🦋 Hidup itu sebenarnya sangat sederhana, jangan kau buat rumit🦋
- Lucas -Happy reading
"Pembayaran terakhir bulan depan, kalau masih nunggak terpaksa rumah kamu yang saya sita,"
Kalimat itu selalu terngiang-ngiang di pikirannya sejak sore tadi,membuatnya sulit untuk tertidur. Percakapannya dengan Pak Andrean membuatnya cukup gelisah. Melihat Nana dan Jeje yang baru saja tertidur lantas ia pergi keluar dan duduk di teras hanya untuk sekedar menenangkan pikiran. Hawa dinginnya udara ia biarkan menerpa kulit hingga sekujur tubuh. Tidak ada yang lebih penting dari memikirkan bagaimana cara bertahan hidup selanjutnya.
Pikirannya berkecamuk, memikirkan nasib keluarga serta bagaimana cara ia melunasi hutang bapak yang bisa dibilang cukup besar. Uang santunan bulanan ataupun pemberian saudara jauhnya tidak mungkin cukup untuk membiayai semua keperluan, ditambah lagi kedatangan Pak Andrean minggu lalu yang secara tiba-tiba menagih hutang Bapak yang bahkan Jovi sendiri tidak mengetahui.
Bagaimanapun juga ia harus membayar itu, atau akibatnya rumah ini akan disita. Rumah yang selama 20 tahun ia tempati, tempat membangun memori yang sampai saat ini melekat di hati dan banyak kenangan yang ia ciptakan bersama keluarga. Untuk saat ini pikirannya kembali mengingat akan ucapan ibu di malam kala itu.
"Ada kalanya setiap orang harus memikul beban yang sangat berat, tak selamanya orang akan selalu bahagia, terkadang masalah yang datang itulah yang buat kamu jadi kuat kedepannya,"
"Tuhan itu enggak tidur le, kalo kamu sudah berusaha, seberat apapun masalahnya pasti akan diarahkan kamu ke jalan keluarnya,"
Ucapan itu seakan melintas seperti sebuah bayangan di pikirannya, terasa seperti hadirnya Bapak dan Ibu yang seakan berada di sampingnya saat ini. Menemani dengan sepotong kalimat yang sangat menenangkan jiwa serta pikiran kalutnya.
"Nggak tidur bang?"
Lamunannya terbuyarkan saat suara berat menginterupsi kegiatannya. Ia menoleh dan mendapati Nana mengambil duduk di kursi sebelah yang terpisahkan meja kecil dengan wajah khas orang bangun tidur.
"Mikirin apa malem-malem gini?"
"Enggak, cuma gak bisa tidur aja, tadi sore minum kopi kebanyakan,"
"Sama,"
"Emang kamu tadi minum kopi juga?"
"Enggak cuma minum sirup,"
Senyum terpatri di wajah Jovi, setidaknya ucapan Nana barusan cukup untuk menghiburnya, meskipun seperti biasa kalimat itu natural adanya dari seorang Nathan.
"Dingin banget, ayo balik tidur, takut masuk angin,"
"Iya habisini, 5 menit lagi deh,"
♤♤♤
Pemulung sukses
(6 members online)
Louis
WaalaikumsalamDavid
Karma seseorang yang suka membolak-balikkan salam, matinya dikubur tengkurup
KAMU SEDANG MEMBACA
PAGE of 365
FanfictionNot a romantic story, just a story of a family and togetherness in it * * * * * * all picture in this story cr by pinterest