Malam hari tidak seperti biasanya, Alvan sangat pendiam. Dia bahkan memunggungi Hana saat tidur tak seperti biasanya yang memeluk Hana.
Hana ingin menanyakan sikap aneh Alvan, tapi ia urungkan karena melihat Alvan seperti orang yang enggan menjawab. Karena Alvan yang tidak memeluknya, maka Hana memeluk Alvan dari belakang.
"Selamat tidur." Gumam Hana hampir tak terdengar.
Matahari kembali menampakkan dirinya, ayam pun sudah terdengar berkokok. Hari baru sudah dimulai.
Keluarga Rahadian memulai pagi dengan sarapan bersama, suara hening hanya dentingan sendok yang terdengar.
"Alvan berangkat dulu."
"Hati-hati mas." Hana menyalami Alvan dan Alvan hanya tersenyum sebagai jawaban.
Setelah selesai sarapan, anggota keluarga yang lain mulai sibuk dengan kegiatan masing-masing.
*
"Pagi bos!" Sapa Dani, ia memulai paginya dengan semangat berbeda dengan Alvan, raut wajahnya tak bisa dijelaskan.
"Pagi guys!!!" Setelah kedatangan Dani, Rizal pun datang dengan senyuman khasnya.
"Tumben Al cepet datang, biasanya Vino." Ucap Rizal.
"Pagii semua." Terdengar dari luar ruangan Vino yang sedang menyapa karyawan.
"Tumben lu telat?" Tanya Dani kepada Vino yang baru sampai ke ruangan mereka.
"Lama di toilet gue." Jelas Vino
"Ngapain lama di toilet anjir?" Otak Dani yang ngeres pun travelling.
"Berak."
Ketika jam menunjukkan pukul 9, kegiatan kantor pun dimulai. Para karyawan mulai sibuk di departemen masing-masing. 2 jam setelah kegiatan kantor dimulai, seorang perempuan yang menggunakan dress selutut datang ke kantor.
"Eh, bukannya itu cewek kemarin yang nangis?" Tanya Edi, si biang gosip.
"Iya, mau ngapain lagi cewek tu datang kesini?"
"Ada yang bisa saya bantu?" Tanya Siti kepada perempuan yang tak lain adalah Nadya,
"Saya mau menemui Alvan."
"Sebentar ya mbak, saya –" sebelum Siti menyelesaikan kalimatnya, Nadya malah pergi. Ternyata, ia melihat Alvan yang baru keluar dari ruangannya dan Nadya langsung menghampirinya.
"Al!" Nadya memanggil nama akrab Alvan
"Ayo kita ngomong sebentar aja."
"Lu lagi, lu lagi. Mau ngapain sih nad?" Dani menghampiri Nadya yang sedang memaksa Alvan untuk keluar.
"Al, sebentar aja." Nadya mengabaikan Dani.
"Hm, ok. Hanya sebentar." Alvan menyetujuinya.
Mereka mengobrol di The Cafe, cafe yang berada didepan perusahaan Alvan.
"Langsung aja, aku gak punya waktu"
"Maaf, maafin aku karena pergi tanpa bilang kamu. Tapi Al kamu ingatkan, kita pernah janji apapun yang terjadi pada akhirnya kita harus tetap bersama."
"Tapi, kamu melanggar janji itu."
"Aku gak pernah melanggar janji. Pada saat itu aku harus pergi, jika kamu percaya aku, kamu bakal selalu nungguin kamu."
"Setidaknya kamu memberitahuku. "
"Aku gak bisa Al."
"Gak bisa kenapa? Kalau gak bisa ketemu langsung, kamu bisa kirim pesan atau telepon aku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Karena Kesalahan Satu Malam [TAMAT]
Romance"Karena kesalahan satu malam aku menghabiskan sisa hidupku bersamamu, menghabiskan waktuku bersamamu hingga membuat hatiku bergetar setiap kali disisimu dan sepertinya aku mencintaimu. Apakah akan seperti ini selama sisa hidupku sementara kamu menci...