4

692 73 13
                                    

Siang itu dan hari-hari berikutnya, Bangchan dan anggota lain lebih sering menghabiskan waktu hanya untuk berlatih di gedung agensi. Mereka hanya memiliki sedikit waktu untuk beristirahat di malam hari sebelum akhirnya kembali menghabiskan waktu untuk latihan di pagi harinya. Seminggu sudah mereka lalui tanpa merasakan masakan rumah yang khas milik Seungmin maupun Bangchan. Sama seperti waktu yang berjalan cepat menuju hari dimana mereka harus tampil sebagai guest di sebuah acara musik terbesar di negara tersebut.

"Jadi, besok kalian harus kembali ke agensi tepat pukul 8 pagi. Kita latihan sebentar hingga jam 11 siang. Tepat pukul 1, kita akan ke gedung SC untuk melakukan geladi bersih. Paham?" seru sang manager saat mereka dalam perjalanan kembali ke dorm.

"Paham." balas mereka serempak.

"Bagus. Istirahatlah."

Suasana di dalam mobil kembali hening. Kegelapan yang ada di sana membuat suasana seolah-olah semakin mencekik. Bangchan melirik satu per satu anggotanya, menyadari bahwa beberapa dari mereka sudah lebih dahulu memejamkan mata. Hingga mata teduhnya menangkap figure Seungmin yang sedang terpaku menatap keluar jendela mobil dengan tatapan kosong.

'Dia melamun lagi.'

Dengan lembut ia menyentuh samping wajah Seungmin dan menariknya agar bersandar di pundak lebarnya. Mata Seungmin melebar sempurna saat merasakan sentuhan hangat di wajahnya. Buru-buru ia melepaskan tangan tersebut dan menoleh ke arah Bangchan.

"Apa yang kau lakukan?" bisiknya, takut suaranya mengganggu anggota lain atau managernya yang sedang beristirahat.

Meski sejujurnya, ia sedang mati-matian menahan suaranya agar tidak berteriak akibat perlakuan Bangchan barusan.

"Membuatmu tertidur." balas Bangchan pelan tanpa rasa bersalah sedikitpun.

"Aku sedang tidak ingin tidur." seru Seungmin yang kembali menegakkan tubuhnya dan menatap keluar jendela.

Namun beberapa detik kemudian, bukan hanya tangan Bangchan yang menyentuh wajahnya, melainkan lengan kekar yang merengkuh tubuhnya sehingga kini ia bersandar sepenuhnya di tubuh dengan aroma kopi tersebut. Seungmin berani bersumpah bahwa detik itu juga seluruh tubuhnya langsung memanas. Beruntung kegelapan menyelimuti dalam mobil, sehingga ia tidak perlu menyembunyikan wajahnya yang pasti sudah semerah udang goreng.

"Sekarang tidurlah. Aku tau kau lelah. Aku tidak mau melihatmu melamun lagi, oke? Besok kita semua harus tampil maksimal meski hanya geladi bersih." seru Bangchan mengalun tepat di telinga kirinya, membuat tubuh Seungmin merinding dalam diam.

Ia hanya bisa terdiam dan menikmati hangatnya lengan Bangchan yang memeluk tubuhnya. Ia mulai memejamkan mata, mencoba tidur dengan aroma kopi di tubuh Bangchan yang entah kenapa selalu membuatnya merasa tenang. Persetan dengan detak jantungnya yang tidak karuan dan mungkin saja Bangchan juga bisa merasakannya. Ia hanya ingin menikmati hangatnya waktu 15 menit yang jarang ia rasakan ini.

Di sisi lain, Hyunjin yang duduk tepat di kursi belakang Seungmin dan Bangchan hanya bisa menatap tingkah laku dua orang itu dalam diam. Ia tau kalau Seungmin menyukai Bangchan sejak lama. Bila ditanya bagaimana ia bisa tau, jawabannya mudah saja. Wajah dan gelagat Seungmin saat berada di dekat Bangchan tidak bisa menipunya. Karena terkadang ia juga menunjukka hal tersebut bila berada di dekat Jeongin. Hanya saja, satu hal yang membuatnya iri adalah, ia tidak memiliki keberanian seperti Bangchan yang bisa dengan mudah memeluk orang lain seperti itu. Dan sayangnya, Jeongin pun terlalu polos untuk menyadari bahwa ia sudah membuka hatinya sebegitu lebar hanya untuk menunggunya masuk ke sana. Hyunjin melirik Jeongin yang sedang tertidur pulas di pundak Felix. Lihat? Ia bahkan tidak berani hanya untuk memindahkan kepala itu ke bahu lebarnya. Hingga akhir pun ia hanya bisa menatap keluar jendela mobil, membiarkan lampu-lampu jalanan yang berwarna-warni menghipnotisnya dalam diam.

It's Not Right, I Know ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang