Sudah 2 minggu Hana terbaring di ruang ICU, tak ada tanda-tanda akan sadar.
Selain Alvan, sahabat Hana dengan bergiliran datang untuk menjaga Hana, begitu juga dengan sahabat Alvan. Selama 2 minggu juga Alvan tidak masuk ke kantor.
Alvan memegang tangan Hana, ia membersihkan lengan Hana dengan tisu basah.
"Cepet bangun, biar kamu bisa mandi." gumam Alvan, pada saat itu juga jari Hana bergerak lemah.
"Vin, jari Hana bergerak."
"Vin, cepet panggil dokter." Vino bergegas keluar untuk memanggil dokter.
Ketika dokter datang, Hana sudah membuka kedua matanya. Dokter segera memeriksa keadaan Hana.
"Pasien, jika mendengar saya. Kedipkan mata Anda!" Hana mengedipkan matanya.
Setelah melakukan pemeriksaan, dokter menjelaskan keadaan Hana kepada Alvan.
"Pasien sudah bisa membuka mata secara spontan, merespon gerakan terhadap perintah juga sangat baik. Pasien sudah melewati masa kritisnya."
Alvan tersenyum ke arah Hana, ia mengecup kening Hana dan mengucapkan terima kasih.
"Terima kasih."
"Pasien akan dipindahkan ke ruang rawat inap." jelas dokter tersebut sebelum meninggalkan ruangan Hana.
"Terima kasih." Tak lupa juga Alvan mengucapkan terima kasih kepada dokter.
*
Setelah melakukan rawat inap selama 3 hari, Hana dibolehkan untuk pulang. Mereka sedang dalam perjalanan untuk pulang. Di dalam mobil ia duduk di belakang sambil menggendong Alna dan Kalsum menggendong Alka.
Alvan sudah memberikan nama kepada bayi kembarnya dan aqiqah akan diadakan 2 hari lagi.
"Imut banget kan kak kayak Rina." ucap Rina sambil nyengir.
"Dih, lu mah imut kayak Bab-"
"Eh, gak boleh ngomong jelek ya depan bayi." Rina memotong kalimat Azi sebelum ia mengucapkan kata kotor.
Alna tiba-tiba menangis dan disusul dengan tangisan Alka.
Alvan memukul Azi dan menatap tajam Rina, "Jangan ribut!". Si kembar Azi dan Rina langsung diam.
Ketika mereka sampai di rumah, mereka disambut oleh sahabat Alvan, Hana dan keluarga Ali yang sudah mendarat di Jakarta kemarin malam.
"Mirip Alvan banget ya." kata Dani sambil mencubit pipi gembul Alna dan Alka.
"Eh, lu jangan seenaknya nyubit." ucap Alvan,
"They are twins, their names are Alna and Alka. Alka sounds like your name, doesn't it? (Mereka kembar, namanya Alna dan Alka. Alka terdengar seperti namamu bukan?)" Ali menjelaskan nama si bayi kembar kepada Arkan, putra sulungnya.
"Yes, does it. My name's Arkan and his name's Alka. He has plump cheeks. (Iya, namaku Arkan dan namanya Alka.)" jawab Arkan dan ia juga mencubit pipi Alka. Setelah mencubit pipi Alka, ia melihat pamannya sambil tersenyum.
"It's okay. You can pinch it slowly. (Tak pa, kamu boleh mencubitnya pelan.)" ucap Alvan dan Dani melihatnya sinis.
"Dih!, kak ini Arkan gak diajar bahasa Indonesia?" tanya Dani kepada Ali.
"Kakak ajar, Arkan bisa kok Bahasa Indonesia."
"Terus kenapa pake bahasa inggris ngomongnya?"
"Mau saja."
KAMU SEDANG MEMBACA
Karena Kesalahan Satu Malam [TAMAT]
Romance"Karena kesalahan satu malam aku menghabiskan sisa hidupku bersamamu, menghabiskan waktuku bersamamu hingga membuat hatiku bergetar setiap kali disisimu dan sepertinya aku mencintaimu. Apakah akan seperti ini selama sisa hidupku sementara kamu menci...