3 hari sebelum pernikahan...
"Van gue udah di Lombok", Dani sedang berbicara dengan Alvan melalui telpon, memberi kabar kepada Alvan jika dia, Vino dan Rizal sudah mendarat di Pulau Lombok.
Mereka memutuskan untuk menghadiri pernikahan Alvan, meskipun Alvan melarangnya karena menurutnya tidak perlu, acaranya biasa saja dan hanya akan dihadirkan oleh keluarga inti.
*
Sesampainya di Hotel, Dani langsung memeluk Alvan.
"Apaan si lu?" Ucap Alvan dan berusaha melepaskan pelukan Dani.
"Kangen gue"
"Selamat ye bos, gak nyangka gue lu duluan" kata Rizal.
"Gue kan udah bilang kalian gak perlu datang"
"Masa iya kita gak datang ke akad nikah sahabat, yang acaranya hanya satu kali seumur hidup" timpal Dani.
"Keadaan kantor gimana?" tanya Alvan.
"Yaelah, lu mau nikah malah ngomongin pekerjaan. Semuanya dah diurus ama Vino" Jelas Dani.
"Beres semua" Kata Vino.
"Kok lu jerawatan si Van" tambah Vino.
"Iya njing, lu mau nikah malah tambah jelek"
"Bacod"
"Zal, ke gym kuy Ajak Alvan",
"Bangsad, capek gue bos. Besok pagi dah, gue mau istirahat dulu* Jawab Rizal dan berlalu meninggalkan mereka.
Begitulah percakapan mereka setelah tidak bertemu 5 hari lamanya.
**
Hari pernikahan....
Jam sudah menunjukkan pukul 13.00, berarti 3 jam lagi acara akad nikah akan berlangsung. Akad nikah akan berlangsung di pesantren kampung Hana.
Hana pun sudah bersiap-siap untuk memoles wajahnya dengan bantuan tukang make up yang sudah di booking oleh keluarga Alvan. Kesibukan di rumah Hana pun dimulai.
Begitupun di Hotel, setelah menunaikan ibadah sholat zuhur berjamah, seluruh keluarga Alvan makan siang bersama dan mengambil istirahan tidur satu jam.
3 jam pun berlalu, bapak-bapak berkopiah dan ibu-ibu pun memenuhi pesantren tempat Alvan dan Hana melangsungkan akad nikah, mereka akan menjadi saksi dari pernikahan mereka.
Keluarga Hana masih dirumah menunggu kedatangan keluarga Alvan, tidak menunggu terlalu lama, hanya hitungan menit, rombongan keluarga Alvan pun sudah sampai. Karena jam sudah menunjukkan 16.00 dan tamu undangan sudah berdatangan, dua keluarga itupun langsung bergegas menuju pesantren yang hanya berjarak 3 menit dari rumah Hana,
Setelah hari lamaran, Alvan jarang bertemu dengan Hana bahkan saat Alvan datang ke rumah Hana untuk menyiapkan acara akad nikah, perempuan itu jarang keluar. Dan hari ini ia melihat wajah Hana lagi.
"Sangat cantik" itulah yang diucapkan oleh Alvan ketika melihat Hana hari ini.
*
Acara akad nikah pun dimulai, Hana duduk disamping Alvan dengan tatapan melihat kebawah karpet, dirinya malu mengangkat kepalanya, begitu banyak pandang mata yang menatapnya. Rasanya ia ingin segera mengakhiri acara ini dan segera pergi dari kampung ini. Hana terus termenung dan tidak fokus hingga kalimat yang diucapkan kakaknya berhasil mengangkat kepalanya.
"SAUDARA MUHAMMAD ALVAN PUTRA RAHADIAN BIN AHMAD RIDHO RAHADIAN SAYA NIKAHKAN DAN KAWINKAN ENGKAU DENGAN HANARI PERMATA SARI BINTI AKMALLUDIN DENGAN MASKAWINNYA BERUPA UANG SEBESAR 15 JUTA DAN SEPERANGKAT ALAT SOLAT DIBAYAR TUNAI"
Alvan pun dengan tugas menjawab tanpa kesalahan,
"SAYA TERIMA NIKAHNYA DAN KAWINNYA HANARI PERMATA SARI BINTI AKMALLUDIN DENGAN MASKAWINNYA YANG TERSEBUT DIBAYAR TUNAI"
"SAAAHHHHHHHHHHH!!!!"
Para saksi pun menjawab dengan lantang, setelah itu langsung disambung dengan doa.
Ramdan mengisyarakatkan Hana untuk mencium tangan Alvan dan Alvan pun membalasnya dengan mencium kening Hana. Lampu flash dari hape menyinari mereka, Azi, Rina dan sahabat Alvan pun mengabadikan momen sekali seumur hidup itu.
**
Keluarga Alvan dan sahabatnya belum kembali ke hotel, mereka akan makan malam bersama dengan keluarga Hana.
Setelah menghabiskan makan malam mereka,
"Titip Hana ya nak Alvan, mohon di jaga baik-baik" ucap tante Hana membuka obrolan pada malam hari itu.
"Kalau ada masalah apapun, jika Hana membuat kesalahan mohon dibicarakan baik-baik, mohon sekali jangan di bentak" tambahnya lagi.
"Iya-",jawab Alvan,
"Ah, tenang saja tan, Alvan meskipun luarnya kayak preman tapi hatinya lembut" sahut Dani, Alvan menatap tajam Dani yang menyambut tawa semua orang yang ada disana.
Tidak terasa jam sudah menunjukkan pukul 10 malam, mereka pun mengakhiri obrolan.
Malam ini Hana akan ikut ke Hotel karena dia sudah sah menjadi istri Alvan. Setelah, 9 menit perjalanan mereka sudah sampai di Hotel.
"Besok sore kita akan pindak ke Jayakarta Hotel yang ada di Senggigi, jadi malam ini harus istirahat total, gak boleh ada yang begadang jelas" Kalsum sebelum mereka masing-masing memasuki kamar.
"Kecuali Alvan dan Hana" sahut Rizal.
"Iya?" Hana menatap bingung Rizal, sedangkan Alvan menatapnya dengan tatapan tajam tentunya.
"Sudah-sudah sekarang semuanya kembali ke kamar masing-masing"
"Semoga sukses malam ni van" kata Dani sebelum kembali ke kamar.
NEXT >>>>>>>
Sedikit tambahan, mungkin bermanfaat.
Jadi, author pas ngetik ini,,, ada pertanyaan dari diri sendiri,
"Bolehkah menikah ketika sedang hamil?". So, author search di google.
(Sumber : The Asianparent) Menurut para Ulama Syafiah, hukum menikahi wanita saat hamil adalah sah selama tidak ada dalil yang melarangnya. Imam Syafiiah juga menjelaskan bahwa wanita yang hamil boleh menikah dengan laki-laki yang menzinainya maupun yang tidak menzinainya.
Pernikahan tersebut dibolehakan menurut Mazhab Syafiiah selama pernikahan tersebut memenuhi syarat nikah dan adanya ijab kabul. Ulama Syafiiah juga berpendapat bahwa wanika menikah saat hamil tidak memiliki masa iddah.
Untuk lebih lengkapnya buka di situsnya aja, sumber sudah author tulis diatas ya.
Kalau ada yang kurang, mohon komentarnya dan jangan lupa VOTE!
Jadi, karena sah bukan berarti bebas pergaulan ya, TETAP JAUHI ZINA! JAGA DIRI BAIK-BAIK YA GURSL!!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Karena Kesalahan Satu Malam [TAMAT]
Romance"Karena kesalahan satu malam aku menghabiskan sisa hidupku bersamamu, menghabiskan waktuku bersamamu hingga membuat hatiku bergetar setiap kali disisimu dan sepertinya aku mencintaimu. Apakah akan seperti ini selama sisa hidupku sementara kamu menci...