Bab 23 : Unexpected Start of Cooperation

1.4K 235 65
                                    

W I L D F I R E

💋

Dua lelaki tampan itu saling beradu tatap. Kemudian salah satu dari mereka, Johnny Wu lebih tepatnya, menjawab dengan tenang, "Bisnis."

"Bisnis?" Xiao Zhan mengulangi kalimat Johnny Wu dengan intonasi lirih dengan kedua alis menukik tajam.

Bisnis macam apa yang dijalankan oleh dua orang dengan perbedaan usia yang terpaut terlalu jauh? Pikir Xiao Zhan.

Wajar, kan, bila Xiao Zhan merasa aneh? Pasalnya, Johnny Wu sebentar lagi menginjak usia kepala empat sementara Wang Yibo baru berusia 20 tahun. Jarak diantara mereka saja benar-benar terpaut setengah dari usia Johnny, lalu bisnis apa yang membuat kedua lelaki itu bisa begitu akrab layaknya teman sebaya?

"Kalau diceritakan, tujuh hari tujuh malam tidak akan selesai. Tapi secara singkat, kami bertemu di pertemuan bisnis kira-kira dua tahun yang lalu. Benar, 'kan? Wu."

Sosok yang diajak bicara, Johnny Wu, hanya mengangguk. Dia jadi teringat pertemuan anehnya dengan bocah ingusan ini. Waktu itu, malam perjamuan antar kolega perusahaan raksasa yang menguasai pasar-pasar ekonomi negara.

Seperti tradisi, pertemuan semacam ini tidak sepenuhnya soal bisnis semata, tetapi juga jual beli tubuh manusia. Para pengusaha akan berlomba-lomba menawarkan putra dan putrinya untuk dijadikan mitra. Saat itu, Yibo masih bocah ingusan, ah! Saat ini pun sebenarnya masih sama, hanya saja bocah ingusan itu kini perlahan menjelma menjadi buaya.

Keriuhan pesta di sebuah mansion milik Keluarga Wang masih berlangsung dan semakin larut, semakin meriah acara tersebut. Nyonya Wang yang pada dasarnya seorang sosialita, begitu lincah mengumbar kata, menahan para kolega untuk setia menikmati acara. Sementara sang suami, Wang Leehom sibuk mendominasi para pemegang saham untuk diajak kerjasama dan memperluas area.

Muak dengan kemeriahan itu, Johnny Wu melangkah keluar. Berdiri di teras menyandarkan tubuh pada pilar bangunan yang tinggi menjulang sembari mengedarkan pandangan ke setiap penjuru lengang. Benar, situasi ini berbanding terbalik dengan yang ada di dalam sana.

Satu gelas wine putih menemaninya dalam kesunyian, sebelum terganggu oleh dering ponsel yang terdengar bak sirine ambulan. Beruntung Johnny tengah berada di luar, kalau tidak mungkin dia sudah ditatap aneh oleh orang-orang di dalam.

"Hello, Baby! What's happen?"

Suara lembutnya mengalun, berbeda dengan sosok yang biasanya melontarkan kata sinis dan makian pada karyawannya. Mungkin sosok di seberang sana adalah seseorang yang mampu meluluhkan hatinya, sehingga dia bisa berbicara dengan penuh kasih sayang.

"Tunggu, mungkin bulan depan. Tidak perlu kesal, akan kukirimkan Mariposa dan Ken terbaik untukmu nanti."

" ... "

"Oke, good night! Have a nice dream, Baby and bye-bye ...."

Panggilan itu tertutup secara halus, diikuti sapaan manis, tetapi terdengar klise di telinga sosok yang berdiri tak jauh dari Johnny Wu.

"Wanita mana yang masih menginginkan boneka Barbie?" celutuk sosok yang muncul dari balik bayangan pilar.

Johnny Wu tidak terkejut sama sekali, dia menolehkan kepala dan membalikkan badan dengan tenang kemudian mengulas senyum tipis. "Tuan Muda Wang, Anda belum kembali ke singgasana rupanya. Tumben sekali masih menikmati acara yang sangat membosankan ini?"

WILDFIRE | YiZhan [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang