Part 3 : Aku Menjadi Seperti Orang Gila

9.3K 406 1
                                    

Vote + Komentar + Share

Cahaya matahari masuk ke sebuah ruangan melalui celah-celah jendela, hingga membuat orang yang di dalamnya terganggu.

"Eungghhh..." suara tersebut keluar dari bibir seorang wanita yang ada di ruangan tersebut.

Ia melonggarkan pelukannya, tetapi si pria menariknya dan memeluknya erat.

"Ini sangat nyaman, biarkan seperti ini sebentar saja" batinnya,

Sungguh syetan sedang menggodanya, hingga ia baru menyadari jika ada yang salah dengan dirinya. Ia perlahan membuka matanya dan pertama kali yang dilihatnya adalah wajah seorang pria yang sedang tertidur damai dengan lengan si pria tersebut yang melingkari perutnya.

Tanpa sadar ia meneteskan air mata, hingga ia tidak bisa lagi menahan tangisnya. Ia menangis sesenggukan dan membuat pria yang ada di sampingnya terbangun.

"Ck" desisan keluar dari mulut pria tersebut. Ia mengibaskan selimut yang menutupi tubuhnya dan bangun lalu berjalan menuju kamar mandi.

"Asstagfirullah! Tenanglah Hana! Semuanya akan baik-baik saja" batinnya.

Wanita tersebut adalah Hana, seseorang wanita yang kini tengah meratapi nasibnya.

Hana bangun dengan selimut yang ia lilitkan untuk menutupi tubuhnya , Hana meringis karena dia merasakan sakit di area kewanitaannya. Ia memunguti pakaiannya yang sudah tidak utuh lagi.

"Hiks...Bagaimana caranya aku keluar dari rumah ini tanpa baju? Aku harus keluar dari rumah ini bagaimana pun caranya. Tidak! Aku harus tetap disini, pria itu harus bertanggung jawab. Bagaimana jika nanti aku hamil? Tapi, bagaimana jika nanti ia menyiksaku lagi?" batin Hana berperang. Ingatannya tentang kemarin malam berputar seperti kaset rusak hingga kakinya lemas, Hana terduduk lemas menyandarkan kepalanya di pinggir ranjang, ia menekuk lututnya dan menyembunyikan wajahnya dengan tangannya lalu menangis sekeras mungkin.

"Sampai kapan lu bakal nangis?" hingga sebuah suara mengintrupsinya tetapi tidak ia indahkan.

"Mandi sana, gua bakal nganter lu pulang" tambah pria itu lagi. Tetapi tetap saja Hana hanya mengabaikannya. Pria tersebut pun mensejajarkan tubuh tingginya dengan Hana yang duduk lalu berbisik.

"Apa lu pengen gue ngelakuin lagi apa yang gue lakuin semalem ke lu?" tanyanya.

"Hikss,,, saya mohon izinkan saya pergi"

"CK! Gue bakal ngantar lu pulang, tapi lu mandi dulu. Gak ada yang mau nampung lu di rumah gue juga, cewek aneh" jelas pria tersebut yang sudah mulai frustasi melihat Hana.

Hana berdiri dengan susah payah karena rasa sakit di area bawahnya, ia berjalan menuju kamar mandi.

Hana melihat pantulan dirinya di cermin kamar mandi, ia merasa sangat kotor. Begitu banyak bekas gigitan di sekujur tubuhnya. Ia tidak bisa membendung tangisnya hingga membuat kakinya lemas dan terduduk dilantai kamar mandi yang begitu dingin.

"Kamu bisa cepet sedikit enggak sih mandinya?" Tanya pria tersebut yang kini menggunakan bahasa aku-kamu, sedikit lebih lembut.

Tapi tidak ada Jawaban dari dalam kamar mandi,

"Kamu baik-baik ajakan? Bisa cepetan? Aku mau ke kantor nih udah telat" tetap tidak ada jawaban.

"CK, sumpah nyusahin banget sih tuh cewek. Frustasi banget dah gue, dan kenapa gue harus mabuk kemarin bangsatt" gerutunya pada dirinya sendiri.

Drrrttttt, drttttt.

Handphone yang dipegangnya bergetar, sontak dia melihatnya dan tertera nama 'Vinonjing' di layar handphone tersebut. Dia pun mengangkatnya dan memulai pembicaraan.

"Apaan?" Sapanya.

"Bangsul dah nanya apaan, kagak kerja lu bos, ada meeting hari ini woy" jawab Vino.

"Gue tau, hari ini gue telat. Lu siepin berkas-berkasnya aja, terus tempatnya harus dibersihin" jelasnya, hari ini dia ada meeting dengan perusahaan dari Amerika Serikat.

"Udah siap bos. Lu pasti baru bangun pan? Kemarin Kevin nelpon gue katanya lu pulang sendiri. Gue harap enggak ada kejadian apa-apa dah, lu kalau minum ribet masalahnya, akal ama pikiran lu hilang seketika"

"Lebay anjing"

"Anjir ngegas, Boss--"

"Ntar gue telpon lagi"

Dia memutuskan sambungan telpon ketika melihat Hana keluar dari kamar mandi.

"Bisa cepetan gak? Gue mau kerja" jelasnya kepada Hana.

Hana hanya terdiam memandangi bajunya yang sudah tidak utuh lagi. Pria tersebut pun mengerti, ia keluar dari kamarnya dan kembali lagi membawa sebuah pakaian untuk digunakan oleh Hana.

"Pakai ini!" perintahnya

Hana mengambil pakaian tersebut dan kembali memasuki kamar mandi untuk menggunakan pakaian.

Cukup 10 menit ia didalam kamar mandi, ia pun keluar dengan pakaiannya yang rapi. Pakaian yang di berikan pria tersebut sangat pas untuknya.

Hana melihat pakaiannya yang berceceran, ia pun memungut pakaiannya tersebut.

"CK, untuk apa kamu mengambilnya lagi? Sudah tidak bisa dipakai lagi. Ambil ini! Beli apapun yang kau inginkan dengan uang tersebut. Aku sudah mengganti semuanya dengan uang ini" jelas pria tersebut dan menyodorkan sebuah cek, Hana mengambilnya.

Betapa kagetnya dia ketika melihat jumlah digit angka yang tertera di cek tersebut. Kaget dan marah memenuhi dirinya hingga tangisannya tidak bisa ia bendung.

"Hiks... Aku bukan pelacur. Bukan seperti ini caranya kamu bertanggung jawab. Bagaimana jika aku hamil?" Ucap Hana, ia juga melepaskan cek tersebut.

"Kamu tidak akan hamil, aku akan mengantarmu pulang. Ambillah cek tersebut" ucap pria tersebut dan mengambil kunci mobil di atas nakas lalu melangkahkan kakinya untuk keluar kamar.

"Kamu harus bertanggung jawab" ucap Hana dan tetap tidak melangkahkan kakinya untuk mengikuti pria tersebut.

"Heh, apakah itu tidak cukup untuk mu? Baiklah aku akan menambahkannya" pria tersebut menghentikan langkah kakinya dan melihat Hana.

"Sudah aku katakan kepadamu. AKU BUKAN PELACUR" teriak Hana,

"Kamu mengatakan jika kamu bukan pelacur, tetapi saat ini kamu bertindak seperti pelacur. Apa kamu mengira aku tidak mengetahui strategi mu untuk mengambil harta ku, perempuan sepertimu sudah banyak datang padaku dengan strategi yang sama denganmu. Awalnya mereka datang menggoda ku, dan pada akhirnya mereka akan membawa semua hartaku" jelasnya.

"Heh, lu minta gue buat nikahin lu. Terus setelah itu lu ngambil semua harta gue" tambahnya dengan kalimat yang meremehkan.

Hana hanya membeku mendengar Kalimat pria tersebut, bagaimana bisa ia berpikir seperti itu.

Dia tidak sanggup berjalan dan hanya mematung, hingga sebuah tangan kekar menariknya keluar dari ruangan tersebut.

"Selamat pagi den Alvan" sapa seorang wanita paruh baya.

Pria tersebut pun menghentikan langkahnya.

"Bi, ganti seprei kamar Alvan. Buang aja sepreinya sama baju yang ada dilantai kamar Alvan" jelas pria yang bernama Alvan tersebut.

Wanita paruh baya yang dipanggil bibi tersebut pun sedikit bingung sebelum meng-iya-kan tuannya.

Alvan kembali melanjutkan jalannya dengan tangannya yang masih memegang pergelangan tangan Hana.

TBC...

06/03/2019|1:52PM,|LOMBOK

Saya butuh banyak dukungan dari kalian, jadi silahkan vote + komentar + share mumpung gratis dan tidak membutuhkan waktu yang banyak. Minta do'a-nya agar saya tetap istiqomah sama cerita saya dan tidak akan hiatus. Kritik dan Saran sangat diperlukan baik itu penulisannya atau jalan ceritanya! Jangan lupa tambahkan ke daftar perpustakaan kalian agar tidak ketinggalan part selanjutnya.

TEIMA KASIHH.....

Oleh : Aenul Risallah (@Risa-Lee)|IG : @anl.risllh_

Karena Kesalahan Satu Malam [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang