"Kenapa orang asing yang baru masuk ke hidup seseorang yang kita sayangi, dapat merubah orang tersebut dengan begitu cepat?"
-√--
"Wira!!"
Pandangan Wira yang semula terarah pada ruang UGD kini mengarah pada suara orang yang memanggilnya barusan.
"Jeno gimana?"
Wira menggelengkan kepalanya pelan, "Dokter masih belum keluar tuan, mungkin sebentar lagi."
Dirga mengacak rambutnya frustasi, sesekali ia menatap ke Jaevir yang sedang melamun menatap ruang UGD. Disaat seperti ini ia tidak boleh lemah, ia harus menjadi kekuatan dan penopang bagi putra-putranya.
"Jaevir, ayo duduk dulu nak."
Jaevir yang mendengar panggilan ayahnya itu hanya menurut dan ikut duduk disebelah sang ayah.
"Ayah, aku gak suka nunggu di depan UGD kayak gini, aku gak mau kejadian 12 tahun yang lalu keulang lagi sama Jeno.."
Dirga menatap lekat wajah putranya kemudian tersenyum tipis, "Adek kamu itu anaknya kuat bang, dari kecil kamu juga udah sering lihat dia pingsan terus sadar lagi kan?"
"Aku gak suka lihat adek pingsan, anemia sialan! Kenapa gak aku aja yang punya anemia?"
"Hush omongannya dijaga, ini udah takdir Jeno bang, kalau bisa milih, ayah lebih milih semua anak ayah gak punya anemia."
Pemuda itu hanya menunduk setelah mendengar penjelasan sang ayah, ia bahkam tidak tau apa penyebab adiknya pingsan kali ini.
Bagaimana jika bukan karena anemia?
Ceklek
Semua orang yang menunggu di depan ruangan itu langsung mengalihkan atensi mereka saat mendengar pintu ruangan itu terbuka.
"Dokter gimana keadaan anak saya?"
"Putra bapak baik-baik saja, dia hanya shock dan kelelahan itu yang menyebabkan dia pingsan. Anda bisa menemuinya setelah kami memindahkannya ke ruang rawat."
"Terima kasih banyak dok."
Setelah mendengar penjelasan dokter, Jaevir menarik tangan Wira untuk menjauh dari tempat itu.
"Ayah, Jae mau ngomong bentar sama Bang Wira."
"Iya nak, hati-hati."
Jaevir kembali menarik Wira dan membawa pemuda itu ke atap yang ada di rumah sakit.
"Ya ampun tuan muda, bukan salah saya ini, saya jangan dibunuh, tuan muda."
"Bang, gue masih waras, lagian siapa yang mau bunuh abang? Gue ngajak abang kesini tuh buat minta penjelasan abang masalah Jeno tadi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Ephemeral [TERBIT]
FanfictionEphemeral, waktu yang begitu singkat dan semua yang ada didunia tidak lah kekal. Sosok remaja ini akan membawa kalian pada kerasnya hidup juga rasanya kehilangan kasih sayang. "Seburuk apapun Ayah dimata orang banyak, Jeno gak akan pernah benci sama...