🦋Senyum itu karena bahagia, bukan untuk terlihat bahagia 🦋
- Park Jisung -Happy Reading
" Kalian beneran marah ya?"
"Jangan didiemin dong,"
"Abang cari hp nya lagi mau nggak?"
Sudah berpuluh-puluh kali mungkin kalimat seperti itu terlontar dari mulut Jovi. Berharap Nana dan Jeje kembali berbicara setelah sehari ini mendiamkannya.
Setelah diberitahu bahwa Hp pemberian bapak hilang, raut wajah kecewa tampak pada keduanya. Tidak marah, hanya memang itu cara untuk mengekspresikan kekesalan.
Memberi tahu bahwa Hp bapak hilang hanya alasan agar mereka tidak khawatir perihal hutang bapak. Jovi tau, Nana dan Jeje pasti murung, dan sekarang ia menyesal akan hal itu.
"Udah tau itu bapak sama ibuk yang susah-susah beli malah dihilangin,"
Satu kalimat pedas yang terlontar dari Nana cukup mengejutkan Jovi. Pasalnya, Nana yang ia tahu adalah orang yang sabar juga lembut saat berbicara. Tak hanya itu, ia juga terkejut tatkala Jeje keluar rumah dengan menutup pintu sedikit dibanting diikuti dengan Nana yang juga ikut berjalan keluar.
Apa sekecewa itu mereka?
Bisakah hp yang sudah dijual dibeli lagi?
Tapi uang dari mana?
Hanya diam yang bisa Jovi lakukan saat ini. Wajar bila Nana dan Jeje marah, ia pun sebenarnya juga tak rela kehilangan barang pemberian bapak itu.
Setelah beberapa menit terdiam, ia memutuskan keluar rumah menyusul Nana dan Jeje yang entah kemana. Aktivitasnya berganti pakaian untuk bersiap-siap terhenti saat dengan tiba-tiba seseorang mengetok pintu dengan keras.
"LO KAGA ADA OTAK YA, LO BIARIN WINWIN NGERJAIN TUGAS SENDIRIAN DAN LO GA NGEBANTU SEDIKITPUN,"
Langkahnya saat ingin membuka pintu terhenti saat dengan tiba-tiba Jevin menyerobot masuk ke dalam dengan wajahnya yang penuh emosi.
"Vin vin vin tenang dulu, gue gapaham sama yang lo bilang," bingungnya.
"WINWIN SAKIT TAU GA, DIA KECAPEKAN NGERJAIN TUGAS PAK DOR YANG SEHARUSNYA SEKELOMPOK SAMA LO,"
"Bentar-bentar Vin gue jelasin dulu," ucap Jovi dengan wajahnya yang saat ini panik juga kebingungan.
"Halah gausah dijelasin, tiap ada tugas bareng lo selalu pergi kan?
Kini Jovi benar-benar tak tau bagaimana menjelaskan ini semua. Ucapan Jevin barusan tidak benar, ia dan Winwin selalu mengerjakan semuanya bersama-sama.
"LO TAU GA KALO WINWIN BARU AJA DIVONIS PENYAKIT JANTUNG??"
Kali ini benar-benar terlihat bahwa Jevin sangat marah terbukti dari penekanan kata-kata setiap ia berbicara. Dan kalimat barusan benar-benar sebuah kabar yang mengejutkan. Jovi hanya bisa kembali terdiam mematung mencerna setiap perkataan juga berpikir apakah benar ini salahnya.
Tok...tok...tok...
"BANG LU APAIN JEJE SAMA NANA??"
Satu masalah belum terselesaiakan dan kini tiga orang datang dengan emosi yang sama persis seperti Jevin.
Echan, Rendy, juga Chen datang dengan langkahnya yang tergesa-gesa menghampiri Jovi yang saat ini benar-benar terlihat pusing juga kebingungan menghadapi tiga masalah yang datang sekaligus secara tiba-tiba.
KAMU SEDANG MEMBACA
PAGE of 365
Fiksi PenggemarNot a romantic story, just a story of a family and togetherness in it * * * * * * all picture in this story cr by pinterest