"ASSALAMUALAIKUM WAHAI PARA BABU,"
Suara berat terdengar dari balik pintu membuat penghuni rumah menolehkan kepalanya malas. Siapa lagi yang datang bertamu dengan cara seperti itu kalau bukan si anak pungut Giono.
"Orang dateng tuh disambut kek, kenapa pada diem aja kek Bernard," Louis mendudukkan dirinya di sebelah Nana. Pada tau kan Bernard? Ituloh kartun yang ngomongnya gik gik gik.
"Pasti mau numpang tiduran disini," Nana mendengus sebal, cukup hafal dengan apa yang biasanya Louis lakukan.
"Yaiyalah, mau ngapain lagi coba,"
"Simulasi pengangguran ya?" Jeje balik bertanya.
"Bukan, gladi bersih,"
"Ada ya orang kayak gini," Nana mengamati Louis yang kini mulai merebahkan dirinya di lantai, ngesot lemai gemulai. Memang benar kalau tujuan dia datang ke rumah Jovi hanya untuk tidur-tiduran.
"Kenapa? Orang ganteng kayak gue?? Kayaknya gue doang sih,"
"Pd nya udah level akut,"
"Ganteng sih, tapi masih gantengan bang Jovi,"
Nana menimpali," Kira-kira perbandingannya sekitar 0,1 dibanding 10000,"
"Astagfirullah tuyul, diem deh," Louis mengelus dadanya, dibuat greget sendiri oleh kelakuan minus dua manusia setengah spongebob itu.
"Btw apa tuh di kresek?"
"Oh iya gue lupa, nih mie pangsit. Dari Jovi katanya lembur nugas dulu,"
"Bang Jovi apa bang Louis yang beliin?" Nana bertanya tiba-tiba. Bukannya apa, ia tahu Louis sering membelikan mereka makanan dengan embel-embel dibelikan Jovi. Sedermawan itu orang humoris ini. Ya meskipun wajahnya tampang-tampang pelawak, tak memungkiri setiap sifat baik dalam dirinya.
"Udah makan aja, sisain satu buat Jovi kalo dia udah pulang. Gue pulang dulu deh, kasian para fans udah nunggu,"
Gabutnya orang gabut: dateng - ngesot lemai gemulai - pulang.
"Silahkan, pintu keluar sudah dibuka,"
"Dih,"
"Ibu-ibu zumba kali yang jadi fansnya," Jeje menyahut sambil terus mengarahkan pandangannya pada sebungkus mie pangsit Pak Dul yang rasanya seperti mau sekarat. Iya seenak itu memang rasa mie favorit Jeje ini. Sampai pernah pada suatu waktu Jeje berdoa saat sholat agar ia diangkat menjadi anak angkat Pak Dul dan Bu Syarifah. Konyol memang tapi sifat polos dan oonnya sudah terprogram sejak dalam kandungan.
"Masyaallah" Jeje memandang Nana dengan wajah cengonya, membuat yang ditatap bertanya-tanya.
"Hah kenapa kenapaaa?!"
"Mie nya...."
"Mienya kenapa?? Beracun?? Pahit apa nggak? Lepehin cepettt!" bingung Nana melihat Jeje yang hanya diam saja memandangi mie pangsit yang baru termakan sedikit.
"ENAK BANGET GILAKK!"
...........
Nana : Bisa ga si dia dituker sama grobaknya Pak Dul
KAMU SEDANG MEMBACA
PAGE of 365
FanfictionNot a romantic story, just a story of a family and togetherness in it * * * * * * all picture in this story cr by pinterest