Bangchan kembali menutup pintu kamarnya setelah kepergian Minho. Ia melirik sekilas ke arah sofa yang terlihat berantakan dengan tisu-tisu bekas yang berhamburan di sekitar sana. Ia mendesah panjang. Sepertinya ia harus membersihkan kekacauan semalam sebelum nanti meninggalkan kamar. Tidak mungkin juga kan ia membiarkan pegawai room service melihat keadaan memalukan seperti ini? Ia lalu berjalan ke arah kasur, duduk di pinggirannya sambil menatap lekat-lekat ke wajah lelah Seungmin yang masih terlelap. Disingkirkannya poni panjang yang menutupi wajah manis itu. Namun, hal tersebut sepertinya justru mengusik si manis hingga ia mengernyit sebelum akhirnya membuka matanya perlahan.
"Nghh."
"Maaf sudah membangunkanmu, sayang." seru Bangchan.
Seungmin mencoba duduk sembari memegangi kepalanya. Jujur saja, kepalanya terasa seperti akan pecah. Belum lagi sakit di sekujur tubuhnya, terlebih pinggang dan bokongnya. Tak bisa dipungkiri kalau ia seperti baru saja berkelahi semalaman dengan sekelompok orang. Perutnya juga terasa tidak nyaman hingga membuatnya merasa nyaris muntah.
"Uhhh."
Bangchan yang melihat keadaan kekasihnya tersebut merasa sangat khawatir. Dipeluknya tubuh kecil yang masih belum mengenakan apapun itu dan mengecup surainya dengan lembut.
"Maaf."
Ia terus mengulang kata maaf karena bagaimanapun semua karena ulahnya. Padahal seharusnya ia melindungi sosok itu, tapi semalam ia malah jadi menyakitinya begini. Seungmin yang mendengar permintaan maaf Bangchan langsung menggeleng.
"Tidak apa-apa. Aku pusing karena sepertinya memang cukup mabuk semalam. Itu salahku, hehe." kekehnya.
Bangchan melepas pelukannya dan menatap wajah manis tersebut. Seungmin yang merasa ditatap langsung menoleh dan menampakkan senyum manisnya hingga kedua mata bulatnya menyipit. Melihat hal tersebut membuat Bangchan tidak bisa menahan gemasnya, dan sedetik kemudian sebuah kecupan singkat langsung mendarat di pipi sosok itu. Seungmin hanya tertawa kecil sebagai balasan.
"Aku lapar~" rengeknya kemudian sambil menggigit pundak Bangchan.
"Ayo sarapan kalau begitu. Sepertinya kantin di bawah masih menyediakan makanan."
"Sepertinya sekarang sudah bukan waktu yang tepat lagi untuk sarapan." balas Seungmin.
"Ah."
Benar juga. Sudah pukul sebelas ternyata. Sudah cukup siang untuk sarapan.
"Tak masalah, kita bisa beli brunch di cafe dekat hotel."
Seungmin tertawa lebar sebagai tanda akan betapa excitednya ia.
"Kalau begitu, little puppy harus mandi dulu~" seru Bangchan.
Seungmin mencoba beranjak dari kasur, tapi rasa sakit langsung mencengkeram tubuhnya, membuatnya sontak meringis.
"Kau baik-baik saja?"
Seungmin mengangguk dan segera menegakkan tubuhnya.
"Jadi, Bangchan, sampai berapa ronde kita semalam? Tubuhku benar-benar terasa seperti habis jatuh dari tangga."
Bangchan mengusap tengkuknya sambil meringis.
"Itu.. Maafkan aku. Lagipula kau juga tidak mau melepaskanku, jadi mau bagaimana lagi."
Sedikit ingatan bagaimana mereka melakukannya sambil berdiri di kamar mandi semalam tiba-tiba melintasi otak Seungmin. Ia bahkan masih ingat bagaimana dirinya dengan bodohnya malah meminta Bangchan untuk melanjutkannya di sofa. Wajahnya sontak memerah.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Not Right, I Know ✔
FanfictionCOMPLETED (Nov. 2020) | STRAY KIDS Kisah tentang cinta yang dipaksa untuk bersatu meski harus menentang waktu dan status [HyunJeong] | [ChanMin] | [ChangLix] | [MinSung]