22. "Ayah jahat, tapi Jeno sayang"

4.6K 693 311
                                    

"Tuhan, bagaimana caranya membenci seseorang? Kenapa rasanya sangat sulit untuk menyakiti orang yang sudah menyakiti kita?"

"Tuhan, bagaimana caranya membenci seseorang? Kenapa rasanya sangat sulit untuk menyakiti orang yang sudah menyakiti kita?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mari bertemu lagi sama kelakuan Dirga yang aneh-aneh, jangan lupa ramein komen ya😀✨

-√-

-

Edric mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi, tidak peduli jika ada pengendara yang akan memakinya. Tangan kirinya ia gunakan untuk menahan kepala Jeno agar tidak terbentur dengan kaca mobil.

"A..A-yah..j..jangan pukul Jeno lagi.."

Mendengar suara lirih Jeno membuat hati Edric terasa sakit. Baru kali ini ia melihat ada seorang Ayah yang tega menghajar anaknya bahkan atas kesalahan yang tidak dilakukan anaknya sendiri.

"Andai saya bisa bawa kamu balik ke Tuan, pasti hidup kamu gak akan kayak gini, Jen."

Edric kembali memfokuskan pikirannya pada jalan saat tiba-tiba saja ada mobil yang berhenti didepannya. Ia sangat kaget dan segera mengerem mobil itu secara mendadak dan ia menyempatkan dirinya untuk memeluk Jeno dan membiarkan punggung serta kepalanya membentur dashboard mobil.

"Woi lo bisa nyetir gak sih?! Gak liat gue lagi berhenti?!"

Pemuda itu membuka matanya dan meringis kecil kemudian ia keluar dari mobilnya untuk menemui pengemudi di depannya.

"Lo yang rem mendadak malah salahin gue? Gue lagi bawa orang sakit bego."

"Halah alasan lo, ini mobil gue lo tabrak, tanggung jawab lah!"

Edric tersenyum miring, "Berapa? Lo butuh berapa? 1 juta? 10 juta? 100 juta?"

Tanpa menunggu jawaban pengemudi itu, Edric langsung memberikan orang itu segepok uang berwarna merah yang membuat orang itu membulatkan matanya.

"Sekarang minggir, atau tubuh lo yang nanti gue tabrak."

Mendengar itu membuat pengemudi tersebut berdecak kesal dan langsung pergi dari sana. Segera setelahnya Edric kembali masuk ke mobil dan melajukan mobilnya menuju rumah sakit.

Tiba di rumah sakit dengan segala kepanikannya membuat Edric meneriaki setiap dokter yang lewat di depannya sambil menunjukkan kondisi remaja yang sudah terkulai lemah dalam gendongannya.

"Cepat tolong dia saya mohon."

"Akan saya panggilkan dokter sebentar."

"KELAMAAN ANJING! Mana tuan?"

"M-maaf, tuan siapa?"

"TUAN JOHNNY! MANA DIA?!"

"S-sebentar saya panggilkan."

Perawat itu langsung berlari secepat mungkin menuju ruangan Johnny sedangkan Edric segera meletakkan Jeno di brankar dan sesekali ia menghapus darah yang masih setia keluar dari mulut remaja itu.

Ephemeral [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang