9

624 66 17
                                    

Seungmin terbangun dari tidurnya dan menyadari langit sudah menjadi sangat terang. Ia meraih ponselnya dan melihat angka 10 tertera di widget waktunya. Sepertinya ia terlambat untuk pergi latihan. Dan benar saja, saat ia melangkah keluar dan turun ke ruang TV, dorm sudah menjadi sangat sepi. Ia jadi sedikit kesal karena teman-temannya tega tidak membangunkannya. Ia kemudian kembali melihat ponselnya dan membuka beberapa chat yang menyuruhnya untuk segera datang ke ruang dance.

"Hahhhh, memang dasar kalian."

Butuh waktu hampir 1 jam bagi Seungmin untuk tiba di ruang dance. Namun, ia dibuat bingung saat ruangan luas itu kosong melompong saat ia membuka pintu.

"Lah? Pada kemana, nih?" gumamnya sambil berjalan masuk.

Ia melihat sekelilingnya, tapi tidak mendapati tas teman-temannya yang biasanya sudah berserakan di pojok ruangan.

"Apa mereka pakai ruangan yang lain, ya?"

Ia pun memilih berbalik untuk keluar dari sana. Tapi belum sempat sampai di ambang pintu, ia mendapati sosok Bangchan yang masuk ke sana. Pandangan mereka langsung bertemu.

"Bangchan."

"Seungmin."

Seungmin langsung memalingkan muka dan berjalan ke arah tumpukan matras, meletakkan tas dan duduk di sana. Bangchan yang melihat hal tersebut jadi berpikir bahwa ini adalah saat baginya untuk kembali mendekati Seungmin. Kebetulan pula, teman-temannya juga sepertinya belum sampai setelah tadi mereka sarapan di kantin gedung agensi. Ia pun berjalan mendekati Seungmin.

" Seungmin?" serunya lembut.

Seungmin masih tak menjawab karena sibuk bermain dengan ponselnya.

"Aku minta maaf."

Mendengar itu, Seungmin mendongak.

"Aku yang minta maaf karena telah melibatkanmu di perasaanku yang menjijikkan ini. Aku tau ini tidak benar dan tidak seharusnya. Tapi tenang saja, aku akan segera move on dan melupakan semuanya." balas Seungmin dengan senyum manisnya.

Namun jauh di lubuk hatinya hanya ada rasa sakit yang terus tertinggal karena sudah berkarat.

Bangchan ikut tertohok mendengar perkataan Seungmin. Ia ikut duduk di sebelah Seungmin dan mencoba meraih telapak tangan kiri milik sosok itu, tapi Seungmin yang menyadarinya buru-buru menarik tangannya dengan pura-pura ia sibukkan untuk mengetik sesuatu di ponselnya.

"Semua salahku. Aku tau aku jahat karena telah melukaimu. Aku tidak pernah peduli dengan perasaanmu, kan? Kau selalu menahan sakit karena aku, kan?"

Seungmin terdiam sambil mengigit bibirnya. Sejujurnya ia tidak ingin mendengar hal seperti itu lagi.

"Tolong jangan mengungkit hal ini lagi. Aku ingin melupakannya." pinta Seungmin dengan mata yang mulai berair.

Bangchan yang menyadari itu kembali berusaha untuk meraih tubuh Seungmin. Tapi lagi-lagi sosok bermata bulat itu lebih dulu berdiri dan melangkah menjauh dari Bangchan dengan mendekati kaca jendela.

" Seungmin. Aku tau aku telah melukaimu. Tapi aku juga ingin menjadi obat untukmu. Tidak bisakah kau mencoba menerimaku?" seru Bangchan yang sudah mulai ikut berdiri.

Seungmin tersenyum miris mendengarnya.

"Dengan menerimamu sama saja aku kembali menerima rasa sakitku, Bangchan." balasnya.

It's Not Right, I Know ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang