21. Tentang Aksa

4K 641 48
                                    

"Ia sudah pergi, ini hanya sedikit kenangan indah dan buruk dari seorang kakak yang rela mengorbankan nyawanya demi adik-adiknya."

Siapin tisu siapa tau perlu, jangan baca malem-malem tapi aku updatenya malem ya😀✨

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Siapin tisu siapa tau perlu, jangan baca malem-malem tapi aku updatenya malem ya😀✨

🎶Lewis Capaldi-Before you go🎶

-√-

-

Suatu malam yang gelap terlihat seorang pemuda yang baru saja pulang dari kerjanya dan ia membuka pintu rumahnya perlahan agar orang rumah tidak terkejut dengan kedatangannya.

Saat ia masuk kedalam entah kenapa semuanya terlihat sepi dan gelap, ia mencoba mencari letak saklar lampu kemudian menyalakannya.

Ruangan mulai terang namun keadaannya masih saja sama, kesunyian menyambutnya, entah karena orang rumahnya sudah tidur atau mereka semua sedang pergi.

"Wira? Hesta?"

Pemuda itu berjalan menelusuri sekitar rumahnya untuk memastikan bahwa adik-adiknya ada di dalam. Namun saat baru saja melangkahkan kakinya menuju dapur, tiba-tiba saja ia ditarik kasar oleh seseorang dari belakang yang membuatnya terbanting kebelakang karena tidak siap.

Orang tersebut menyeret pemuda itu lalu menarik rambutnya hingga tatapannya tertuju kedepan dan didepannya dapat ia lihat kedua adiknya yang ada di kondisi yang jauh dari kata baik-baik saja.

"Wira! Hesta!"

Wira menatap sayu pemuda di depannya, "K..Kak Aksa.."

Pemuda bernama Aksa itu langsung berniat untuk berdiri namun usahanya sia-sia saat orang dibelakangnya menginjak punggungnya dan membuatnya kembali terbaring di lantai.

"Lo siapa anjing! Lepasin adek gue!"

Orang itu hanya tertawa dan memanggil ketiga temannya yang bersembunyi sedari tadi. Aksa membulatkan matanya saat melihat diantara mereka ada yang membawa pistol dan mengarahkannya pada Hesta.

"L-lo mau apa? JANGAN ARAHIN ITU KE ADEK GUE BANGSAT!"

Mendengar Aksa berteriak membuat orang itu semakin geram dan ia langsung menampar keras pipi Aksa membuat pemuda itu membuang ludahnya yang dilengkapi dengan darah.

"Gak usah teriak-teriak lo, berisik tau gak? Lo gak tau kita siapa ya? Ya udah kita kasih tau. Tau nyonya Jessica? Bukannya dulu lo kerja sama nyonya? Tapi kenapa lo khianati nyonya sampe masukin nyonya ke penjara?"

Aksa menatap tajam orang didepannya, "Wanita jalang itu emang pantes mendekap di penjara, bahkan untuk selama-lamanya!"

Jawaban Aksa membuat orang itu menghajar habis tubuhnya itu hingga Wira sendiri tidak berani melihat tubuh kakaknya yang terbaring lemah disana.

Ephemeral [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang