"Masa lalu tetap bagian dari jalan kehidupan dan masa itu sulit untuk dilupakan."
-√-
12 tahun yang lalu-
Terlihat seorang anak kecil berumur 4 tahun yang sedang berlarian kesana-kemari sambil memegang robot kesayangannya.
"Wahh lobotnya telbang tinggi banget. Pokoknya Jeno kalo udah besal halus bisa telbang juga bial kelen"
Anak itu bernama Gabriel Jeno Altezza. Gabriel yang memiliki arti seperti malaikat dan Jeno yang artinya terlahir dengan baik.
"Jeno? Adek dimana sih?"
Jeno yang mendengar suara itu segera bersembunyi di rumah pohon yang ada di belakang rumahnya itu.
Ayahnya sengaja membuat rumah pohon itu agar anaknya tidak bosen berada dirumah yang terlalu luas untuk tubuh kecilnya itu.
Tak lama kemudian nampak seorang anak berumur 8 yang mendekati rumah pohon tempat Jeno bersembunyi.
Anak itu tak lain bernama Jaevir Hyundra Altezza, kakak satu-satunya Jeno dan kakak yang paling disayang olehnya.
Jaevir tertawa kecil kala ia melihat adiknya bersembunyi di rumah pohon itu. Dari awal ia mencari adiknya, ia sudah tau bahwa adiknya akan bersembunyi darinya.
"Jeno, abang gak bisa nemuin kamu nih, abang nyerah deh," ucap Jaevir sambil menaiki rumah pohon itu.
Jeno menutup mulutnya rapat agar kakaknya tidak bisa mendengar suaranya. Tapi usahanya sia-sia, karena Jaevir sudah tau bahwa Jeno ada didalam.
"Baaa, ketemu. Abang menang deh."
Mendengar Jaevir berteriak, membuat Jeno terlonjak kaget. Anak itu mengelus dadanya perlahan.
"Ih abang, jangan bikin kaget dong, untung Jeno gak punya liwayat jantung."
Jaevir terkekeh kecil, "Riwayat dek, pake r bukan l.
"Bialin dong, kan Jeno masih kecil, nanti balu bisa ngomong l."
"R dek."
"L abang."
Tidak ingin perdebatan itu berlanjut menjadi panjang, Jaevir memutuskan untuk mengalah dan hanya mencubit pipi gembul milik adiknya.
Jeno tidak memberontak kala Jaevir mencubit pipi gembul miliknya, justru ia sangat suka jika kakaknya melakukan itu.
"Abang, Jeno boleh tanya sesuatu gak?"
"Hm? Jeno mau tanya apa?"
"Kalo Jeno buat salah, abang bakal malah sama Jeno gak?"
Jaevir tidak tau kenapa tiba-tiba suasana antara dia dan adiknya menjadi canggung, tidak biasa Jeno bisa berbicara serius seperti ini.
"Tergantung kesalahan Jeno apa, tapi Jeno harus inget satu hal, kalau abang marah sama Jeno itu tandanya abang sayang banget sama Jeno.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ephemeral [TERBIT]
FanfictionEphemeral, waktu yang begitu singkat dan semua yang ada didunia tidak lah kekal. Sosok remaja ini akan membawa kalian pada kerasnya hidup juga rasanya kehilangan kasih sayang. "Seburuk apapun Ayah dimata orang banyak, Jeno gak akan pernah benci sama...