29.

3.7K 273 10
                                    

"Perasaan ini hanya bisa di simpan, di tutup, dan berusaha untuk di lepas"
*
*
*
*
*
*

"MELVIN SAMPING LO AWASS!"

Sebelum terlambat, Melvin yang sedang fokus melihat ke depan segera mundur ke belakang. Ia kemudian mengambil ranting pepohonan untuk mengusir ular tersebut. "Ra lo sini ra di belakang gue" kata Melvin panik.

Ara yang masih beberapa langkah lagi menuju Melvin segera berlari mendekati tubuh Melvin. Ia kemudian berlindung di balik tubuh Melvin.

"Hush hush" sedari tadi Melvin masih fokus mengusir ular menggunakan ranting pohon. Ular nya tidak terlalu besar tapi tetap saja bisa berbahaya.

Setelah berusaha mengusir ular menggunakan ranting pohon, akhirnya ular itu pergi menuju ke dalam pepohonan lebat. Melvin segera menarik ara untuk menjauh dari tempat ular tadi. "ayo ra pergi nanti keburu dateng lagi"

setelah di rasa cukup jauh pergi mereka berdua menghela nafas panjang. Tapi ternyata masalah baru malah muncul, mereka makin tersesat ke dalam hutan.

"Eh melvin lo main narik narik aja, ini kita sekarang dimanaa" Ucap Ara panik sembari melihat keadaan sekitar. Melvin yang masih ngos-ngosan jadi ikut panik melihat tempat mereka yang malah semakin gelap.

"ini dimana ya ra?" Tanya Melvin dengan polos nya. "goblok Lo, orang lo yang narik lo yang bingung" kata Ara bercanda. Melvin hanya cemberut mendengar tuturan Ara.

Sambaran petir sedari tadi juga terdengar dari atas sana menandakan hujan akan segera turun.

"Melvin udah mau hujann, ini gelap banget" ucap Ara panik. Tanpa Ara sadari jarak ia dengan Melvin sudah dekat, ia kemudian refleks menggenggam telapak tangan Melvin dengan sangat erat.

Melvin yang sibuk menyenteri jalan untuk mecari petunjuk langsung menoleh kepada Ara yang sedang panik bahkan sampai celingak-celinguk tidak jelas melihat keadaan sekitar. Ia kemudian tersenyum kecil di tengah gelap nya malam dan sunyi nya hutan.

tapi tak lama kemudian Melvin merasakan jantungnya yang berdegup kencang, entah mengapa setelah lama mati rasa, sepertinya rasa tersebut kembali muncul di dalam dirinya dari orang yang berbeda. Melvin segera mengusir pikiran aneh yang terlintas di kepala nya, ia kemudian membalas genggaman tangan Ara

"pegangan aja kalo lu takut" kata nya santai. Ara yang sedang celingak-celinguk melihat keadaan sekitar segera menoleh ke arah Melvin, ia kemudian melihat ke arah telapak tangan nya yang sudah menggenggam tangan Melvin. Dengan refleks ia segera melepaskan tangan nya dari genggaman tangan Melvin, Ara kemudian tersenyum kikuk.

"maaf gak sengaja" kata Ara. Melvin malah terkekeh geli melihat tingkah laku Ara, ia kemudian kembali mendekatkan diri kepada Ara lalu mengambil telapak tangan gadis itu.

"Pegangan aja nanti kamu nya hilang" kata Melvin santai. Ara hanya mengikuti perintah sang ketua geng itu, ia sebenarnya juga takut tersesat di hutan yang lebat seperti ini apalagi sudah tengah malam.

"Kita coba kesana mau?" Tanya Melvin pada Ara.

"ayo kemana aja, yang penting cepet keluar, aku takut tau" balas Ara. "Tadi katanya pas api unggunan kamu gak takut, malah ngatain michelle penakut, eh sekarang kamu nya malah takut."

Ara yang mendengar ejekan Melvin langsung mencubit lengan lelaki itu

"Aw raa sakittt, keceng banget sih nyubit nya" Kata Melvin sambil meringis kesakitan. "bodo amat, ini mau jalan gak? keburu hujan" lanjut Ara.

Melvin mengganguk singkat kemudian berjalan di depan Ara. Tangan mereka masih menggenggam satu sama lain sedari tadi. Melvin yang di depan sibuk menyenteri jalan hutan yang gelap. Ara di belakang hanya bertugas mengikuti perintah Melvin.

MELVIANOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang