3 Minggu kemudian...
Sudah tiga Minggu berlalu keadaan Hana semakin membaik, dia menjalani hari-hari seperti biasanya, dan pergi ke kampus bersama sahabat-sahabatnya lagi.
Kini mereka berempat sedang berada di rumah Ledya, sibuk dengan urusan mereka masing-masing. Sulis yang sibuk dengan laptopnya begitu juga dengan Ledya, tetapi si tuan rumah bukan sibuk untuk mengerjakan tugas di laptopnya melainkan sibuk melihat oppa Koreanya.
"Subhanallah! Nikmat Tuhan mana lagi yang engkau dustakan" ucapnya.
"Mulai lagi deh" gumam Sulis.
Hana yang sedang santai membaca sebuah novel tiba-tiba bangun dan terburu-buru menuju toilet.
Sulis dan Putri saling berpandangan, dan sama-sama mengerutkan alisnya kebingungan melihat Hana yang dari tadi keluar masuk ke toilet, entah keberapa kalinya dia menuju toilet. Sedangkan Ledya tidak menyadari itu karena dia hanya sibuk dengan laptopnya.
"Hana kenapa sih?" Tanya Sulis.
"Entahlah, gue liat dia pucet banget tapi pas gue tanyain dia kenapa jawabannya enggak apa-apa" jawab Putri yang juga bingung. Mereka hanya mengangkat bahu dan melanjutkan kesibukan mereka masing-masing.
Kesibukan mereka pun buyar ketika sebuah suara yang membuat mereka terkejut, Ledya yang sebelumnya tidak peduli apapun mulai buyar.
"Suara apaan tuh?" Tanya Ledya.
Putri bangun dari duduknya dan berjalan menuju toilet yang berada di ruangan tersebut.
"Hana?!" Panggil Putri.
"Na, kamu baik-baik ajakan?" Tanya Putri setengah berteriak. Ledya dan Sulis pun ikut berdiri dan menuju pintu toilet.
Putri mengetuk pintu toilet tersebut sambil sesekali memanggil Hana. Tetapi, tidak ada jawaban dari orang yang ada di dalam sana. Sulis pun membuka pintu tersebut dan betapa kagetnya mereka ketika melihat Hana tergeletak lemah di lantai dengan wajah yang begitu pucat.
"Ya Allah! Hana!" Ucap Putri setengah berteriak.
"Astagfirullah Na! Kamu kenapa? Na, kamu bisa denger suara ku kan?" Tanya Putri kepada Hana yang tentu tidak akan memberi jawaban, Putri juga menepuk-nepuk pipi Hana.
"Led! Panggil mang Udin cepetan terus siapin mobil kita bawa Hana ke rumah sakit" Ledya yang diperintah oleh Sulis tersebut langsung melangkahkan kakinya cepat keluar toilet untuk mencari mang Udin.
Tidak menunggu lama, mang Udin datang bersama Mpok Ria juga.
"Ya Allah! Ndok, temen mu kenapa?" Tanya Mpok Ria.
"Ledya juga enggak tau Mpok, tiba-tiba jatuh di toilet, enggak tau kenapa"
"Ceritanya nanti aja, mang Udin bantuin angkat" sergah Sulis.
"Led, kamu siapin mobil" tambahnya.
"Astagfirullah! Lupa" jawab Ledya sambil menepuk keningnya dan terburu-buru keluar untuk menyiapkan mobil.
-
Sekarang mereka berada di dalam mobil dengan kepala Hana yang berada di pangkuan Putri.
"Kamu kenapa lagi sih Na? Kenapa kamu enggak cerita sama kita" ucap Putri sambil mengusap lembut rambut Hana yang sudah tidak terbalut hijab.
Sesampainya mereka di Rumah Sakit, buru-buru Ledya memanggil suster.
"Tolong temen saya sus, tiba-tiba jatuh pingsan enggak tau kenapa" jelas Ledya kepada suster tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Karena Kesalahan Satu Malam [TAMAT]
Romance"Karena kesalahan satu malam aku menghabiskan sisa hidupku bersamamu, menghabiskan waktuku bersamamu hingga membuat hatiku bergetar setiap kali disisimu dan sepertinya aku mencintaimu. Apakah akan seperti ini selama sisa hidupku sementara kamu menci...