Bab 24 : FEELINGS

1.3K 232 68
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Hey, Wu! Aku jatuh cinta."

"Lalu?"

"Dia sangat cantik, seksi, rambutnya hitam panjang, matanya indah, tubuhnya sangat menggoda apalagi kalau sudah meliukkan badan di tengah lantai club malam, wow! Aku saja dibuat tidak bisa mengalihkan pandangan. Sayangnya, dia laki-laki."

Air yang baru saja masuk ke dalam mulut Johnny Wu menyembur kembali. "Kau gila??"

"Apa?!" Yibo berseru tak terima. "Apa salah jika aku tertarik pada laki-laki? Ingat! Kau bahkan jauh lebih gila dariku. Menghamili anak kecil, ke mana otakmu lari, hah?"

"Walaupun anak kecil, setidaknya dia bisa hamil jadi bisa melanjutkan keturunan. Kalau kau?"

Wang Yibo melemparkan sebuah bantal sofa ke arah Johnny Wu yang tengah menyunggingkan seringai mengejek di salah satu sudut bibirnya. Namun, kemudian Johnny hanya menggelengkan kepala saat melihat raut kecut tersemat di wajah Yibo. Dia pun membatin, dasar bocah!

"Baiklah, baiklah. Katakan siapa nama lelaki itu, siapa tahu aku bisa membantumu mendapatkannya."

"Xiao Zhan!"

Seruan lugas itu membuat Johnny yang sedang meletakkan kembali gelasnya ke atas permukaan meja marmer terdiam. Bunyi ketukan dasar gelas yang beradu seolah-olah menggambarkan sentakan terkejut yang dirasakan jantungnya.

Dari sekian miliar manusia yang tinggal di bumi, dari jumlah tak terbatas nama penduduk di dunia, mengapa harus Xiao Zhan? Nama Xiao Zhan yang terlontar dari mulut Yibo barusan bukan orang yang dikenalnya bukan? Itu bukan Xiao Zhan-nya, 'kan?

"Hei, Wu! Kenapa kau diam saja? Kaget, huh, namanya begitu cantik."

"Xiao Zhan," Johnny mengangguk-angguk lalu melanjutkan, "nama yang familier."

"Kau mengenalnya?"

Johnny Wu merogoh saku celana, meraih ponsel dan mengutak-atik sebentar. Kemudian dia menunjukkan layar ponsel tersebut ke arah Yibo sambil berkata, "Kalau Xiao Zhan yang kau maksud itu dia, tentu saja aku mengenalnya."

"Sial! Dia bukan salah satu dari bekasmu, 'kan?"

"Brengsek! Tentu saja tidak," bantah Johnny diikuti helaan napas panjang. "Dia adik iparku."

"Hah???" Wang berseru tak percaya. "Wait! What? Hei, Wu, kau bercanda, 'kan? Ayolah, jangan mematahkan hatiku! Aku baru saja jatuh cinta, masa iya harus patah hati secepat ini?"

Johnny Wu menghempaskan punggung pada sandaran sofa. Tatapan matanya menerawang jauh pada langit-langit ruangan yang tinggi.

Ini adalah rumah pribadi Johnny Wu yang dia beli sekitar lima tahun yang lalu. Besarnya bangunan ini tidak jauh berbeda dengan mansion Keluarga Wang, yang membedakannya hanya jenis desain rumah ini.  Kalau Johnny Wu lebih suka gaya Luxurious & Contemporary, itu berbanding terbalik dengan gaya mansion milik Keluarga Wang yang dirancang ala Europe Mediteranian.

WILDFIRE | YiZhan [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang