🦋 Your efforts will never betray you, all your efforts will pay of [ usahamu tidak akan mengkhianatimu, usahamu akan terbayarkan ] 🦋
- Lee Taeyeong -Happy Reading
" Hutang kamu sudah dibayar,"
Jovi mengerutkan keningnya, menatap Pak Andrean dengan tatapan bertanya-tanya. Pagi ini ia berniat membayar, atau lebih tepatnya menyicil sedikit demi sedikit hutang yang belum lunas. Sedikit takut kalau pamannya ini akan kembali berulah, bermain tangan.
" Tapi saya baru mau membayarnya,"
Pak Andrean mendecih sebal, anak muda ini sungguh keras kepala. Sudah dibilang berapa kali kalo sudah ada yang melunasi hutangnya.
" Jangan repot-repot mau bayar lagi, terima kasih sana sama temen kamu itu,"
Teman?
"Maaf paman, teman yang mana?"
" Mana saya ngerti nama teman kamu, yang saya tahu ia cukup tampan, badannya juga tinggi,"
Dipikir-pikir semua teman Jovi juga sama tingginya, tampan juga. Tapi kalau yang paling tinggi..
" Namanya Louis?"
Pak Andrean mulai menyesap rokoknya, sambil sedikit mengingat-ingat nama lelaki yang baru saja menemuinya kemarin malam.
Menggedor rumahnya tiba-tiba, dan langsung memberikan amplop berisi uang atas nama Bpk. Pragya." Sepertinya iya, yang saya ingat hanya nama Swandernya saja,"
Ah iya, itu jelas Louis. Dengan nama samarannya lagi.
Jovi terdiam sejenak, mencoba berpikir, bagaimana bisa Louis tahu rumah Pak Andrean? Juga apa hubungannya dengan sang paman?
Tak lama lamunannya terbuyarkan, saat suara berat menginterupsi pemikirannya.
" Bapak kamu.."
"Bagaimana keadaannya sekarang?"
Apa yang ia dengar, bukan nada tegas lagi yang keluar seperti biasanya. Suaranya yang cukup lirih, cukup membuat Jovi terkejut. Untuk pertama kalinya, Pak Andrean bertanya tentang bapak. Setelah bertahun-tahun tak peduli akan kondisinya selama ini. Bahkan saat bapak pergi pun, ia tak tahu.
"Sangat baik"
"Kenapa bertanya?"
Pak Andrean menunduk," Sudah lama saya tidak bertemu, berikan saya alamat rumah kamu,"
Jovi tertawa kecil," Untuk apa? Anda baru mau datang pada saat hutang bapak sudah terlunasi?"
" Saya ingin bertemu, bukan meminta maaf. Itu saja,"
Jovi masih menatapnya lekat, sama sekali tidak marah, hanya ada tawa kecil disana. Tawa yang cukup meremehkan,"Bapak saya juga tidak berharap agar anda meminta maaf. Bahkan tanpa anda bersujud di kakinya, anda sudah dimaafkan,"
Hubungan dua saudara yang bisa disebut sebagai musuh. Bukan dua-duanya yang saling benci, hanya ada satu. Bapak tak pernah membencinya, tak pernah memanfaatkan hartanya, juga tak berharap akan selalu dikasihani. Meski dengan kasta yang berbeda, dimana Andrean selalu bergelimang harta, dan Pragya yang berada jauh di bawahnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
PAGE of 365
FanfictionNot a romantic story, just a story of a family and togetherness in it * * * * * * all picture in this story cr by pinterest