Nasehat

31 8 0
                                    

Marsha datang tergopoh-gopoh, nafasnya naik turun menahan kesal. Ia masuk ke dalam kelas XI MIPA 4 dan tanpa basa-basi langsung menggebrak meja Fahri dan Hamzah.

BRAK!

"KUMAHA ATUH BABATURAN TEH?!" Teriak Marsha sehingga mie goreng di sendok Fahri jatuh. Sontak satu kelas menoleh dengan kompak.

"Kenapa ini?" Hamzah bersuara terlebih dahulu. Fahri langsung membereskan helaian mie yang berserakan di atas lutut dan mejanya.

"Maksudnya naon ini?? Dateng-dateng teriak-teriak gak jelas pisan," sahut Fahri, ia mulai kesal karena Marsha datang dengan tak ramah dan menganggu makannya.

Marsha menghela nafas dan mulai marah-marah. "Gini ya. Bilangin ke temen kamu. Jadi cowok jangan jadi player! Semua aja di embat! Dasar gak tahu diri!"

Hamzah dan Fahri saling tatap. "Siapa maksudnya?" Tanya Hamzah, dahinya berkerut.

Marsha membetulkan rambutnya. "Siapa lagi kalau bukan si Wisnu?"

Fahri terkejut. "Mana mungkin temen aku playboy gitu! Jangan nuduh woey!"

Marsha menganga. "Nuduh? Nuduh cenah?" Marsha tak kuasa menahan emosinya. Ia semakin mendidih. "TEMEN KAMU NGEBAPERIN SEMUA CEWEK YANG DEKET SAMA DIA!"

Hamzah mengangkat kedua tangannya. "Tenang, tenang, Neng. Sok cerita pelan-pelan jangan marah-marah gini," ujar Hamzah menenangkan Marsha. Marsha pun menghampiri Aldan.

Aldan menengadah. "Apa?"

"Minjem," ucap Marsha.

Aldan langsung memeluk buku catatannya. "Gak boleh ai kamu! Jangan biasain nyontek!"

"Ishhhh!" Marsha langsung mendorong Aldan dan menarik kursinya secara paksa.

"Eh gosab oi!" Protes Aldan namun Marsha tak mendengar. Aldan menatap Fahri dan Hamzah bingung. Fahri mengangkat bahu, meminta Aldan untuk mengalah sebentar.

Marsha kembali dan menyimpan kursi di depan meja Fahri dan Hamzah. Mereka duduk berhadapan, Hamzah terasa menarik kursinya menjauh. Tercium wangi vanilla dari parfum gadis itu.

"Hadeuhh.. meni segak kieu!" Fahri mencubit hidungnya. Hamzah menyenggol lengan Fahri, Marsha tampak tersinggung.

"Sok gimana?" Hamzah mengalihkan pembicaraan.

Marsha terpejam sejenak. "Jadi gini..."

"UY!!" Wisnu menggebrak meja Fahri dan Hamzah. Kedatangannya yang tiba-tiba membuat Marsha kaget. Ia pun memutuskan untuk berdiri dan keluar dari kelasnya sendiri.

"Hi Marsha..." Sapa Wisnu, namun Marsha tidak membalas.

Wisnu menatap Fahri dan Hamzah, bertanya-tanya. "Kunaon si éta?" Jempol Wisnu terangkat, mengarah ke pintu.

"Kamu yang harusnya kunaon!" Seru Fahri, menutup tempat makannya. Seleranya sudah hilang.

Wisnu duduk di bangku kosong yang Marsha tinggalkan tadi.

"Kamu udah ngelakuin apa?" Hamzah bertanya.

Wisnu mengerutkan dahi seperti biasa. "Ngelakuin? Ngelakuin apaaa?"

Fahri menyahut, "Katanya kamu playboy."

Wisnu tertawa terbahak-bahak. "Dianya aja yang kebaperan!!!"

Hamzah menggeleng. "Serius Nu. Dia marah-marah sampe ngegebrak meja. Pasti ada sesuatu yang udah bikin si Marsha kehel kitu sama kamu!"

Wisnu mendengarkan. "Urang teu ngalakukeun nanaon."

HABIBTY [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang