Alvan dan Hana memasuki kamar no. 1432 yang sudah didekor untuk pengantin baru, suasana canggung pum terasa.
Hana duduk didepan meja rias, dia menghapus make up yang memenuhi wajahnya sedangkan Alvan berada di kamar mandi.
Setelah 15 menit lamanya Alvan keluar dari kamar mandi hanya dengan menggunakan handuk yang menutupi bagian bawahnya, ia menggosok-gosok rambutnya yang basah dengan menggunakan handuk kecil, Hana yang melihat pantulan Alvan dari cermin pun tersipu malu.
"Kamu gak mandi?" tanya Alvan.
"Ah, iya. Ini aku mau mandi" jawab Hana gugup,
Alvan hanya mengangguk-anggukan kepalanya mendengarkan jawaban Hana.
Hana menghabiskan 30 menit didalam kamar mandi, ia keluar dengan menggunakan mantel mandi. Hana membongkar isi kopernya untuk mengambil pakaian, Alvan tidak peduli dengan itu, ia hanya memainkan ponselnya.
Setelah mengambil pakaian, Hana kembali lagi kedalam kamar mandi untuk mengenakan pakaian.
*
Alvan dan Hana duduk di ranjang sambil memainkan ponsel mereka.
"Hana, gimana pernikahannya?"
"Lancar gak?"
"Kirim foto dong"
"Iya nih kirim foto dong kepo"
"Tunggu sebentar ya"
Hana baru saja membuka Whatsapp dan sudah banyak pesan yang masuk, rata-rata isinya ucapan selamat.
Sahabat-sahabat Hana yang tidak bisa mendatangi acara pernikahan mengiriminya pesan spam agar segera mengirimi mereka foto-foto acara pernikahannya. Tetapi, tidak ada satupun foto pernikahan yang ada di ponselnya. Maka dari itu ia ingin memintanya dari Rina.
"Mas, bisa kasih tahu aku nomornya Rina?"
"Kenapa?"
"Aku mau minta foto akad nikah tadi"
"Aku punya, kenapa repot-repot minta ke Rina?"
"Em" Hana melihat Alvan bingung.
"CK, aneh. Sebut nomor Hp mu"
"Iya?" Karena Hana masih kebingungan, Alvan pun mengambil ponsel Hana dan menambahkan nomornya di ponsel Hana.
Chat aku di WA
Hana menuruti perintah Alvan,
Hana : Assamualaikum mas, ini aku Hana 23.01 (Dilihat)
Kurang dari 30 detik, Alvan langsung membalas pesan Hana dengan mengiriminya foto-foto akad nikah mereka.
Alvan : Mengirim foto 23.01 (Dilihat)
Hana : Terima Kasih 23.02 (Dilihat)
Setelah melihat pesan ucapan terimakasih Hana, Alvan mematikan ponselnya. Dia malas melihat pesan ucapan selamat dari sahabat, teman, karyawan dan partner kerjanya yang begitu banyak. Bahkan, beberapa Grup Chat di WA-nya berubah nama menjadi HAPPY WEEDING OUR CEO.
"Anjing, Lombok panas banget" Ucap Alvan.
Mendengar itu Hana terjekut, ia lebih terkejut karena Alvan melepas bajunya. Alvan bangun mecari remote AC, ia menyalakan AC sambil bergumam.
"Anjay, AC-nya belum nyala."
Hana melihat Alvan yang sedang berdiri didepannya itu dengan seksama.
"Kenapa?" tanya Alvan ketika ia menyadari Hana sedang menatapnya.
"Kamu ganteng, punya tubuh bagus tapi sayang suka ngomong kotor"
Alvan hanya tersenyum mendengar jawaban Hana, ia naik ke kasur lagi dan mendekati Hana. Alvan memposisikan badannya berada diatas Hana, perut besarnya yang terbalut dengan baju tidur bersentuhan dengan perut six pack Alvan.
"Kenapa? Gak suka?" tanya Alvan lagi. Hana hanya terpaku, ia bisa merasakan nafas Alvan.
"Emmm" karena Hana yang tak kunjung menjawab , Alvan semakin mendekatkan wajahnya, hingga berjarak 1 cm dari wajah Hana. Lalu, ia mengecup bibir Hana dan melihat Hana lagi. Tapi, Hana tak kunjung menjawab Alvan pun menciumnya.
"Kenapa gak jawab?"
"Aku mau minum".
Mendengar jawaban Hana yang seperti itu, membuat Alvan tertawa.
"Mau aku ambilin gak?" Alvan tetap pada posisinya yang berada diatas Hana.
"Gak, aku mau ambil sendiri"
"Kenapa mau minum? Tadikan udah minum" Alvan tak berhenti menyerang Hana dengan pertanyaan yang tidak penting.
"Aku haus lagi"
"Cium dulu!" perintah Alvan, tetapi Hana tetap diam.
"Yaudah, aku tetap diam kayak gini"
"Kamu gak capek kayak gini?"
"Gak"
Hana memegang lengan Alvan, dan dia mencium cepat Alvan.
"Kecepatan, lamaan dikit"
Dan Hana mencium Alvan lagi dengan lebih lama. Karena keinginannya sudah terpenuhi, Alvan bangun dan membiarkan Hana mengambil air minum.
Ketika Hana minum sambil berdiri, Alvan memeluknya dari belakang dan berbisik,
"Minum gak boleh sambil berdiri", karena Alvan berbisik tepat ditelinganya membuat Hana merinding.
,Iya maaf, lepas dong. Aku mau duduk,
Kenapa? gugup? tanya Avan.
"Aku gak gugup"
"Em" Alvan mengangguk-anggukan kepalanya,
"Karena kamu masih gugup, malam ini kamu boleh langsung tidur" ucap Alvan sambil mengusap-usap lembut perut besar Hana. Setelah itu, dia melepaskan pelukannya.
Hana berdiri diam.
"Cepat minum, mau matiin lampu"
NEXT>>>>>>
Tambahkan komentar kalian mengenai part ini! Jangan lupa klik Vote (Bintang).
Share juga cerita ini ke teman-teman kalian. Terima kasih, sampai bertemu minggu depan! Ikuti cerita ini sampai ending, author bakal kasih tau wajah seorang Alvan di kehidupan nyata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Karena Kesalahan Satu Malam [TAMAT]
Romance"Karena kesalahan satu malam aku menghabiskan sisa hidupku bersamamu, menghabiskan waktuku bersamamu hingga membuat hatiku bergetar setiap kali disisimu dan sepertinya aku mencintaimu. Apakah akan seperti ini selama sisa hidupku sementara kamu menci...