"Aku senang melihat mereka menyelamatkanku, tapi luka baru apalagi yang kurasakan sekarang."
Part ini bisa aja menguras air mata, jadi bisa siapkan tisu, dipersilahkan juga bagi yang ingin meluapkan emosi✨
-√-
-
BUGHH
Johnny memukul kuat rahang Dirga saat ia tiba di rumah pria itu. Bukan tanpa alasan ia melakukan itu, tapi saat Jeno sedang pergi ke kuburan Jaevir tiba-tiba saja anak itu menghilang dan ini sudah 2 hari Jeno menghilang.
Saat ia bertanya pada beberapa penjaga disana, ia menjelaskan ciri-ciri orang yang bersama Jeno yang membuat Johnny yakin bahwa Jeno disembunyikan oleh Dirga.
"Mana anak gue!"
"Siapa? Anak lo ada 3 kan?"
"Gak usah ngelawak lo bangsat. Mana Jeno?!"
"Hm? Gue gak tau tuh anak dimana, lagian lo bapaknya kan? Harusnya lo jaga anak lo sendiri lah."
Saat Johnny kembali ingin melayangkan pukulannya pada Dirga, tiba-tiba Satya menahan tangan Johnny dan membuat pria itu akhirnya menurunkan emosinya.
"Dari pada buang-buang waktu kayak gini, mending kita lapor polisi dan siapin segala cara biar Jeno bisa cepet ketemu Pa. Ngapain sih ngurusin sampah? Nanti juga hidupnya pasti di penjara."
"Dasar anak kurang ajar!"
PLAKK
Satu tamparan yang mendarat di wajah Satya membuat Johnny naik pitam dan menarik kuat kerah baju Dirga dan tidak peduli jika pria itu sudah tercekik dengan tindakannya itu.
"Lo boleh mukul gue sesuka hati lo, tapi sampe lo nyentuh putra-putra gue, gue pastiin tangan lo dua-duanya hilang!"
Tidak ingin berlama-lama disana, Johnny segera membantu Satya bangun dan mereka segera pergi dari rumah itu meninggalkan Dirga yang masih termenung sambil menatap lantai yang ia pijak.
Kini rumah itu benar-benar sudah terasa sangat sepi, tidak ada lagi suara-suara indah yang menyambut kepulangannya, bahkan Bi Ima sekarang sudah tidak bekerja di sana lagi dan beberapa bodyguardnya mulai mengundurkan diri dan tidak ingin bekerja disana lagi.
Dirga melangkahkan kakinya ke arah vas yang ada di meja lalu membantingnya ke lantai begitu saja. Ia melakukan itu berulang-ulang hingga rumahnya terlihat sangat berantakan dan penuh dengan kaca yang tersebar luas di lantai.
"Tuhan..apa ini hukumanku karena udah jahat sama anak itu? Aku bahkan bunuh darah dagingku sendiri..dengan tanganku sendiri..haha..HAHAHA KENAPA HIDUPKU JADI BERANTAKAN TUHAN!! ARGHHHH."
Ia tidak peduli jika harus terluka, ia terus menjatuhkan semua barang-barang yang ada di sana sampai ada satu figura yang ia lihat sudah pecah di lantai. Dirga mengambil figura itu dan melihat dirinya sedang memeluk Jaevir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ephemeral [TERBIT]
FanfictionEphemeral, waktu yang begitu singkat dan semua yang ada didunia tidak lah kekal. Sosok remaja ini akan membawa kalian pada kerasnya hidup juga rasanya kehilangan kasih sayang. "Seburuk apapun Ayah dimata orang banyak, Jeno gak akan pernah benci sama...