18

563 59 9
                                    

Beberapa hari telah berlalu dengan cepat, dan mereka semua telah banyak menyelesaikan jadwal padat yang terus-menerus merantai sampai terkadang waktu istirahat pun terasa tidak ada.

"Terimakasih atas kerja kerasnya~"

"Terimakasih~"

Mereka saling menunduk untuk berterimakasih pada para staf yang ada di sana, sebelum akhirnya kembali masuk ke ruang tunggu dan mengemasi barang-barang mereka.

"Ah~ Capeknya~" keluh Jeongin yang langsung menghempaskan tubuhnya di sofa, malas mengemasi barang-barangnya karena rasa lelah yang menyerang tubuh.

Hyunjin yang masih sibuk memasukkan barang-barangnya ke tas hanya bisa melirik sekilas ke arah kekasihnya itu. Ia sadar kalau sosok manisnya tersebut sebenarnya sedang mengkode dirinya untuk memberinya pijatan, hanya saja ia memang sedang sibuk sekarang.

"Jeongin, bereskan barang-barangmu dulu baru bermalas-malasan." seru Bangchan.

Jeongin hanya mengerang malas sebagai balasan, lalu dengan lambat memasukkan barang-barangnya ke tas. Bangchan yang melihat itu hanya menggelengkan kepala.

"Jeongin."

"Hng?"

Jeongin menoleh dengan malas dan mendapati sosok Hyunjin yang sudah siap dengan tas ransel di bahu kirinya.

"Mau duluan ke mobil? Sepertinya kau sudah sangat capek." lanjutnya sambil tersenyum dan mengulurkan tangan.

Melihat itu, Jeongin langsung memekik senang, lalu menyambar tangan besar Hyunjin. Diambilnya tas ransel miliknya, dan menyeret sosok itu keluar dari sana.

"Ayo!"

"Guys, duluan, ya." seru Hyunjin sambil melambaikan tangannya sebelum akhirnya menghilang dari sana.

Sampai di mobil, seperti biasa mereka mengambil kursi di pojok belakang. Hyunjin menyandarkan kepalanya di kursi sambil memejamkan mata. Ia benar-benar capek, seluruh tubuhnya sakit karena latihan yang terus menerus. Belum lagi work out yang dilakukannya rutin demi menjaga stamina tubuhnya agar tidak drop saat melakukan dance. Padahal ia ingin mendekap sosok Jeongin yang terlihat sama lelahnya dengannya, tapi dengan tubuhnya yang cukup lemas sekarang, ia hanya ingin segera tidur setelah mereka sampai di dorm nanti.

Jeongin yang menyadari raut lelah di wajah Hyunjin tergerak untuk memijat pundak lebar sosok tersebut. Hyunjin pun membuka kembali matanya saat merasakan pijatan halus di pundaknya.

"Apa yang kau lakukan, Jeongin?"

"Aku sedang memijatmu."

Mendengar itu Hyunjin terkekeh pelan.

"Mana ada mijit tapi gak kerasa apa-apa gini."

Dan Jeongin pun langsung memukul pundak Hyunjin dengan keras hingga sang empunya memekik kesakitan.

"Padahal aku sudah berbaik hati." gerutunya.

Hyunjin pun hanya bisa menahan tawanya karena Jeongin memang benar-benar imut saat merasa kesal begini.

"Maaf, jangan marah, dong, kan aku cuma bercanda." bujuk Hyunjin sambil menarik pinggang Jeongin agar lebih mendekat ke arahnya.

Jeongin masih terdiam dengan bibir yang mengerucut, tapi ia tidak menolak saat lengan Hyunjin memeluk pinggangnya, karena ia malah menyenderkan tubuhnya pada tubuh sosok tersebut.

It's Not Right, I Know ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang