Part 11 : Los Angeles, California, AS

6.4K 254 0
                                    

Alvan dan sahabat-sahabatnya sudah sampai di LA, dan saat ini mereka sudah berada di Hotel berbintang lima.

Baru saja Vino membuka pintu kamar hotel tersebut, Alvan langsung masuk dan menjatuhkan tubuhnya dengan tengkurap, ia menutup matanya seperti sangat kelelahan.

"Eh Van, lu kagak mandi. Lu gak ngerasa tubuh lu lengket belum mandi dari tadi pagi" tanya Vino. Tetapi tidak ada jawaban dari Alvan, Vino pun menepuk punggung Alvan.

"Ngghh, gue capek" mendengar jawaban Alvan, Vino hanya mengangguk sebagai jawabannya.

"Kasihan bet dah Bos kita" Dani datang bersama Rizal, dan Dani menampar keras bokong Alvan.

"Yang sabar bosku" katanya, lalu mengelus lembut bokong Alvan.

"Diem monyet!" Bentak Alvan masih dalam keadaan tengkurap.

"Kalau lu gak bisa diem, mending lu keluar dari kamar gue, ntar sewa hotelnya lu aja yang bayar" kata Alvan lemah sebelum terlelap lagi.

"Yaelah Bos galak amat"

Alvan sangat mengantuk dikarenakan ia harus lembur kemarin malam untuk menyelesaikan tugas kantor yang harus ia tinggalkan selama 3 hari kedepan. Sebenarnya, Alvan bisa saja meninggalkan tugas kantornya dan menyuruh orang kepercayaannya untuk mengurus tugas-tugasnya. Tetapi, orang kepercayaannya tersebut sedang bersamanya sekarang, siapa lagi kalau bukan Vino, Dani dan Rizal.

Alasan Alvan untuk berkunjung ke LA adalah untuk bisnisnya, cukup hanya Vino saja yang ikut. Tetapi, Dani dan Rizal meminta untuk ikut dengannya.

Alvan meng-iya-kan karena Alvan menganggap itu adalah sebagai hadiah atas kerja keras mereka. Bisa saja Alvan akan mengajak mereka liburan selama seminggu di LA tapi untuk bulan depan karena saat sekarang ini Alvan sangat sibuk. Tetapi, Dani dan Rizal meminta untuk ikut hari ini juga, entah apa alasannya.

"Oy Vin, ntar terakhir di LA kita ke Playhouse Club, mumpung hari Jumat" ajak Dani.

Playhouse Club adalah klub yang sangat terkenal di Los Angeles bahkan dunia, klub yang  menyediakan puluhan tempat khusus di mana tamu VIP bisa minum dengan privasi, namun ini hanya buka tiga kali dalam seminggu yaitu kamis, jumat dan sabtu.

"Enggak" jawab Vino singkat.

Rizal menendang bokong Vino saat Vino bangun untuk mengambil air minum dan mengatakan, "Si Vino mau tobat".

"Kkk, mungkin dia udah jatuh cinta sama si Siti, makanya sekarang dia mau tobat" kata Dani.

"Besok dia mau ta'aruf" tambahnya lagi.

"Si Siti kan kalau kerja jilbabnya besar terus pake gamis, besok lu kerja pake baju koko terus pake kopiah" ucap Rizal yang mengundang gelak tawa Dani. Vino yang mendengar perkataan temannya tersebut acuh tak acuh.

Siti adalah karyawan yang bekerja di kantornya Alvan, dia selalu menjadi perhatian karena pakaiannya yang syar'i, jilbab besar dan gamis. Terlihat sangat berbeda dengan karyawan lainnya. Ada juga karyawan yang memakai jilbab tetapi tidak syar'i dan tetap memakai rok span, seperti pakaian kantor pada biasanya. Dan Alvan tidak komplain akan pakaian Siti selagi itu tidak mengganggu perusahaannya.

"Kalau ke Klub sih terserah-nya Alvan, gue cuman ngikut doang" ucap Vino dan duduk kembali di sofa yang ada di kamar hotel tersebut.

"Gue juga sih terserah-nya Alvan" kata Dani.

"Jelaslah, bayar masuk tuh klub gak main-main bro. Kalau gak di traktir gue juga malas" tambah Rizal lagi.

"Eh, Btw. Si Siti kek nya beneran suka sama lu deh Vin. Setiap dia mau ngomong ama lu dia selalu nervous" jelas Dani.

Karena Kesalahan Satu Malam [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang