Bab 18 : Feeling Warm and Release

1.4K 250 105
                                    

W I L D F I R E
YiZhan Fanfiction

💋

"Baiklah."

Panggilan tersebut diakhiri dengan malas. Kembali menyesap sisa kopi di cangkir dan menghabiskannya, Yibo lalu meremas helaian rambutnya kuat-kuat.

Sial sekali dirinya, pagi-pagi seperti ini sudah diperintah oleh nenek lampir untuk datang menemuinya. Namun, jika dipikir-pikir ... kalau bukan karena ada sesuatu pasti nenek lampir itu tidak akan menghubungi Yibo. Apakah pertemuan ini akan membahas soal uang lagi?

Yibo menghela napas berat. Dalam benaknya sederet gerutuan dan makian terlontar dalam diam.

"Kau tidak kerja?"

Tubuh Yibo sedikit berjengit saat suara datar Xiao Zhan menyapa indra pendengaran. Kenapa lelaki manis ini suka tiba-tiba datang tanpa peringatan, sih? Bahkan Xiao Zhan juga datang dan memasuki hati juga pikirannya tanpa peringatan.

"Haaaah ...." Yibo membuang napas, kemudian menyahut, "Aku mengambil cuti selama beberapa saat."

Xiao Zhan, hanya mengenakan handuk yang melilit di pinggang mengangguk-anggukkan kepala. Dia tak bertanya kembali, toh, Yibo cuti kerja juga bukan urusannya. Sekilas ekor matanya melirik cangkir kopi di meja dapur. Ketika mendapati cangkir itu telah kosong dan hanya menyisakan ampas kopi, sorot tajam langsung tertuju pada pemuda yang kini berjalan santai ke arah kamar mandi seolah-olah tak membuat kesalahan.

Dirasa percuma marah dan kesal, Xiao Zhan memutuskan ke kamar Yibo dan menyambar satu setel pakaiannya. Sebuah kaus oblong putih oversize dengan beberapa lubang menghiasi bagian depannya dan celana jeans pendek selutut yang tampak pas di tubuhnya.

"Ah, ternyata ukuran pakaiannya hampir sama denganku," lirih Xiao Zhan.

Kemudian Xiao Zhan pergi ke ruang tengah dengan membawa setoples kacang di tangan. Mendudukkan diri di sofa butut, lalu menyalakan televisi tanpa memilah ataupun mengganti-ganti chanelnya.

Di atas meja, di hadapannya, sebuah ponsel merek ternama tergeletak tak berdaya. Xiao Zhan sengaja tidak mematikan ponsel itu sejak memasuki bar. Dia hanya ingin menenangkan diri sejenak, tanpa gangguan Keluarga Wu, bahkan jika itu Wu Shixun.

Xiao Zhan menengadahkan kepala, meletakkan pada sandaran sofa. Ah, ngomong-ngomong soal Wu Shixun, lelaki itu pasti mencarinya sampai gila.

Sebenarnya dia ingin bertemu dengan Shixun, berlari dan memeluk lelaki itu erat-erat saat dirinya sedang kacau seperti semalam. Namun, kalimat yang dibisikkan Wu Yifan membuatnya tiba-tiba merasa gamang. Lalu, apa yang akan dia lakukan selama tinggal di sini?

Kepala Xiao Zhan menoleh saat mendengar suara ribut di belakang sofa. Maniknya memperhatikan Yibo yang berpakaian cukup rapi dan terbilang khas anak muda. Dahi Xiao Zhan mengeryit, meletakkan toples kacang dan bangkit.

"Kau mau ke mana?"

"Keluar, aku ada janji bertemu dengan seseorang."

"Ikut!" ucap Xiao Zhan spontan.

"Hah?" Dengan raut tak percaya Yibo menatap lelaki di hadapannya. "Xiao Zhan, kau---"

"Aku ikut!" serunya kembali memotong kalimat Yibo. "Aku bisa mati kebosanan kalau di sini sendirian. Ayolah, lagi pula kau bukan ingin menemui ayam koleksimu, 'kan?"

Wang Yibo mendengus. "Ayam koleksi apa? Aku ingin menemui nenek lampir, asal kau tahu saja."

Xiao Zhan tidak tahu siapa nenek lampir yang dimaksud Yibo, tidak ingin tahu juga sebenarnya. Asalkan dia bisa keluar, setidaknya itu bisa mengurangi rasa jenuhnya.

WILDFIRE | YiZhan [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang