Beberapa hari berlalu sejak kejadian tersebut, Felix terlihat sedikit lebih pendiam dari biasanya. Tidak hanya itu, ia bahkan lebih sering berkumpul bersama Jeongin dan Hyunjin ketimbang bersama kedua teman dekatnya, Changbin dan Minho yang semua pun tau kalau mereka seakan tidak bisa dipisahkan. Felix masih tak menyangka kalau Changbin selama ini ternyata menyimpan rasa untuknya. Entah ia harus merasa apa. Semuanya campur aduk sekarang. Hal itulah yang membuatnya juga tanpa sadar menjauhi Changbin karena ia jadi merasa sangat canggung. Ia tidak bisa menerima perasaan laki-laki itu, atau mungkin lebih tepatnya...- belum bisa. Hatinya masih perih. Ia takut terluka lagi, dan ia juga takut kalau ia malah melukai Changbin karena hatinya masih berada di dalam sangkar rasa cintanya pada Minho. Memikirkan itu semua membuat kepala Felix menjadi pusing dan rasanya ia juga jadi semakin gila dan stres.
"Guys, ada yang mau nitip?" tanya Felix sambil memakai jaketnya.
Ia berencana memenangkan pikirannya sedikit dengan berjalan-jalan sebentar keluar dorm. Ia juga ingin membeli beberapa jajan di minimarket terdekat untuk menemaninya membuat lagu nanti.
"Eh, mau, dong. Tolong beli ramen carbonara yang satu pack isi 5, ya. Aku lagi ngidam, nih." seru Seungmin.
"Bangchan, selamat, ya. Tak kusangka setelah sering bermain, Seungmin akhirnya isi juga." celoteh Minho sambil menarik tangan Bangchan dan menyalaminya.
"Apa, sih. Gak usah mengada-ada." balas Bangchan dengan wajah datarnya, sedangkan yang lain sukses dibuat tertawa mendengarnya, termasuk Seungmin yang langsung memeluk Bangchan sambil tertawa terbahak-bahak.
"Guys, tolong jangan kacangin aku."
"Oh, iya, maaf."
Felix masih cemberut menatap ke arah teman-temannya yang malah asik sendiri, padahal ia sedang menunggu mereka. Maaf saja, mood Felix malam ini memang sedang tidak begitu baik.
"Ya udah, beli aja beberapa jajanan untuk dimakan bersama-sama. Nanti kuganti, deh, uangnya." seru Bangchan.
"Memang dermawan sekali bapak leader kita ini, kawan-kawan!" pekik Hyunjin bersamaan dengan tepuk tangan dari yang lain.
"Oke, deh. Kalo gitu aku keluar dulu."
"Eh, tunggu!"
Felix menoleh dan melihat Changbin yang sudah bersiap-siap memakai jaket.
"Biar kutemani. Sudah malam begini, lebih baik keluar dengan teman, kan?" sambungnya.
Felix terdiam. Sejujurnya ia sangat enggan bersama Changbin saat ini, apalagi hanya berdua. Tapi ia tak bisa menolak karena akan menimbulkan kecurigaan diantara Changbin dan teman-temannya yang lain.
"Oke." balasnya singkat dan keluar begitu saja tanpa menunggu Changbin.
Changbin yang menyadari hal tersebut hanya bisa mendesah pelan lalu menyusulnya.
*****
"Hey, Bangchan."
"Hm?"
"Kurasa Felix sedang ada masalah."
Bangchan menghentikan acara menulis lirik lagunya dan melirik ke arah kepala Seungmin yang bersandar di bahunya. Ya, setelah kepergian Felix dan Changbin tadi Bangchan kembali ke ruang musik untuk melanjutkan acara membuat lagunya dengan ditemani Seungmin yang kini duduk di pangkuannya dengan manja. Hanya saja bukan itu yang mengalihkan fokusnya kini, melainkan perkataan kekasihnya soal Felix. Bohong kalau Bangchan tak menyadarinya. Hanya saja sebagai ketua ia ingin berpikir positif karena mungkin saja Felix hanya sedang kesal karena Minho memang sering menjahilinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Not Right, I Know ✔
FanfictionCOMPLETED (Nov. 2020) | STRAY KIDS Kisah tentang cinta yang dipaksa untuk bersatu meski harus menentang waktu dan status [HyunJeong] | [ChanMin] | [ChangLix] | [MinSung]