26.

4.2K 288 6
                                    

"Semesta sebetulnya sama saja seperti hati manusia, tidak dapat kita kira."
*
*
*
*
*

pagi hari sekali, kediaman rumah Syahputra familly sudah ramai. Beberapa dari mereka sudah beraktivitas seperti kebanyakan orang lain pada pagi hari. Ada yang sedang mandi, yang sedang olahraga juga ada, bahkan yang belum bangun pun ada.

Ara pagi-pagi sekali sudah di sibukkan dengan aktivitas berkamping yang akan di laksanakan hari ini, tepat nya pukul 7 pagi.

Mereka semua di minta berkumpul di lapangan sekolah pada pukul 7 pagi.

Disana sudah di siapkan sekitar 3 bus untuk seluruh siswa kelas 12 Sma Alandaras. Ara sedang bersiap-siap melengkapi peralatan yang sudah ia siapkan semalam. Ia tinggal mengeceknya supaya tidak ada yang tertinggal.

"Jaket geng nya mana ini heh?" Kata nya setelah mengecek Ransel nya. Ia kemudian berjalan menuju pintu kamar nya, di balik pintu tersebut di gantung lah jaket kebanggaan nya selama ini. Ia sudah menganggap Clevera sebagai rumah kedua.

Setelah selesai berbenah, Ara segera membawa Ransel nya menuju ke bawah. Ia menuruni tangga sampai di bawah ia di sambut dengan ke 3 abang nya yang sedang sarapan.

Tanpa banyak basa-basi ara mengambil alih satu kursi kosong yang ada disana. Ia duduk di sebelah Farrel, abangnya.

"Morning ra" kata Farrel singkat, ia sedang membaca majalah favorit nya. Ara hanya mengangguk singkat menjawab sapaan abangnya.

Ia kemudian mengambi piring, tidak lupa nasi dan lauknya. Ara kemudian memulai sarapannya. Ia juga sedikit berbincang bincang dengan ketiga Abang nya itu.

"Hey Ara, ransel nya gede banget mau kemana kamu heh?" Tanya Adit yang merupakan abangnya juga.

"Camping ngab" kata Ara lalu menyuap makanan ke mulut.

"Really kok gue gak tau?" Sahut Rizky yang duduk di sebelah Adit. Adit mengganggk angguk setuju dengan Rizky.

"Ngapain juga lo tau? Ga penting kan?" Jawab nya santai.

Keduanya mendadak terdiam mendengar jawaban adik nya itu. Mereka heran sekaligus masih kaget dengan perubahan drastis Ara, yang dulu penurut sekarang malah sebaliknya.

"Dah ya gue mau berangkat" kata Ara. Ia kemudian berdiri dari kursinya, menggendong ransel nya dan langsung menuju ke parkiran rumah mewah nya itu. Ia memutuskan untuk memakai motor sport nya.

"Kurang ajar lama-lama tu anak" kata Ferrel yang sedari tadi menyimak pembicaraan sambil membaca majalah. Yang lain hanya mengangguk menimpali nya

*****

Melvin keluar dari kamarnya tepat setelah sedikit berbenah perlengkapan Camping yang akan ia bawa. Ia kemudian berjalan menuruni anak tangga menuju lantai satu rumah nya.

Seperti biasa kediaman seorang melvin sepi. Hanya ada beberapa asisten rumah tangga disana. Kedua orangtuanya entah mengurus apa yang pasti mereka tidak pulang sejak kemarin, atau bahkan kemarin nya?

Entah lah Melvin tidak peduli.

Ia segera melirik jam tangannya "udah jam segini sarapan juga gak keburu, berangkat aja lah" kata nya. Ia kemudian melangkah menuju parkiran rumah nya.

"Den Melvin gak sarapan dulu?" Kata salah satu asisten rumah tangga yang paling akrab dengan nya. "Udah gak keburu bi, nanti aja" kata nya kepada Bi Ami. Bi Ami hanya mengangguk singkat

"Hati-hati den" kata nya.

Melvin segera memanaskan motor sport kesayangan nya itu, tapi tiba tiba sebuah mobil berwarna hitam datang dan berhenti tepat di depan rumah nya.

MELVIANOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang