"Yibo, apa aku bisa mempercayaimu?"Yibo tersenyum lebar dan berkata, "Tentu!" Karena hatimu sendiri yang akan memastikannya, Xiao Zhan ... lanjutnya dalam hati.
💋💋💋
Jika dikatakan ada keraguan dalam hati Xiao Zhan, itu pasti. Dia belum lama mengenal Yibo, tetapi pemuda ini bahkan sudah membantunya banyak. Alasannya hanya karena cinta, apa saat ini orang-orang bisa dengan mudah menggunakan kata 'cinta' sebagai senjata? Maaf saja Xiao Zhan pikir itu konyol.
Ayolah, dia bukan anak-anak atau remaja labil. Jika Yibo menggunakan trik semacam itu untuk menjebaknya, Xiao Zhan dapat memastikan itu akan berakhir sia-sia.
"Yibo, kau mendengarnya saat itu, 'kan? Apa yang dikatakan wanita itu padaku, kau pasti mendengarnya. Menurutmu apa yang terjadi di antara kami?"
Xiao Zhan ingin tahu, seberapa pintar pemuda ini menggunakan visualisasinya untuk menggambarkan situasi. Tidak banyak orang yang dapat memahami situasi dalam sekali lihat, hanya mereka---tipe pengamat---yang langsung dapat mengetahui sebuah kejadian tanpa realisasi.
"Aku tidak cukup pandai menganalisa, walaupun aku mahasiswa hukum. Pengetahuanku belum setinggi itu Xiao Zhan," Yibo menyahut diiringi helaan napas. Ekor matanya melirik-lirik pada Xiao Zhan yang kini menyamankan punggung pada dinding rumah.
Saat ini keduanya duduk bersisian menyilangkan kaki di atas karpet tipis yang terjabar di permukaan lantai tempat tinggal Wang Yibo. Di depan mereka sebuah meja persegi berdiri tegak menjadi saksi kebisuan dalam bersama detak jam dinding yang menggema dalam ruangan. Wang Yibo sempat tertegun sesaat ketika maniknya tak sengaja menangkap jarum pendek pada jam tersebut, siapa sangka waktu sudah menunjukkan lewat dari pukul satu dini hari.
Wang Yibo berpikir sejenak kemudian berkata, "Aku tidak tahu, ini benar atau tidak karena aku hanya menebak-nebak. Tapi dari reaksi spontan yang kau lakukan saat itu, kau seperti mengalami tekanan yang luar biasa. Seperti ketakutan yang menjadi-jadi, hingga mengubah suasana hati dalam sepersekian detik. Itu semacam refleks saat seseorang berada dalam bahaya, seperti ketika manusia dihadapkan dengan binatang buas."
"Ya, kau benar."
"Ini baru perkiraan dan kau menyetujuinya?" Keheranan Wang Yibo membuatnya tanpa sadar menaikkan intonasi suaranya. "Xiao Zhan, apakah kau tidak ingin mengatakan sesuatu padaku?"
Xiao Zhan memandang Wang Yibo dan menyadari sorot mata Yibo saat ini sangat berbeda dari sebelumnya, lebih dalam, tajam menghujam, tetapi lembut di saat bersamaan. Butuh waktu satu dua menit bagi Xiao Zhan untuk menarik kedua sudut bibir lebar-lebar dan menghabiskan waktu sekitar satu jam untuk Xiao Zhan mengatakan apa yang telah dialami selama ini.
Sementara itu Wang Yibo mendengarkan secara saksama, memasang telinga baik-baik, sedikit menggeser posisi duduk menyerong ke arah Xiao Zhan.
***
Pada saat itu, Xiao Zhan baru berusia lima atau enam tahun ketika ibunya, Yang Mi, membawanya ke depan sebuah bangunan yang tak terawat. Ingatan Xiao Zhan samar-samar, dia tak tahu sebelumnya tinggal di mana.
"Hanya ini yang tersisa," seorang wanita yang memiliki suara seperti laki-laki danberpakaian minim mencolok berkata pada Yang Mi. "Kau bisa menempatinya bersama anakmu. Kalau kau tidak mau, aku bisa carikan tempat lain. Mungkin jauh dari area ini dan---"
"Tidak perlu," tolaknya. "Tempat ini tidak terlalu buruk."
Xiao Zhan kecil memandang bagunan di hadapannya. Itu hanya berupa rumah kecil yang tidak terurus dan dihiasi retakan sana-sini. Berada di sudut tikungan sebuah gang kecil, di sisi kanannya ada bangunan terbuka yang dihiasi lampu warna-warni di bagian depannya. Xiao Zhan ingat, setiap malam dia selalu berdiri di depan rumah dan menatap lampu itu untuk waktu yang sangat lama karena dia menyukainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
WILDFIRE | YiZhan [✓]
FanfictionBermula dari perlakuan yang diperoleh semasa kecil, Xiao Zhan menjadi gemar berdandan dan mengenakan pakaian wanita. Kelainan yang dia derita ini akibat dari trauma berkepanjangan yang sewaktu-waktu dapat timbul tenggelam. Ketika dia memutuskan untu...