19. Antara rindu dan sepi

4.1K 673 197
                                    

"Merindukan seseorang yang jauh diluar negara tidak sesulit merindukan seseorang yang jauh diluar alam semesta."

Hai readers, disapa balik gak nih authornya hehehe🙌🏻✨

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hai readers, disapa balik gak nih authornya hehehe🙌🏻✨

-√-

-

Sendirian, remaja itu kini sedang terbaring lemah sendirian di ranjang pesakit itu. Sudah sehari berlalu dan sebenarnya remaja itu sudah sadar, namun saat membuka matanya ia tidak melihat siapa-siapa. Akhirnya ia kembali menutup matanya bersamaan dengan cairan bening yang turun dari matanya.

Harapan remaja itu hanyalah sosok Ayah dan kakak yang akan menemaninya saat ia sedang dalam kondisi seperti ini. Namun sayangnya lagi-lagi itu semua hanyalah suatu keinginan yang akan sirna begitu saja tanpa terkabulkan.

"Gue tau lo udah bangun Jen, lo udah gapapa?"

Jeno membuka matanya dan menatap ke suara yang baru saja menanyakan kabarnya. Lagi-lagi hanya suara itu yang membuatnya tersenyum.

"Udah gapapa."

Nean mendekati Jeno dan membantu Jeno untuk duduk dan meminta remaja itu untuk menggerakkan kaki serta tubuhnya secara perlahan. Setelahnya Nean duduk di sebelah Jeno dan tangannya bergerak memotong apel yang ada di meja.

"Jujur sama gue, lo bisa jatoh sampe kayak gini emang bener karena liat sosok itu, atau didorong sama gengnya Bara?"

Jeno tersenyum kecil, "Ini murni gue jatoh sendiri kok, justru si Verkan malah mau nolongin gue tapi gak sempet."

Nean menghela nafasnya kasar, "Gue gak mau lo kenapa-napa Jen, ini udah kali ke berapa lo keluar masuk rumah sakit terus. Kalau lo sampe kenapa-napa gue cuma bisa nyalahin diri gue sendiri karena gak bisa jagain lo."

"Jangan nyalahin diri lo, Nean. Umur manusia cuma Tuhan yang tau, semua kehidupan manusia juga ditulis sama Tuhan yang artinya alur kehidupan manusia kedepannya cuma Tuhan yang tau karena dia yang nulis kan?"

"Ibarat kata kalau besok gue mati, itu bukan berarti gue udah lelah, itu artinya kisah hidup gue yang ditulis sama Tuhan itu udah selesai, udah tamat. Semua kematian juga gak bisa dikaitkan sama lelah atau depresi. Gak ada yang kebetulan di dunia ini, semuanya udah dirancang, jadi selama masih hidup, kita harus bahagia."

Entah sejak kapan air mata Nean mengalir begitu saja, "Bego, lo suruh gue bahagia? Lo sendiri gimana hah?!"

Jeno mengambil tisu di sampingnya dan menghapus air mata Nean dengan tisu itu sembari tersenyum lebar, "Gue bahagia kok, cuma cara gue bahagia aja yang beda dari yang lain."

"Bodoh."

Kekehan kecil keluar dari mulut Jeno entah menertawakan Nean atau menertawakan hidupnya yang dipenuhi oleh kata pura-pura dan kepalsuan.

Ephemeral [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang