31 Januari 2020Halaman 365
Lembar terakhirTak terasa sudah banyak juga ya yang sudah tertulis. Bahkan sudah sampai pada lembar terakhir. Kami masih ingat saat dulu pertama kali menemukan buku ini, lalu abang menulisnya di halaman pertama. Menjadi penanda bahwa mungkin hidup kami akan bahagia selamanya.
(Jeje)
Kubaca kembali tulisan pada halaman sebelumnya, dan itu membuatku tertawa karena kisahnya yang begitu lucu. Apalagi tentang tingkah laku teman-teman abang yang cukup konyol untuk diingat kembali.Sampai akhirnya aku berada pada lembaran terakhir, yang menjadi penutup kisah satu tahun ini. Kukira akan berakhir seperti cerita-cerita pada halaman sebelumnya.
Namun ternyata tidak.
(Nana)
Kutulis halaman ini di malam hari dimana mungkin semua orang masih tertidur dengan lelapnya, tapi tak untuk kami yang masih bergelinang air mata. Bahkan kudengar Jeje bangun kembali dan menangis di kamar mandi.Bukannya aku tak ikhlas saat abang pergi, hanya saja masih belum bisa menerima bahwa kami akan sendirian disini.
Melihat abang yang saat itu berjuang diambang sisa hidupnya, membuatku menyadari satu hal,
Bahwa pada akhirnya yang selalu menguatkan, akan rapuh juga pada waktunya.
Ah, sepertinya cukup sampai disini yang kutulis. Kertasnya bahkan sudah basah terkena air mataku sendiri. Tidak akan kuceritakan banyak hal pada halaman terakhir, karena sama saja memaksaku untuk menangis kembali.
Untuk abang disana,
Selamat tinggal bang...
Semoga beristirahat dengan tenang.
Dan untuk semua, inilah akhir dari kisah kita bertiga.
Tertanda
- Nathan Abigail P.
- Jeffrey Mahardika P.

KAMU SEDANG MEMBACA
PAGE of 365
FanfictionNot a romantic story, just a story of a family and togetherness in it * * * * * * all picture in this story cr by pinterest