23

4.8K 307 8
                                    

"hadiah terbesar hidup ini adalah persahabatan"
*
*
*
*
*

"Jangan ke rumah Lo, ke kantor bokap gue" kata Melvin sebelum Ara menyalakan mobil nya. "Tapi kondisi Lo vin---" ucap nya terpotong.

"Udah Ra cepet nanti gue tunjukkin jalan nya" Titah Melvin. Ara kemudian melajukan mobil nya menuju arah yang Melvin tunjukkan, menuju kantor ayah nya.

Kini mereka berdua telah sampai di tempat yang Melvin tunjukkan. Ara kemudian membuka pintu mobil nya ia memapah tubuh Melvin yang babak belur terkena pukulan 3 orang preman.

Ara kemudian masuk ke dalam gedung tinggi dengan 20 tingkat. "Disitu Ra ruangan gue" tunjuk Melvin ke salah satu ruangan utama yang terletak di lantai bawah.

Ara kemudian segera kesana dan membuka pintu ruangan tersebut.

Terlihat ruangan yang cukup megah dengan design ala eropa berwarna putih. Terdapat pula meja utama serta sofa di tengah nya. Ara segera mendudukkan tubuh Melvin di salah satu sofa yang ada disana.

"Dimana Vin obat nya?" Tanya nya. Melvin lalu menunjuk lemari di sebelah meja kerja nya.

Ara segera menuju lemari, ia lalu mengambil kotak obat tersebut. Ia lalu duduk di sebelah Melvin sambil mengobati luka nya dengan kapas dan obat merah.

"Pelan-pelan ra" ucap Melvin sambil meringis perih.

"Lebay banget si Lo, gitu doang masa sakit" ucap Ara bercanda. Ara dengan serius mengobati sisi kanan mata Melvin yang terkena lebam cukup parah.

Setelah 10 menit berkutat dengan kapas dan obat merah Muka melvin telah di obati sempurna oleh Ara.

"Tangan nya sini sekalian" ucap nya lalu meraih tangan Melvin. Melvin melihat gadis ini dengan tatapan yang berbeda.

Ia terus memperhatikan ara yang sedang memasangkan perban di tangannya. Hanya satu yang terlintas di kepala Melvin, mengapa gadis ini sangat berbeda?.

Tanpa melvin sadari Ara sudah selesai mengobati tangan nya. "Udah Vin" ucap nya.

Ia lalu menatap melvin, pandangan mereka bertemu.

5 detik lenggang kedua mata indah mereka beradu menjadi satu. Melvin kemudian mendekatkan wajah nya ke wajah Ara.

Ia terus memajukan wajah nya, 1 jengkal lagi mereka bertemu. Ara tersadar ia lalu refleks mendorong tubuh Melvin ke belakang.

"HEH LO MAU NGAPAIN? MAU MESUM YA LO ASTAGHFIRULLAH MELVIN GA NYANGKA GUE" Ucap Ara dengan wajah yang sudah merah padam.

"Apaan si Lo gue mau liat luka Lo tuh di samping bibir Lo, gue mau obatin. sini gue obatin" ucap Melvin lalu mengambil kotak obat dari tangan Ara.

Melvin mengambil obat merah dan kapas dari kotak P3K tersebut. ia kemudian mengobati luka Ara.

"Dasar mesum" Dumel ara sembari di obati oleh Melvin. "Kepedan Lo"

*****

"Eh Raa tungguu" teriak Selina sambil berlari kecil menyusul Ara yang baru sampai sekolah. "Cepet amat si jalan nya" ucap nya terengah-engah.

MELVIANOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang