38. Perjuangan terakhir

3.7K 491 114
                                    

"Jeno udah tau semua kebenaran yang selama ini ditutupi, apa Jeno sudah boleh menyerah?"

Part ini lumayan panjang ya, soalnya aku mikir alurnya sampe 2 hari muehehe, selamat meluapkan emosi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Part ini lumayan panjang ya, soalnya aku mikir alurnya sampe 2 hari muehehe, selamat meluapkan emosi. Part ini agag bikin emosi🙌🏻

-√-

-

"Kamu yakin mau ketemu dia, Jen?"

"Iya. Udah gak perlu khawatir, kalian disini aja ya? Jeno cuma sebentar."

"Kalau dia macem-macem teriak ya? Abang tendang masa depannya."

Jeno tertawa kecil kemudian mengangguk. Setelahnya ia masuk ke dalam kantor polisi dengan wajahnya yang sangat datar, entah sejak kapan ia punya ekspresi seperti itu. Tapi itu mungkin bisa dibilang sebagai ekspresi penuh kekecewaan.

Setelah menunggu beberapa saat di ruang tunggu kini ia kembali dapat bertemu dengan pria itu. Pria yang membuat masa remajanya menjadi masa yang paling suram dalam hidupnya.

Jeno menyembunyikan tangannya yang bergetar di bawah meja, ia mencoba mengontrol dirinya untuk tidak lagi takut dengan Dirga. Mencoba menghilangkan trauma masa lalu memanglah tidak mudah apalagi yang menciptakan trauma tersebut adalah orang yang kita anggap sebagai keluarga sendiri.

"Hai..Ayah.."

"Jeno?! Nak kamu gapapa kan?! Maaf..maaf pas itu Ayah kelepasan, maaf kalau Ayah-"

"Udah lupain aja Yah, aku udah gapapa."

Dirga duduk dihadapan Jeno, dapat ia lihat ekspresinya yang terlihat sangat datar dan tatapannya seperti menatapnya dengan tajam. Namun mau bagaimanapun Dirga sadar karena pasti yang membuat Jeno seperti ini adalah dirinya.

"Kamu ada perlu apa mau nemuin Ayah?"

"Aku mau Ayah jujur, tolong ceritain semua yang aku tanya nanti. Ayah bisa kan?"

"I-iya bisa, tapi kamu mau nanya apa?"

"Yang pertama, apa bener kalau Ayah yang..bunuh Bang Jaevir?"

Deg

Kembali mengingat kejadian itu rasanya Dirga ingin sekali untuk mati, saking cerobohnya ia bahkan sampai bisa membunuh Jaevir, darah dagingnya sendiri.

"Iya."

"Kenapa?"

Dirga ingin jujur dengan Jeno, namun mendengar suara anak itu yang mulai bergetar membuatnya mencoba untuk menjelaskannya dengan perlahan dan berharap perkataannya tidak akan melukai hati Jeno.

"Pas itu dia masuk ke kamar kamu terus dia lihat foto kamu sama dia dan Ayah larang karena dulu Ayah..gak suka kalau dia lebih mentingin kamu. Tapi karena dia lagi amnesia jadi dia gak tau kalau di foto itu kamu dan ini murni salah Ayah karena terlalu gegabah. Gak tau gimana, tiba-tiba dia mulai inget kamu terus kita tengkar.."

Ephemeral [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang