Bab 02 : Love, Things That Can't Be Forced

2.5K 409 142
                                    

W I L D F I R E
A Fanfiction Story

💋

"Kau baru pulang?"

Tubuh Xiao Zhan sedikit berjengit ketika suara berat tiba-tiba menyambangi indra pendengaran, ditambah lagi penerangan ruangan yang terbilang temaram membuat bulu kuduk Xiao Zhan seketika berdiri.

"Ah, kau ... membuatku terkejut saja."

Dari arah ruang makan sesosok lelaki tampan berperawakan tinggi dan bertubuh atletis melangkah ringan tanpa menimbulkan suara. Kaus putih V neck yang dia kenakan membuat dada bidangnya tercetak jelas, Xiao Zhan sampai berusaha mengalihkan pandangan ke sembarang arah. Di tangan lelaki itu ada segelas minuman yang masih mengepulkan asap tipis di atasnya.

Xiao Zhan mengelus-elus dada mencoba menetralkan detak jantungnya yang masih berdegup begitu kencang sembari menghela napas. "Kau juga belum tidur?"

Laki-laki itu mendekati Xiao Zhan. "Aku baru saja selesai memeriksa laporan keuangan."

Sembari mengulurkan segelas air ditangannya dia berujar, "Minumlah! Itu bisa meredakan mabukmu. Mandilah air hangat di kamar bawah sebelum kembali ke kamar atas. Good night, Ge."

Aroma perpaduan lemon dan mint seketika menguar dari kepulan asap pada gelas di tangannya. Sejenak Xiao Zhan menatap lekat-lekat lelaki yang baru saja meninggalkannya itu. Ketika lelaki itu menghilang di ujung tangga lantai atas, Xiao Zhan menggumam, "Wu Shixun, terima kasih ...."

Bagaimana Xiao Zhan tidak jatuh cinta pada lelaki itu jika dia selalu memberikan perhatian khusus seperti ini. Wu Shixun selalu tahu dan mengerti akan dirinya, meskipun Xiao Zhan tak mengatakan sepatah kata pun.

Sayangnya, Xiao Zhan tidak dapat memiliki lelaki itu karena dia ... kakak Wu Xuanyi, istrinya. Meski begitu, sulit bagi Xiao Zhan untuk memendam perasaannya. Dia sudah terlalu lama menyimpan rasa cinta itu dalam hati.

Puas tersenyum-senyum sendiri sembari menunduk malu, Xiao Zhan kemudian melangkahkan kaki ke arah kamar di sisi tangga. Itu adalah kamar yang dia tempati dulu sebelum menikah.

Xiao Zhan menghirup udara dalam-dalam sebelum mengembuskan kasar. Dia melemparkan paper bag yang sejak tadi ditenteng lalu melemparkan tubuhnya ke atas ranjang. Lengan kirinya bertumpu di atas dahi menghalau cahaya lampu yang menyilaukan, kemudian dia memejamkan mata sejenak.

Sekelebat bayangan lelaki tampan yang menggoda dan menciumnya tadi di bar tiba-tiba hadir dan melintas di kepala. Membuat Xiao Zhan membuka kelopak matanya dan bangun mendudukkan diri dengan sigap. Rautnya tampak linglung dan dahinya berkerut kasar.

"Kenapa kau tiba-tiba mengganggu pikiranku? Brengsek! Kau pikir kau siapa?"

"Argghhh!!!" Xiao Zhan mengerang frustasi. Dia bangkit lalu masuk ke dalam kamar mandi.

Di atas ranjang sebuah paper bag cokelat tergeletak tak berdaya. Dari dalamnya berhamburan di atas permukaan ranjang, tas kotak kecil berwarna merah, rambut palsu hitam dan satu set baju terusan dengan warna serupa.

Sementara itu, di sebuah club dan bar seorang DJ baru saja bersin untuk ketiga kalinya dalam lima menit terakhir. Dia kemudian berujar pada sosok di sisinya, "Sepertinya ada yang merindukan entakan pinggulku."

"Entakan kepalamu! Kalau kau bersin, berarti ada yang memakimu," sahut Justin.

"Cih! Istilah dari mana itu?"

Justin memutar bola matanya malas. "Setidaknya itu lebih baik dari istilah asal yang tadi kau katakan, Ge."

Wang Yibo melirik jam di pergelangan tangannya, lalu memiringkan tubuhnya hingga menempel Justin yang asyik menggerakkan badan ringan mengikuti beat musik yang keras. "Hampir jam tiga, Bro," ujar Yibo.

WILDFIRE | YiZhan [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang