Bab 35

2.2K 298 56
                                    

Menjaga hati itu lebih sulit sepertinya, daripada menjaga sebuah omongan

🌼🌼🌼

Aqeela terus menangis di kamar Zidan, sedangkan teman-teman Aqeela sudah pulang karena hari sudah malam. Yang ada hanya Zayyan dan Alexa yang masih melihat Aqeela hancur di depan mata mereka

"Qeel, sudah ya. Zidan sudah bahagia di sana, kalau lo kaya gini apa Zidan akan bahagia? Lo sumber bahagianya dia, jadi lo harus bahagia" Ucap Alexa dan langsung memeluk Aqeela

"Zidan bahagia kalau gue bahagia?" Ucap Aqeela

"Iyaa, jadi lo harus bahagia" Ucap Alexa, Aqeela hanya diam dan mengganggukan kepalanya dengan perlahan.

Di lain sisi Rassya sudah berada di kamarnya setelah mengantar Livia untuk pulang, dia benar-benar kehilangan sosok Zidan, Zidan adalah satu-satunya teman yang tidak banyak bicara tapi banyak bertindak, Zidan pun yang membantunya saat ingin mengatakan rasanya kepada Livia.

"Oh iyaaa surat" Ucap Rassya saat ingat dia mendapat surat dari Zidan

To : sahabat gue Rassya

Hai Sya, gue berharap lo baca surat dari gue ini. Saat lo baca ini mungkin lo sudah gak bisa lihat raga gue lagi, tapi yang perlu lo tahu gue selalu berada di hati orang-orang yang sayang sama gue dan mungkin itu termasuk lo, maafin gue belum jadi sahabat, teman, dan saudara laki-laki yang baik untuk lo. Gue nulis surat ini mau minta tolong sama lo, tolong jagain Aqeela untuk gue sampai dia menemukan seseorang yang baik untuk dia, tolong jangan biarkan seseorang menyakiti dia karena cuma lo yang bisa gue percaya buat jagain dia, lo gak bakal nyakitin dia kan? Tolong jaga dia.

From : your best friend, Zidan

Rassya termenung saat melihat surah yang di berikan untuknya dari Zidan, Apa Zidan sebegitu mencintai Aqeela? Sampai saat dia tidak ada saja dia masih ingin melihat Aqeela bahagia.

"Gue akan berusaha sebisa mungkin untuk jagain Qeela, dan. Lo harus tenang di sana ya" Ucap Rassya

Aqeela sekarang sedang di kamarnya setelah dia meminta Zayyan dan Alexa untuk mengantarnya pulang, karena dia akan terus menangis dan mengingat Zidan jika terus saja berada di sana.

Saat di kamar, Aqeela juga masih memikirkan Zidan tetapi dia tidak menangisinya lagi karena dia tahu Zidan sudah bahagia di sana. Dia tidak boleh untuk terus terpuruk seperti ini, kalau dirinya seperti ini pastinya Zidan tidak akan bahagia melihat ini.

"Qeell" Ucap mama Aqeela,

"Iyaa ma" Ucap Aqeela

"Kamu kenapa hm? Dari tadi pulang mama lihat kamu sendu terus mukanya, Mata juga sembab, ada masalah?" Tanya mama Aqeela sambil mengusap rambut Aqeela

"Tt...tee..man Qe..lla Meninggal Maaaa" Ucap Aqeela yang langsung menumpahkan tangisannya kedalam pelukan mamanya

"Diii..aa ya..ng sudah nga..jarin Qe..lla banyak ten...tang cint..a ma" Ucap Aqeela yang masih menangis

"Luapin semuanya apa yang bikin kamu sakit, menangislah Mama akan selalu ada di sisi kamu, tapi setelah ini kamu harus janji buat tidak menjatuhkan air mata kamu lagi dan menceritakan semuanya" Ucap Mama Aqeela yang lebih lagi memeluk Aqeela dengan erat untuk menenangkan anak semata wayangnya. Dia sungguh tidak tega melihat anaknya seperti ini, tanpa sadar dulu anaknya hanya menangis dan mengadu padanya jika dia sakit karena terjatuh atau mainnya hilang dan jatuh, sekarang anaknya sudah beranjak dewasa dan dia menangis rasa cinta.

Aqeela perlahan berhenti untuk menangis, setelah menangis dengan tersedu-sedu di dekapan mamanya.

"Sudah tenang?" Tanya Mama Aqeela

"Sudah, makasih ma" Ucap Aqeela

"Sekarang, ceritain ke mama semuanya biar beban kamu sedikit terangkat" Ucap Mama Aqeela sambil mengusap rambut Aqeela

"Namanya Zidan, dia anak baru di sekolah Qeela. Waktu itu Qeela pulang lebih dulu dan menunggu di halte bus sendirian di situlah awal mula Qeela mulai dekat sama Zidan. Zidan itu laki-laki yang puitis, dia penyuka hujan katanya hujan adalah cara tuhan untuk meyapa dan memeluk kita, dengan hujan kita juga bisa menutupi kesedihan kita. Waktu berjalan dengan cepat, sampai akhirnya Zidan nyatain perasaan ke Qeela di taman, tetapi dia tak memaksa Qeela untuk menjadi pasangannya karena dia tahu Qeela mencintai orang lain yaitu temannya sendiri, Rassya,
Qeela menyukai Rassya ma, Zidan selalu ada di saat Qeela benar-benar lagi sedih karena Rassya, dia selalu membuat Qeela tertawa ma. Zidan juga selalu berkata bahwa tugasnya hanya mencintai Qeela dia tak berharap mendapat balasan, hanya satu yang Zidan mau dari Qeela yaitu senyum Qeela ma, sebegitunya dia mencintai Qeela ma tapi Qeela terlalu bodoh untuk tidak membalasnya, dan sekarang dia sudah tidak ada. Zidannya Qeela sudah tidak ada, dia sudah pergi dari dunia ini, dia mengidap penyakit kebocoran jantung mulai dari kecil, dia hebat kan ma? Dia mampu menyembunyikan semuanya dan tetap menghibur Qeela" Ucap Qeela sambil membayangkan Zidan dengan senyum yang terbit di bibirnya

"Dia laki-laki yang sangat hebat, kalau permintaan Zidan adalah senyum kamu, mulai sekarang jangan hapus senyum manis kamu dari bibir kamu, Zidan akan bahagia di sana dan di jaga oleh para malaikat di sana, mama bisa menjamin itu walau belum bertemu karena mama yakin dia adalah laki-laki yang baik" Ucap Mama Aqeela dan memeluk Aqeela

"Dia yang mengajarkan Qeela, bahwasannya cinta tak perlu memiliki, dia juga menyadarkan Qeela bahwa tanpa sadar Qeela adalah penyemangat orang-orang di sekitar Qeela dengan itu Qeela harus kuat, bahagia, dan menebarkan aura positif, iya kan ma?" Ucap Aqeela

"Iyaaa, kamu benar" Ucap Mama Aqeela

"Qeela boleh tidur sama mama?" Tanya Aqeela

"Boleh, yuk mama temenin tidur" Ucap Mama Aqeela

Aqeela pun mulai memejamkan matanya dan terlelap dalam tidurnya, perlahan dia sudah mulai mengikhlaskan kepergian Zidan.

Di pagi hari yang cerah, Aqeela sudah siap dengan seragam sekolahnya karena  bagaimanapun ujian dan rintangan yang ia jalani hidup harus tetap berjalan, dia menyambut dengan senyum yang terbit di bibirnya.

"Hai Dan, Qeela berangkat ya" Ucap Aqeela kepada boneka pemberian Zidan, boneka itu dia berinama "Dandan" Seperti dia memanggil Zidan

"Qellll?!" Panggil mamanya di luar kamar

"Iya ma" Ucap Aqeela yang langsung turun menemui mamanya

"Sana cepat berangkat, uda di tungguin papa kamu. Sukses ujiannya sayang" Ucap Mama Aqeela sambil mencium kening Aqeela, dan hanya di jawab Aqeela dengan senyumannya dan langsung pergi masuk ke mobil papanya

Hidup akan terus berjalan, waktu masih terus berdetak, dunia masih terus berputar, walau tersayat dan terhampar badai kita harus tetap berdiri tegak untuk melawan semuanya, karena tuhan sudah mempersiapkan hal yang lebih indah lagi di depan sana.

🌼🌼🌼

See You Next Chapter ✨

Salam, Lenn ☁️

Sorry Aqeela {COMPLATE}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang