"Kasih sayang itu ditunjukkan lewat tindakan, bukan hanya lewat perkataan."
Halo ketemu lagi disini, pada bosen gak ya muehehe✨
Hyungg, aku gak masalah kalau votenya dikit asal kalian banyak interaksi di komen, rame-ramein😭👍🏻
Happy Reading semuaa
-√-
-
Pak Seha dan yang lain sampai di tempat kemah bersama Jeno yang masih terbaring lemah di punggung Pak Seha. Ketika sampai, Nean dan Candra saling menatap satu sama lain saat melihat ada Wira dan Edric disana.
"Gila ngeri gue, Ne. Bang Wira sama Bang Edric kok bisa ada dimana-mana sih?"
"Gak tau Can, gue jadi merinding sendiri."
Wira yang sedari tadi sedang berjalan kesana kemari dengan raut wajah panik tiba-tiba saja melihat Nean dan yang lainnya datang dari dalam hutan, sedangkan atensinya hanya tertuju pada Jeno yang ada di punggung gurunya itu.
"Jeno?" Wira berjalan mendekati Jeno dan perlahan Pak Seha menurunkannya dan membaringkan Jeno di atas tanah yang sudah di lapisi oleh kasur kecil dari Aven.
"Tuan muda? Anda kenapa? Tuan muda Jeno?"
Pemuda itu menepuk pelan pipi Jeno, berusaha untuk membangunkan tuan mudanya itu namun sayangnya tidak ada respon yang ia dapatkan.
"Ada apa ini? Kenapa tuan saya seperti ini?"
"Kamu-"
"Saya bodyguardnya, sekarang jelaskan kenapa dia bisa seperti ini!"
Pak Seha menghela nafasnya dan mulai menjelaskan semuanya pada Wira. Mendengar penjelasan dari Pak Seha membuat Wira sangat kaget, entah apa yang harus ia katakan nanti pada Dirga jika tau kondisi putra seperti ini.
"Kamu bawa mobil kan?" Wira mengangguk.
"Lebih baik kita pakai mobil saja daripada menunggu ambulan datang kesini, karena jika luka bekas gigitan ini dibiarkan, Jeno bisa kehilangan nyawanya. S-sekarang ia bahkan tidak bernafas."
Wira membulatkan matanya. Apa? Tidak bernafas? Kenapa dia baru sadar bahwa Jeno sedari tadi tidak bernafas? Tanpa membalas ucapan Pak Seha barusan, Wira langsung menggendong Jeno masuk ke dalam mobil.
"Dric udah ketemu rumah sakit di sekitar sini?"
"Udah, lo sama Jeno aja biar gue yang nyetir."
Saat Edric baru saja ingin menjalankan mobilnya, tiba-tiba saja Nean berdiri di depan mobilnya, untungnya saja Edric cepat mengerem mobil itu.
"M-maaf bang, gue ikut ya?"
"Masuk cepet!"
Nean segera masuk ke mobil dan akhirnya Wira menyenderkan Jeno pada Nean sedangkan ia hanya menahan kaki Jeno. Matanya tertuju pada bekas gigitan ular yang membuat kakinya semakin membiru dan sudah menyebar luas, ia tidak tau harus melakukan apa, ia benar-benar merasa seperti orang bodoh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ephemeral [TERBIT]
FanfictionEphemeral, waktu yang begitu singkat dan semua yang ada didunia tidak lah kekal. Sosok remaja ini akan membawa kalian pada kerasnya hidup juga rasanya kehilangan kasih sayang. "Seburuk apapun Ayah dimata orang banyak, Jeno gak akan pernah benci sama...