Fahri menekan layar yang menampilkan gambar tersebut. Sukainah baru saja memposting snapgram--yang Fahri terka--sebagai kode untuk seseorang. Fahri dapat langsung menebak kalimat yang Sukainah tulis di sana adalah definisi dari istikharah. Fahri berpikir bahwa Sukainah sedang mengistikharahkan seseorang ataupun sesuatu. Jelas terlihat, langit yang menjadi objek di story tersebut tampak menjadi ciri khas.... Hamzah.Ya. Hamzah menyukai langit. Bahkan dari postingan-postingan anak itu pun semua mengambil pemandangan langit. Apakah Sukainah sengaja menulis kutipan semacam itu?
Fahri mematikan ponselnya. Ia bersandar di tembok kamar. Besar kemungkinan untuk Sukainah jatuh hati kepada Hamzah. Fahri pun bisa menyimpulkan, semakin sering adanya pertemuan antara dua orang yang satu frekuensi, semakin memungkinkan juga mereka berdua atau salah satu di antaranya akan jatuh hati. Dan Hamzah tidak bisa menutupi tatapan kagumnya kepada Sukainah. Hamzah memang tidak pernah menyebut nama seorang perempuan kepada Fahri ataupun Wisnu. Namun, hati orang siapa yang tahu? Mungkin saja Hamzah sedang berdoa untuk gadis yang sama hanya saja tidak bilang-bilang kepada siapa pun--persis seperti yang sedang Fahri lakukan.
"Wah ini mah harus ngebut," gumam Fahri kepada dirinya sendiri. Fahri tiba-tiba bertekad untuk menyusul Hamzah, bagaimana pun caranya. Hamzah tidak pernah terlihat berjuang secara lahir kepada Sukainah. Anak itu terlihat lempeng-lempeng saja. Sedangkan, Fahri sering menunjukkan rasa cemburunya bila Hamzah sedang dekat-dekat dengan Sukainah. Hamzah pasti sadar Fahri menyukai gadis itu. Pasti.
Dan Fahri merasa bahwa Hamzah bisa lebih dilirik Sukainah dibanding dirinya, maka ia semakin mantap untuk berada satu langkah di depan Hamzah.
"Aku akan berjuang. Bagaimana pun caranya."
~~~
Fahri kembali terbangun di sepertiga malam. Menyebut nama Sukainah Hassan Al-Qassem untuk kesekian kalinya. Fahri memohon kepada Allah, hingga tak terasa air matanya mengalir pelan ketika ia memejamkan mata. Ini pertama kalinya Fahri dihadapkan kepada perasaan semacam ini. Asing awalnya, namun lama-kelamaan ia mampu beradaptasi. Bahkan cenderung sudah mengerti bagaimana harus mengontrolnya. Toh, yang memunculkan Sukainah dalam hati dan doanya pun adalah Tuhannya sendiri.
Fahri berangkat ke sekolah, senyumnya mengembang sempurna. Ia harus optimis selama menunggu jawaban istikharah. Apa pun hasilnya, itu yang terbaik. Fahri sudah siap untuk ikhlas atas segalanya.
Dan sekarang, ia sudah sampai di depan kelas XI MIPA 2. Kepala Fahri melongok ke dalam, beruntungnya belum ada orang di sana. Fahri sengaja datang jam 6 pagi demi menyimpan cokelat ini di bawah bangku Sukainah. Fahri melangkah masuk, menyimpan cokelat di laci bangku gadis itu.
Ketika Fahri menunduk, ada Tupperware oranye di sana, dengan ujung sendok yang terselip keluar. Fahri mengambil Tupperware itu dan tanpa mengurangi rasa sopan, ia membuka isinya untuk memastikan apakah Sukainah memang sengaja meninggalkannya di situ atau tertinggal.
KAMU SEDANG MEMBACA
HABIBTY [COMPLETED]
Teen FictionIa tidak pernah menyangka bahwa ternyata, jika ia memperbaiki hubungannya dengan Tuhan, itu berarti Tuhan akan memperbaiki hubungannya dengan sesama manusia pula. Fahri namanya. Seorang siswa SMA Negeri yang mencari arti dari falsafah kecintaan kep...