15. Jeno itu siapa?

4.3K 731 182
                                    

"Semesta kembali bermain-main dengan hidupnya, setelah ini apa semesta akan menertawakannya?"

"Semesta kembali bermain-main dengan hidupnya, setelah ini apa semesta akan menertawakannya?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Heh readers.......
Makasih banyak wehh buat 100 komen di part sebelumnya avv❤️
Hayuk nembus 100 lagi di part ini, happy reading✨

-√-

-

Kediaman keluarga Altezza saat ini terlihat sangat sepi karena satu keluarga itu sedang tidak ada dirumah. Beberapa dari mereka sedang pergi untuk menuntut ilmu dan satunya lagi sedang mencari nafkah karena ia adalah tulang punggung keluarga.

Terlihat dua orang pemuda yang kini tengah duduk di pinggir kolam renang lengkap dengan kopi yang ada di tangan mereka.

Tak lupa mereka menyediakan gula jika sewaktu-waktu mereka ingin kopi mereka terasa lebih manis.

"Ck ini kopi gue kenapa pait banget dah?"

"Lah, yang buat kopi kan lo sendiri, kalo pait ya pake gula lah, udah disediain juga."

"Iya juga ya, gak kepikiran."

Wira mengambil gula tersebut dan memasukkan ke dalam kopinya lalu mengaduknya dan kembali meminum kopinya itu.

"Anjir, heh ini kenapa jadi kemanisan banget sih?!"

"Hah? Emang lo masukin berapa sendok gula?"

"7 sendok makan."

Edric menjitak kepala Wira sambil berdecak sebal, "Kenapa gue bisa punya partner ogeb kayak lo sih? Emosi gue."

"Ogeb apaan? Bahasa alien dari mana lagi itu Dric ya ampun."

"Coba lo baca dari kanan."

"Dari kanan? Boge?"

"Dari kanan ke kiri anjrot."

"Ohh bego-ELAHH EDRIC ASU!"

Wira menarik rambut Edric dan membuat pemuda itu meringis kesakitan, namun Edric tidak mau kalah, ia juga menarik rambut Wira dan mereka akhirnya bertengkar.

"Duh, iki bocah-bocah ngopo sih? Gelut ae uripe, mending koe kabeh ngrewangi Bibi nyirami tanduran." (Duh, ini anak-anak pada kenapa sih? Bertengkar aja hidupnya, mending kalian semua bantu Bibi siram tanaman.)

Kedua pemuda itu menghentikan aksinya dan melihat Bi Ima yang sedang mengomeli mereka berdua. Dan kedua pemuda itu hanya nyengir membuat Bi Ima semakin kesal.

"Ndang dirampungke, bar kuwi koe kabeh ngrewangi Bibi tuku sayur." (Cepet di selesaiin, habis itu kalian semua bantu Bibi beli sayur.")

Ephemeral [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang