Bab 10

2.5K 259 7
                                    

Pertemuan adalah pondasi utama perpisahan dan berharap adalah awal dari sebuah rasa kekecewaan

🖤🖤🖤

Setelah mengobrol dengan Derren, Aqeela masuk kelas dengan pandangan kosong pikirannya masih memikirkan apakah keputusannya benar atau tidak. Dia megatakan pada Derren bahwa dia memang masih memiliki kesempatan tapi hanya sebagai teman, dia yang memutuskan dia juga yang merasakan sakit karena selepas dia bicara seperti itu wajah Derren langsung berubah dan Aqeela langsung pergi meninggalkannya, rasanya dia bersalah banget pada Derren.

"Qeel loe kenapa?" Tanya Sandrina

"Sand gue salah yaa? Gue nyakitin yaa?huaaaaaa" Ucap Aqeela yang langsung menangis sampai semua orang dalam kelas memperhatikan Aqeela yang menangis dan di peluk Sandrina banyak tanya di kepala mereka

"Uda uda loe tenang, nanti cerita sama gue ya" Ucap Sandrina

"Kita ke taman belakang aja yuk, biar Aqeela nya juga tenang pumpung gaada guru ini" Ucap Saskia, yang di setujui oleh teman-temannya

"Guys kita pergi, nanti kalau ada guru Chat ya" Ucap Ratu pada Kiesha Dkk

Rassya yang melihat Aqeela menangis ada rasa yang tak bisa tergambarkan, tiba-tiba saja moodnya langsung turun drastis.

"Dia kenapa ya?" Tanya Jevan

"Mana gue tau, eh gimana kalau kita ikutin terus nguping?" Usul Kiesha

"Jangan lah mereka juga punya privasi, nanti pasti mereka cerita kalau kita tanya. Mending kasih mereka waktu" Ucap Rey

"Ututututu babang Rey pengertian banget sih jadi sayang" Ucap Jevan sambil ingin memeluk Rey

"Dihhh awas loe jangan peluk gueee" Teriak Rey sambil memukul tangan Jevan, sedangkan Kiesha yang melihat tertawa terbahak-bahak berbeda dengan Rassya yang hanya tersenyum tipis.

Di lain sisi Aqeela masih terus menangis, teman-temannya berusaha menenangkan dan tak berlangsung lama tangisan Aqeela mulai mereda.

"Coba ceritain pelan-pelan" Ucap Ratu

"Tadi gue di ajak ke taman ini sama Derren terus dia tanya apa dia punya kesempatan atau gak buat deketin gue lagi, terus gue jawab iyaa masih punya kesempatan tapi cuma sebagai teman gak lebih selepas gue jawab gue tinggal pergi karena gue gak tega liat perubahan ekspresi kecewa dan gue ngerasa bersalah banget" Ucap Aqeela menjelaskan walau sambil menangis

"Uda uda, keputusan loe gak salah kok jadi jangan nangis lagi. Setiap orang berhak nentuin pilihannya, nanti kalau loe ketemu Derren loe minta maaf aja kalau loe gak enak sama dia, mantan gak harus jadi musuh kan?" Ucap Sandrina

"Iyaa loe jangan sedih, nanti kita bantu ngomong sama Derren" Ucap Saskia

"Makasih ya" Ucap Aqeela dengan senyum tipisnya, dia sekarang sudah merasa lega sudah tak ada rasa sesak dalam dadanya.

Karena istirahat tinggal 5 menit lagi, mereka memutuskan untuk ke kantin dan tidak masuk kelas, di kantin sudah ada Rey dan teman-temannya.

"Hai guys" Ucap Ratu

"Oiii" Jawab semua

"Loe pesan apa Qeel, Sand? Biar gue sama Ratu yang pesenin" Ucap Saskia, karena dia tau jika sekarang ini Aqeela pasti akan tidak enak makan dan membutuhkan Sandrina di sisinya, mereka saling dekat emang ber-4 tetapi jika ada masalah pasti Sandrina yang akan di butuhkan karena kedewasaan pikirannya, jika Saskia selalu grusa grusu untuk menentukan semuanya, kalau Ratu terlalu cuek jadi setiap masalah di bawa santai, sedangkan Qeela tau sendiri dia selalu melibatkan hatinya jadi sepertinya Sandrina lah yang pantas untuk di ajak sharing.

Sorry Aqeela {COMPLATE}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang