak asing ya?" -Alkana. "Kenapa cowo yang nolongin gue sama cewe yang tadi ngira gue temannya ?" -Rachel. "Kenapa gue selalu ingin ngelindungin lo?" -Bara. "Kenapa setiap perlakuan lo mengingatkan gue tentang dia?" -Rac...
