Bab 30,5 : Restlessness [Spesial Chapter]

1.3K 111 48
                                    


... perasaannya hanya seperti angan.

Wu Shixun tidak pernah melihatnya. Pria ini hanya melihatnya sebagai sosok kakak sedangkan Xiao Zhan, sang kakak, justru dilihatnya sebagai sosok yang dicintai.

------------------

WILDFIRE (special chapter)

------------------

“Wu Xuanyi, kau mau ke mana?”

“Keluar.”

Jawaban singkat dan datar itu membuat hati Nyonya Wu mencelos. Sejak kepergian Xiao Zhan, Wu Xuanyi semakin terlihat begitu tak berdaya. Sebenarnya bukan Wu Xuanyi saja, Wu Shixun jauh lebih parah. putra keduanya itu seperti robot yang dikendalikan menggunakan remot. Sementara si pengendali, sang suami---Wu Zun---terlihat biasa saja walaupun terkadang tiba-tiba panik dan berteriak memarahi orang-orang yang datang silih berganti ke rumah.

“Ini sudah larut, kau mau pergi ke mana? Dengan siapa?” Khawatir Nyonya Wu. Bagaimanapun juga, Wu Xuanyi sebelum-sebelumnya jarang berkeliaran larut malam seperti ini.

“Tidak perlu khawatir, Ma. Aku bersama dengan temanku,” sahut Wu Xuanyi selagi membuka pintu.

“Siapa? Apakah itu Meng Mei---“

“Hallo, selamat malam Nyonya.”

Ucapan Nyonya Wu terpotong saat seorang laki-laki tampan berperawakan tinggi menjulang tiba-tiba menyembul dari sela pintu dan membungkuk sopan. Rautnya tampan lembut dan hangat seperti Xiao Zhan, tetapi tingginya ... mungkin setara dengan Kris.

“Oh, selamat malam. Kau ....”

“Perkenalkan, saya Bi Wenjun. Saya teman Wu Xuanyi sejak masih kuliah, Nyonya.”

Kedua manik nyonya tampak sedikit cerah. Dia seperti melihat secercah harapan di balik sorot mata kelam dan tenang itu. Segera Nyonya Wu balas membungkuk ringan dan berkata, “Tolong jaga Wu Xuanyi, Nak. Dia saat ini sedang butuh hiburan.”

“Baik, Nyonya. Kalau begitu saya permisi dulu.”

“Ma, aku pergi.”

***

Ketukan sepatu menggema di sepanjang lorong yang sepi. Kanan-kirinya hanya ada dinding-dinding pembatas saling berhadapan dengan hiasan lampu tempel berwarna kuning yang berjajar dari ujung ke ujung.

Saat ini waktu sudah menunjukkan pukul 01:20 lewat tengah malam. Pesan yang beberapa menit lalu masuk ke dalam ponsel membuatnya melangkahkan kaki seorang diri ke tempat ini. Berbalut setelan piyama sutra panjang berwarna putih, sosok yang masih mengenakan bandana tanduk rusa dan masker yang menempel di wajah berjalan begitu santai tanpa menghiraukan dua orang penjaga yang hampir mati kena serangan jantung setelah berpapasan di lobi gedung tadi.

Sepi, temaram dan tidak ada tanda-tanda kehidupan yang tampak dalam jangkauan penglihatan. Entah untuk para makhluk tak terlihat yang mungkin saja seliweran di sekitar atau bahkan ada yang lari-larian di lorong karena dirinya bukan orang indigo yang bisa melihat makhluk-makhluk semacam itu.

Pertanyaannya, apa dia tidak takut?

Apa yang harus ditakutkan? Penampilannya saat ini saja sudah menyamai para makhluk tak kasat mata itu.

WILDFIRE | YiZhan [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang