Part 11

26 2 0
                                    

Jangan lupa Vomment
Happy Reading :)

Pagi ini jam sudah menunjukan pukul 06.40 yang artinya 20 menit lagi bel masuk sekolah berbunyi. Pagi ini Rahel bangun kesiangan, dikarenakan kemarin ia tidur terlalu malam. Karena membantu Bu Melly merawat dan menjaga salah satu anak panti asuhan yang sakit. Setelah itu ia lupa memasang alarm. Alhasil ia bangun kesiangan.

Rahel segera bergegas mencari angkutan umum. Setelah dapat, ia segera menaiki angkot. Penumpang angkot cukup sepi hanya ada dirinya dan dua orang ibu ibu. Namun mendadak angkot yang di tumpanginya berhenti.

"Loh pak kok angkot nya berhenti?" Tanya Rahel bingung.

"Maaf neng, bu. Angkot nya mogok" ucap Sopir itu.

"Duh pake mogok segala mana udah tinggal 10 menit lagi bel" gerutu Rahel.

"Yaudah, pak saya turun disini" ucap Rahel lalu membayar sopir angkot itu. Lalu ia berjalan secepat mungkin agar bisa sampai di sekolah tepat waktu.

Perjalanan menuju sekolah nya masih lumayan jauh jika ia jalan kaki. Tapi sepertinya, ia tidak akan sampai di sekolah tepat waktu jika ia terus berjalan. Ia pun memutuskan untuk berlari sekencang mungkin.

Tiba tiba saat ia berlari kakinya tak sengaja tersandung. Membuat ia terjatuh di trotoar dan lutut nya pun berdarah.

"ARGHHH" ringis Rahel.

"Ya elah pake berdarah lagi" ucap Rahel.

"Bangun" ucap seorang lelaki yang tiba tiba turun dari motornya. Lalu mengulurkan tangan nya membantu Rahel berdiri. Rahel pun menerima uluran tangan itu lalu ia berdiri.

"Dia kan Kak Bara, kata Aurora sama Sera dia orang nya dingin sama cuek. Tapi ternyata baik juga ya" ucap Rahel dalam hati.

"Naik, berangkat bareng gue" perintah Bara.

Tanpa menunggu lama, Rahel langsung menaiki motor Bara. Baginya untung sekali ada yang mau memberinya tumpangan. Sungguh ia bersyukur sekali.

Setelah itu Bara segera melajukan motornya dengan kecepatan yang lumayan agar bisa sampai di sekolah tepat waktu.

Mereka sampai di sekolah tepat saat bel sekolah berbunyi. Namun mereka masih berada diparkiran saat bel itu berbunyi. Dan ya pintu masuk nya sudah ditutup dan dijaga oleh guru piket. Jadi tidak memungkinkan jika mereka bisa masuk.

"Yah Kak, udah ditutup pintu nya" ucap Rahel.

"Ikut gue" ucap Bara. Rahel pun hanya pasrah mengikuti Bara.

Mereka pun sampai di belakang sekolah. Di situ ada tembok yang bisa dipanjat. Bara pun menyuruh Rahel memanjat. Jika murid memanjat tembok itu kemungkinan ketawan guru kecil. Karena belakang tembok itu adalah taman belakang. Jarang guru yang berada di taman belakang.

"Buruan manjat" ucap Bara.

"Lah gamau lah gue kan pake rok" ucap Rahel.

"Gaada jalan lagi. Lo mau telat terus dihukum? Kalo mau silahkan" ucap Bara.

"Ish yaudah deh. Jangan ngintip tapi" ucap Rahel pasrah.

Bara pun membantu Rahel memanjat. Setelah itu Bara lah yang memanjat. Setelah Bara berhasil turun ke taman belakang. Ia segera menyuruh Rahel turun.

"Buruan turun, gue tangkep" ucap Bara.

"Tapi gue takut. Ini tinggi woi. Ntar kalo lo ga bisa nangkep gimana?" Ucap Rahel.

"Buruan ga usah takut" ucap Bara yang sudah berancang ancang menangkap Rahel.

Rahel yang masih berada di atas tembok pun pasrah karena disuruh menjatuhkan dirinya. Ia pun memejamkan matanya dan langsung menjatuhkan dirinya. Sungguh jantung nya sudah mau copot rasanya. Namun setelah itu ia tidak merasakan sakit apa pun.

"Cepet, melek. Mau sampe kapan merem terus" ucap Bara yang masih menangkap Rahel.

Rahel pun membuka matanya dan....

"Yaampun ini ciptaan Tuhan indah banget" ucap Rahel dalam hati. Karena saat ia melek matanya langsung dipertemukan dengan wajah Bara yang tampan.

"Udah? Puas?" Ucap Bara.

"Eh, yaudah turunin gue" ucap Rahel gugup. Bara pun segera menurunkan Rahel dari gendongannya.

Mereka pun berjalan mengendap endap masuk.

"Mau apa lo kesitu?" Tanya Bara mencekal tangan Rahel.

"Lah itu deket sama kelas gue" ucap Rahel.

"Lo bego apa gimana? Kalo lo ke kelas ada guru juga sama aja" ucap Bara.

"Eh iya juga ya. Terus kita kemana?" ucap Rahel sambil tersenyum kikuk.

"Ke UKS" ucap Bara laku menarik tangan Rahel ,dan membawanya oergi ke UKS.

Sesampainya di UKS, Bara langsung menyuruh Rahel duduk di kursi. Lalu ia mengambil beberapa peralatan untuk mengobati luka.

"Kita ngapain ke UKS sih?" Tanya Rahel.

"Lo ga liat itu kaki lo ada darah" ucap Bara. Rahel pun melihat ke arah kakinya, dan benar saja lututnya berdarah saat ia terjatuh tadi.

Bara pun segera mengobati luka Rahel dengan betadine.

"Awww, perih woi. Pelan pelan napa" ucap Rahel kesakitan. Bara tidak mempedulikan ucapan Rahel. Ia hanya terus mengobati Rahel.

"Ternyata ni orang baik juga ya, walaupun emang gue baru sadar tadi kalo dia dingin sama cuek. Tapi ternyata dia bisa care juga sama orang" ucap Rahel dalam hati.

"Udah. Lo masih mau ikut pelajaran atau mau bolos?" Tanya Bara yang sudah selesai mengobati luka Rahel.

"Ya masuk lah" jawab Rachel.

"Yaudah ayo gue anter ke kelas lo" ucap Bara.

"Hah? Tapi nanti sama aja dong guru di kelas gue tau kalo kita telat" ucap Rahel.

"Udah ayo, tenang aja" ucap Bara. Rahel pun hanya mengikutinya.

Sesampainya di depan kelas Rahel, Bara langsung mengetuk pintu.

TOK TOK TOK

"Silahkan masuk" Ucap Bu Rini, yang merupakan guru mata pelajaran matematika.

"Loh Bara? Kenapa kamu kesini? Kamu kan kelas sebelas. Atau jangan jangan kalian telat?" ucap Bu Rini

"EH WOII ADA KAK BARA"

"Kak Bara ganteng banget woi"

"Hai Kak Baraa"

"Eh itu Kak Bara kok sama Rahel"

"Mereka kenapa ya?"

Kira kira itu bisikan para siswi saat melihat Bara diluar kelas.

"Sebelum nya saya minta maaf. Tadi saat saya berjalan saya tidak sengaja menabrak Rahel. Karena kami sama sama terburu buru. Dan Rahel jatuh. Lalu kakinya berdarah. Dan saya membawa dia ke UKS untuk mengobati lukanya. Dan saya baru selesai mengobati lukanya" jelas Bara sambil menunjuk luka di kaki Rahel.

"Oh begitu, baiklah. Rahel kamu bisa masuk. Dan Bara kamu silahkan kembali ke kelas kamu" ucap Bu Rini.

"Baik bu saya permisi" ucap Bara lalu pergi. Sepertinya ia akan membolos pelajaran. Karena ia juga sedang malas.

Sepertinya baru kali ini Bara peduli terhadap perempuan. Biasanya ia tidak urusan. Tapi entah kenapa kali ini seperti ada sihir. Membuat Bara membantu Rahel.

Disisi lain sesampainya di tempat duduk, Rahel langsung di hadiahi banyak pertanyaan oleh teman temannya.

***

Halo semuanya
Apa kabar😄?
Siapa yang nunggu cerita ini update?🙋‍♀️
Maaf baru sempet up ceritanya
Karena mulai sekarang aku kan udah mulai masuk sekolah jadi bakal jarang up
Tapiiii......
tenang aja aku bakal tetep usahain bisa up kok :)
Pokoknya kalian tungguin dan ikutin cerita nya terus yaaa
♥️

Still You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang